GENRE : ROMANCE [Story 3]
Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah.
Saras gadis kampung yang merantau ke kota besar bermodalkan nekat, peluang dan kepintaran yang ia miliki mendapat kesempatan untuk bersekolah...
Up lagi, pada nungguin ya?? Kalo mau cepet up harus ramein dan aktif komen yaa
Mari absen dulu di siniiii 🧸😊
Sudah?
Selamat membaca, cuma mau bilang part ini bakal... Udahlah baca sendiri aja gamau spoiler hihi
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hanya teman adalah kata-kata bualan yang sederhana tapi bikin Bagas tertampar.
Bullshit dan naif, mereka berdua begitu. Dan mungkin selamanya akan berlindung di balik kata teman.
Bagas yang terlalu cupu tidak punya keberanian untuk menyatakan perasaan sementara Saras yang mengira Bagas tidak pernah menyukainya. Karena jika Bagas memang sungguh ada rasa padanya, dia tak akan dibuat bingung oleh Bagas. Semua sikap Bagas membingungkan Saras.
"Muka lo biasa dong, Gas. Lemesin dikit kayak mau ngajak ribut." belum apa-apa Bagas sudah kena tegur Virgo. Habisnya Bagas memasang muka kesalnya sementara Virgo sibuk mengeluarkan barang bawaan dari bagasi mobil.
Sesuai rencana, bulan berikutnya mereka menghabiskan libur akhir pekan di vila keluarga milik Damar.
Bagaimana tidak masam jika Bagas harus semobil dengan Virgo dan Fani yang baru jadian. Sementara Saras di mobil Ilham.
Damar di mobil lain bersama pacarnya, dan mungkin agak di luar rencana, Sandra juga ikut di mobil mereka. Kehadiran Sandra di liburan mereka atas kemauan Sandra sendiri, ia ingin sekali liburan tapi tidak punya tempat dan teman untuk dituju di sini, karena itu Ilham berbaik hati memperbolehkan Sandra ikut. Menolak pun rasanya tidak sopan, apalagi ini aktivitas ramai-ramai.
"Kamu mabuk nggak tadi? Udah laper?"
"Nggak sih, harusnya gue yang nanya, eh maksudnya aku. Kamu capek nggak nyetirnya, Go?"
"Nggak sih, kan nyetirnya di temenin kamu, Fan." inilah hal yang bikin Bagas duduk di tengah dan nggak mau gantian menyetir, ia mual melihat Virgo bermesraan. Mana sudah pakai aku-kamu manggilnya macam pengantin baru.
Muak dan iri beda tipis. Dari Virgo pendekatan sampai jadian pun hubungannya dengan Saras masih jalan di tempat.
Virgo membawa tas Fani, satu tangan lainnya menggandeng Fani masuk ke dalam vila. "Aku bawain kamu novel buat kamu baca siapa tahu kamu bosan selama di sini."
"Nggak bakal bosan sih kan lagi rame-rame ini, pasti seru."
"Apalagi karena ada aku kan, Fan?" keduanya berhenti mengobrol karena di saat yang sama ada Damar dan pacarnya yang terlihat sedang tidak baik-baik saja. Belakangan baru Fani ketahui namanya Namira, gadis keturunan Malaysia Indonesia. Sedang ke Indonesia dalam waktu yang lama karena mengunjungi neneknya yang sakit.
