Wajib denger musik ini karena vibesnya Bagas dan Saras bgt
🎻BLACKOUT/selalu ada
Mana nih yang nungguin cerita ini? Setor absen dulu yuk 🍑🧸
Minimal koment dong satu aja biar zefmon bisa ngobrol sama kalian di kolom komentar
Sebelum baca, tarik nafas yang dalam karena gue tau ada yang menanti kalian di bawah ini
Selamat membacaaa
Dasar tidak tahu malu! Tidak bisa menjaga harga diri! Lain kali jangan diulangi, bego!
Bagas tak bisa berhenti mengatai dirinya sendiri atas tindakan implusifnya barusan. Ya walaupun memang dia mau tidur bersama, setidaknya dia bisa menerima tawaran Saras dengan cara lebih berkelas, tidak perlu main asal jawab 'mau' secara lantang dan terkesan memang kebelet tidur bareng.
Sekarang Bagas tidak tahu bagaimana harus menghadapi Saras, mau disembunyikan di mana wajah kakunya ini?
Pintu kamar mandi yang terdengar terbuka seketika membuatnya berbaring menyamping.
"Bagas? Loh kamu mau langsung tidur? Nggak mau cuci muka sama sikat gigi dulu?"
"Kayaknya enggak deh. Gue capek, energi kekuras di luar."
"Ohhh. Yaudah deh. Kamu mau dinyalain AC-nya, aku sih biasa nggak pake AC, ndak kuat habisnya."
"Nggak usah aja kalo gitu entar lo ingusan lagi."
Lagi-lagi Bagas menjawab dengan membelakanginya, Saras jadi merasa heran. Apa yang salah di sini?
Bagas sedang mencoba mengontrol akal sehatnya, kebiasaan buruknya adalah berbicara gagap di luar skenario kepala setiap kalo berhadapan dengan Saras. Apa yang di otak akan dikhianati ucapan mulutnya. Bagas tidak mau malu kedua kalinya.
Setelah mengumpulkan kata-kata yang ingin ia jadikan topik bahasan, Bagas membalikkan tubuhnya, siap menghadapi Saras. Lalu dalam sekejap semua kata-katanya buyar terbang entah kemana sesaat setelah menyaksikan Saras sedang mengangkat naik gaun tidurnya sebatas paha atas karena tengah mengoleskan pelembab kulit.
Bagas tidak berkedip, matanya terhipnotis oleh kulit kecokelatan Saras. Ia sudah coba untuk mengontrol caranya menatap tapi tegukan salivanya tidak bisa ia tutupi.
Ia teringat pernah melihat setubuh-tubuhnya Saras kala sedang tak sadarkan diri.
Tanpa bermaksud menggoda Bagas, Saras melanjutkan memakai pelembabnya, kini beralih ke lengan tangan.
"Aku kira kamu udah tidur, Gas."
Bagas berkedip cepat. "Tadinya. Cuma sekarang nggak ngantuk lagi." menduga maksud tatapan Saras sekarang menuduhnya, Bagas segera mengklarifikasi, "Oh enggak, ini nggak kayak yang lo pikirin. Otak gue nggak gitu ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Nikah Muda
RomanceGENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota besar bermodalkan nekat, peluang dan kepintaran yang ia miliki mendapat kesempatan untuk bersekolah...