Rosie melangkah tenang ke arah ruang tamu setelah membawa gelas susu yang tadi Remon antarkan padanya ke dapur. Gadis itu dapat melihat Junhoe yang tengah duduk diam di ruang tamu sambil menunduk. Lelaki itu tak melakukan apa-apa, sekalipun melihat ponselnya.Menghela nafas, Rosie melangkah dan mendekati lelaki itu. Berdehem pelan hingga lelaki itu mendongak dengan tatapan polosnya. Hanya beberapa detik hingga tatapan itu akhirnya berubah menjadi tatapan berbinar.
"Rosie," ucapnya pelan.
Rosie tak langsung menjawab. Gadis itu memilih untuk duduk di sofa yang ada di seberang Junhoe. Membuat lelaki itu beranjak dan jadi duduk di sampingnya. Lalu, menciptakan suatu perasaan aneh dalam dirinya.
Namun, ia berusaha tenang. Menoleh dan menatap Junhoe yang kini menatapnya intens.
"Ros, gue minta maaf soal..."
"Gak pa-pa," belum sempat Junhoe menyelesaikan ucapannya, Rosie sudah memotongnya dengan sebuah kalimat. "Lo kan gak tahu."
Junhoe terdiam, merasa semakin bersalah. Bersahabat sejak kecil dengan Sohyun dan Yoojung membuat ia sedikit banyak mengerti tabiat para cewek. Apalagi dengan ditambah punya seorang kakak perempuan.
Junhoe tahu, saat cewek mengatakan jika tak apa-apa, maka sebenarnya ada apa-apa.
Kasusnya selalu seperti itu.
Tapi, apakah kasusnya dan Rosie saat ini sama saja?
"Tapi, gue ngerasa bersalah, Ros. Apalagi sempat marah tadi," ucap Junhoe pelan. Lelaki itu kini menunduk dan enggan menatap Rosie.
"Ya, gak apa-apa, June. Lupain aja. Lo gak tahu dan gue ngerti kok."
Junhoe kembali mendongak, menatap Rosie yang kini tengah tersenyum tipis. Membuat Junhoe yang melihatnya mengingat saat pertama ia melihat gadis itu.
Junhoe ingat, hari itu hari pertama sekolah pada tahun ajaran ini. Dan ia pertama kali melihat Rosie saat gadis itu berbicara dengan Yoojung. Rosie saat itu tersenyum tipis juga, membuat wajahnya terlihat begitu cantik di mata Junhoe hingga ia terpesona dengan bodohnya.
Dan kini, saat melihat senyum tipis itu lagi, Junhoe tak bisa berbohong jika ia kembali terpesona.
"Ros?" panggil Junhoe, membuat Rosie menatapnya.
"Hm?"
Junhoe dapat melihat jika gadis itu tengah mengangkat sebelah alis, menatapnya dengan tatapan bertanya.
"Lo beneran gak marah sama gue kan?"
"Kagak elah," jawab Rosie gemas. Kenapa Junhoe menanyakan hal yang sudah jelas jawabannya sih? "Kenapa sih lo mikir kalau gue marah sama lo?"
"Ya, kan tiap hari lo marah sama gue."
Rosie memutar bola matanya malas saat mendengar ucapan Junhoe. "Itu bedalah, ogeb. Kelakuan tiap hari emang kayak setan. Ngumpan semua orang buat marah terus sama lo."
"Gak semua orang ih," jawab Junhoe cepat. "Cuma lo doang."
Rosie diam dan enggan membalas ucapan Junhoe. Membuat Junhoe kembali membuka mulutnya dan mengatakan sesuatu yang membuat ia kembali menatap lelaki itu.
"Ros, kenapa lo suka marah kalau gue rusuh? Lo gak suka banget ya sama yang kayak gitu?"
"Hm," Rosie mengangguk dua kali. "Gak bisa konsen kalo ada yang rusuh gak jelas kayak lo."
"Bukan gue aja kali. Hana noh lebih rusuh. Chanwoo sama Jungkook juga. Bobby sama yang lainnya."
"Tapi mereka diam kalau dibilangin. Lah elo? Boro-boro diam, nantangin orang buat ribut ada."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Enemy (Junhoe-Rose)
FanfictioniKON School Life (New Version) Junhoe kerjaannya ribut mulu. Dan Rosie adalah yang paling gak suka kalo dia mulai ribut. Tapi, kok lama-lama mereka jadi keliatan manis ya? Harap meninggalkan jejak untuk menghargai setiap karya yang ditulis. YoaMaria