Sembilan

2.4K 275 10
                                    


Rosie saat ini tengah berada di ruang latihan ekskul tari bersama Jisoo dan Jennie. Mereka bertiga sedang sibuk membicarakan rencana koreografi untuk tarian mereka pada saat lomba tari nanti, sambil menunggu Lisa yang katanya sedang ke toilet. Sekedar informasi, mereka memang ditunjuk sebagai perwakilan sekolah untuk lomba itu.

Sementara itu, Sohyun dan Hanbin yang bertugas sebagai pengawas mereka, kini masih dalam perjalanan usai menemui Mr. Jiyong, sang wali kelas.

"Ck, apa sih, Jun?" Hanbin berdecak sebal, lalu mendorong wajah Junhoe yang sudah mengekorinya dan Sohyun sejak mereka keluar ruang guru. Entah apa yang mau dilakukan lelaki tinggi itu, Hanbin tak peduli dan tak mau peduli. Apalagi Sohyun walau gadis itu adalah sahabat Junhoe sejak kecil. "Ganggu mulu, lo."

Junhoe yang sejak tadi berjalan di samping Sohyun, balas berdecak lalu menoleh dan menatap malas Hanbin.

"Kenapa sih, lo? Gue kan gak ngomong sama lo!" balas Junhoe masa bodoh, lalu kembali menatap Sohyun dan melanjutkan obrolan mereka. Dan Hanbin yang melihat mereka hanya mendengus sebal, merasa kesal sendiri dengan Sohyun yang selalu berbeda jika dengannya.

"Jadi, lo mau ngapain? Ngomong gak jelas dari tadi, gue tahu kalo lo mau sesuatu," Sohyun yang sejak tadi hanya diam dan mendengar sahabatnya itu mengoceh, akhirnya membuka suara, menanyakan maksud sahabatnya itu.

Mendengar pertanyaan itu, Junhoe lantas nyengir. "Ih, Oyun tau aja deh. Jadi makin sayang deh."

"Geli, nyet!"

Junhoe tak menggubris celetukan Hanbin, hanya Sohyun yang terlihat meliriknya tanpa ekspresi.

"Jadi, apa?" tanya Sohyun lagi.

"Gue ada perlu sama Rosie," jawab Junhoe.

Sohyun menautkan alisnya dan menatap sahabatnya itu dengan tatapan bingung. "Mau ngapain? Berantem?"

Sohyun jelas akan mempertanyakan hal itu. Pasalnya, setiap bertemu dengan Rosie, Junhoe selalu membuat ulah yang berujung pertengkaran mereka.

"Kagak elah," jawab Junhoe cepat, membuat baik Sohyun dan Hanbin merasa tak yakin dengan jawabannya.

"Apanya yang kagak, nyet?" kini giliran Hanbin yang bertanya dengan sarkas. "Tadi aja lo abis beramtem sama dia." lanjutnya kemudian. "Gak bisa apa, sehari aja lo sama dia sayang-sayangan? Capek gue ngeliat lo berdua berantem mulu."

"Ya, ini nih bentuk sayang-sayangan gue sama dia."

Balasan Junhoe sukses membuat Hanbin dan Sohyun mengumpat dalam diam. Entah sudah rusak atau apa, yang jelas, bagi mereka, otak Junhoe harus diupgrade.

"Buat apaan?" tanya Sohyun lagi. "Lo jangan ganggu ya? Ini waktu latihan mereka gak banyak."

"Iya, tenang aja."

"Serah lo dah."

Tanpa ketiganya sadari, mereka kini telah berada di depan pintu ruang latihan. Dan tanpa mengetuk serta meminta, Junhoe dengan tak tahu dirinya meraih gagang pintu dan membukanya begitu saja, membuat tiga gadis yang ada di ruangan itu sukses menatapnya heran.

"Lah, kok lo yang ke sini?" Jisoo yang merasa heran, membuka pertanyaannya lebih dulu. Seingatnya, Hanbin dan Sohyun lah yang akan datang selain Lisa. Lantas, apa yang lelaki itu lakukan?

"Gue ada perlu ama bebeb Ocie," jawab Junhoe tanpa dosa.

Jawaban Junhoe sukses membuatnya mendapat lemparan onggokan kertas yang Rosie dapat entah dari mana. Belum cukup sampai di situ, Hanbin yang sudah ingin masuk, mendorongnya dengan sebal, membuatnya terjungkal dan hampir jatuh tersungkur.

Fake Enemy (Junhoe-Rose)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang