🧸Diary Nikah Muda. 14

335K 18.6K 1.5K
                                    

Update lagi nih, mon maaf baru up lagi yeh

Selamat natal bagi teman-teman yang merayakan 🌲✨🧸

Absen dulu dong di sini, setor boneka beruang kalian ke keranjang 🗑️🧸

Sudah?

Selamat membacaaa

"Sar, coba tanya, kalau nanti dia lahir bakal sayang nggak sama gue? Atau malah benci karena gue mau gugurin dia?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sar, coba tanya, kalau nanti dia lahir bakal sayang nggak sama gue? Atau malah benci karena gue mau gugurin dia?"

"Ya? Gimana Gas?" Saras yang tadinya sudah berbaring kembali duduk. Ia antusias karena tak pernah menduga Bagas mau berbicara mengenai bayi mereka. Ia kira Bagas sebodo amat itu. "Gimana kalau kamu tanya sendiri ke dia? Dia pasti seneng kok diajak ngobrol sama kamu."

Menyadari kelakuannya ini tidaklah patut, Bagas segera berdiri. Kembali ke setelan pabriknya. "Tadi itu gue cuma penasaran doang. Bukan berarti ada niat mau menjalin kedekatan sama anak lo. Gue mau tidur."

Ia mematikan lampu lalu menutup tubuh dengan selimut. Ngapain gue tadi? Brengsek! Malu-maluin banget. Mau ditaruh mana muka gue besok pagi?!

Di dalam selimutnya, Bagas tak berhenti memarahi dirinya dalam hati. Kelakuannya yang agak random ini memang harus dimusnahkan. Dari mana datangnya rasa ingin menyentuh perut Saras? Bagas agak merinding disko.

Saras yang sudah sedikit senang bagai dihempas ke air comberan. Ia kira pintu hati Bagas sudah terketuk untuk menerima bayi mereka. Nyatanya Bagas masih saja menolak untuk percaya ini hasil buatan mereka.

Saras meraba-raba perutnya dalam kegelapan. Menepuk-nepuk seolah menenangkan bayinya. Bagas benar, calon anaknya masih gumpalan darah namun Saras memperlakukannya sudah seperti anak kecil sungguhan.

Adek, ndak apa-apa ya Bapak sekarang nggak ngajak adek bicara? Nanti kalau kamu udah lahir, mesti dia seneng banget ngobrol sama kamu. Makanya kamu harus cerewet biar ada topik terus sama Bapak.

🧸

Baru bangun tidur dan jalan ke kamar mandi, nyawa belum terkumpul betul, Bagas dikejutkan oleh penampakan Saras yang lagi sementara lepas baju. Keduanya sama-sama saling pandang, lupa bergerak beberapa waktu.

"Bagas kamu lihat apa?!" teriak Saras, ia urung melepas dasternya, untung baru buka kancing depan. Ya walau begitu jelas buah dadanya sudah terumbar. Saras yang malu berjongkok di lantai, tangannya sampai salah kasih masuk kancing baju.

Diary Nikah MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang