🧸Diary Nikah Muda. 43

296K 15K 2.4K
                                    

🎻 NYOMAN PAUL|MUNDUR PERLAHAN

aku update lagi, baru tiga hari gak up ya kayaknya?

Kalo mau cepat update harus semarak ya part ini hehe

Absen dulu ayok setor emot kesayangan kalian 🧸🍑

Selamat membaca 🫡🤘💖

Penantian panjang Bagas tidak menemui kata percuma

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Penantian panjang Bagas tidak menemui kata percuma. Setahun lebih menutup matanya dalam tidur yang panjang, Saras kini membuka matanya lagi. Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit--papanya yang menyetir--Bagas mengunci bibirnya sambil memegangi cincin yang ia jadikan kalung, cincin yang menggantung setia di lehernya selama setahun ini. Ia kalungi karena yakin cincin ini akan kembali ke jari manis pemiliknya.

Sepatunya menjerit saat ia berlari menyusuri lorong rumah sakit. Tiba di depan ruangan Saras, Bagas tidak langsung masuk, ia berdiri di depan pintu. Menarik napas panjang.

Bagas mengusap air matanya yang belum juga mengering sebelum memegang knop pintu. Sar, gue datang sesuai janji gue, lo bakal lihat gue saat lo bangun. Bagas akan menepatinya.

Begitu pintu ia buka, bola mata Saras melirik lambat ke arahnya, di sampingnya berdiri dokter dan perawat.

Senyum Bagas melebar, ia berdiri dengan tubuh berkeringat sedikit jauh dari ranjang Saras.

"Gue datang, Sar." suaranya kelewat pelan. Bagas mengangkat tangan untuk menyapa. "Senang bisa ketemu lo lagi."

Dokter yang sudah selesai memeriksa kondisi vital Saras menghampirinya. "Pasien sudah sadar namun belum memberikan respon baik. Perlu dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui ada tidaknya kehilangan memori dan dampak pasca operasi." penjelasan singkat dokter melemahkan Bagas, senang Saras bisa bangun lagi, hanya saja dirinya harus menemui kemungkinan buruk lain. Tak lebih buruk dari kematian namun bukankah dilupakan oleh orang yang kita cintai juga bukan perkara mudah?

Saras kembali mendapat perawatan intensif. Setelah sadar, ia melakukan serangkaian tes untuk mengetahui kondisi fisiknya. Tak sadar selama satu tahun membuat tubuhnya kaku dan sulit digerakkan, perlu terapi. Beberapa luka dikubitus di belakang tubuh pun tidak bisa dihindari karena berbaring terlalu lama. Dokter bilang Saras mungkin perlu waktu cukup lama untuk pulih normal.

Dan... Hal yang paling Bagas takuti itu datang juga. Satu persatu mereka masuk ke ruangan Saras. Melihat ibu dan adiknya yang masuk, Saras meneteskan air mata.

Bibir kakunya mencoba untuk memanggil. "I-bbu, addek..." tangisannya disambut oleh pelukan rindu ibunya. Seperti bayi yang baru belajar memanggil ibunya, itulah yang ibunya rasakan saat ini.

"Ini Ibu, Nak. Ibu rindu kamu, sudah lama sekali mau dengar suara kamu lagi."

"Akku juga Bu, rassanya uddah lama sekali nndak ketemu Ibu." cara bicara Saras masih tertahan.

Diary Nikah MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang