🧸Diary Nikah Muda. 21

332K 19.5K 1.9K
                                    

Update lagi nih, udah lama gak

Jujur di komen sebelumnya kesel bgt baca yang bilang lama update segala macam

Perasaan gue dah ngomong dah kalau udah mulai kerja, kebayang gak lu bangun subuh balik malam?

Gue usaha kok nulis bahkan di stasiun dan di dalam kereta

Sekian marah-marahnya, minimal baca note penulis biar tau kalau dunia penulis gak tentang nulis doang!

Gue gak mau nulis kalau feel dari guenya gak dapet, karena gue tahu itu ngaruh juga ke perasaan pembaca 😐

Maapin jadi misuh-misuh

Setor absen dulu di sini, masukin boneka ke keranjang 🧸🗑️

Kalian apa kabar?

Ada cerita menarik apa nih?

Part ini panjang, jangan lupa berikan banyak sayanggggg

"Ninda, gimana nilai kamu belakangan ini? Ada peningkatan, Nak? Tersisa setahun lagi lho kamu akan masuk univeritas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ninda, gimana nilai kamu belakangan ini? Ada peningkatan, Nak? Tersisa setahun lagi lho kamu akan masuk univeritas."

Masih pagi di akhir pekan, Ninda sudah harus mendengar bahasan yang merusak moodnya. Sarapannya jadi nggak enak.

"Ninda selalu masuk sepuluh besar kok, Pa. Seharusnya sih masih punya peluang nembus ke univertas negeri ternama apalagi SMA dia termasuk jajaran sekolah unggulan Jakarta," mamanya membela.

"Ya tetap aja, Ma, saingan dia kan juga banyak yang pintar-pintar. Makanya aku tuh kepengin membatasi waktu main Ninda. Kurang-kurangilah keluar malam, pakai waktu yang ada untuk belajar lebih."

Ninda mengunyah makanan di mulut dengan perasaan tidak nyaman.

"Oh ya, soal Saras, kabar dia gimana setelah tinggal sama suaminya? Saras masih aktif masuk sekolah? Kok nggak pernah berkunjung ke sini sejak nikah."

"Masih," jawab Ninda malas.

"Dia sama Bagas tuh beneran nggak dekat sebelumnya? Kok bisa ya dalam keadaan mabuk mereka malah melakukan hal tercela itu?" ungkit papanya. Bikin Ninda kesal.

"Kelihatannya sih gitu, tapi kan nggak tahu mereka di luar sekolah gimana."

Jujur saja sejak Saras hamil anak Bagas, hidup Ninda jadi was-was. Gelap mata membuatnya menggila dan nekat melakukan hal bodoh, kalau saja bisa memutar waktu, ia tak akan menjebak Saras. Dirinya seolah dipasangi bom waktu yang kapan saja bisa meledak.

"Tapi Saras itu gadis baik-baik lho, Nin. Dari yang Papa tahu juga Bagas siswa berprestasi. Papa masih nggak nyangka aja mereka sungguh melakukan hal begitu. Kamu yakin di malam itu mereka tidak dicecoki sesuatu-"

Diary Nikah MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang