Junhoe mengerjap, mengalihkan tatapan dari layar ponselnya, lalu melirik Hana yang duduk tenang di depannya. Gadis itu menampilkan wajah datar dan terlihat tenang memainkan ponselnya, berbeda sekali seperti biasanya. Di sisi kanan gadis itu, ada Chanwoo yang hanya duduk tenang dalam diam tanpa melakukan apapun. Lelaki berlesung pipi itu hanya tetap menatap Hana yang terlihat acuh padanya."Jun," Junhoe kembali mengerjap, kini menoleh ke sisi kanannya di mana Rosie tiba-tiba duduk di sana dengan tenang. Gadis itu duduk berlawanan arah dengannya. Karena bangku yang mereka duduki saat ini tidak ada sandarannya, jadi Junhoe duduk menghadap Hana dan Chanwoo, sementara Rosie sendiri membelakangi mereka.
Mata lelaki itu lantas melebar, dengan binar bahagia juga semburat merah yang perlahan menghiasi wajahnya, karena kelewat senang gadis itu tiba-tiba duduk di sampingnya seperti itu. Beberapa detik kemudian, sebuah senyum terbit, membuat gadis berambut panjang yang ia tatap itu berusaha agar tidak terpesona pada senyumnya.
"Iya, Ci?" tanyanya manis.
Rosie mengerjap sekali, lalu menghembuskan nafas panjang, seperti ada beban berat hanya untuk melakukan apa yang tengah ia lakukan saat ini.
"Rapatnya kapan mulai?" tanya gadis itu tenang. Kini mengalihkan tatapannya dari Junhoe dan menatap rombongan Yoojung dan teman kelasnya yang lain, yang duduk di bangku yang ada di taman depan sekolah. Gadis itu ingat jika kehadiaran mereka sore ini di sekolah adalah untuk rapat persiapan pesta sekolah bulan depan nanti. "Yoojung sama yang lainnya juga nanya. Hanbin sama Sohyun juga kemana?"
Junhoe mengerjap lagi, memikirkan jawaban atas pertanyaan yang gadis itu ajukan padanya. Sebenarnya tidak ada masalah. Hanya saja...
"Kok, lo malah nanya sama gue?"
Kenapa Rosie harus bertanya padanya? Padahal, gadis itu bisa bertanya pada Hana yang lebih tahu tentang Hanbin. Atau Yoojung yang juga sahabat Sohyun. Kenapa harus dia?
Sementara itu, Rosie terlihat mendengus malas. Niatnya ingin bertanya baik-baik dan membuka obrolan baik seperti yang dipaksakan Yoojung. Tapi, emang yang namanya Koo Junhoe itu sialannya minta ampun. Ngajak berantem mulu.
"Ya, nanya sama lo lah," jawab Rosie berusaha sabar.
"Kenapa gak ke Yoojung aja?"
Rosie mendengus lagi, kini menoleh dan menatap malas lelaki itu.
"Kalo dia tahu, ngapain gue repot-repot nanya sama lo?"
"Hana gih," balas Junhoe melirik Hana yang masih sibuk dengan ponselnya. "Lebih tahu tentang si ketua kelas."
Rosie diam sesaat kini. Lalu dengan ekor matanya, melirik Hana dan Chanwoo yang duduk di hadapan Junhoe. Gadis itu lalu mencuatkan bibir dan tanpa sadar, sudah maju merapat pada Junhoe, hingga jarak mereka semakin tipis.
"Gak enak, Jun," ucapnya berbisik.
Junhoe yang baru saja merasa gemas dan melambung tinggi karena tingkah Rosie jadi mengerjap. Berusaha untuk tetap tenang dan tidak berteriak kegirangan. Lelaki itu lalu merunduk, menatap tepat mata Rosie yang juga menatapnya polos dengan bibir yang mencuat kecil.
"Kok gak enak?" tanyanya heran.
Rosie melirik lagi dua orang yang masih duduk di hadapan Junhoe itu. Masih dengan posisi yang sama, ia kemudian mendongak dan menatap Junhoe lagi.
"Mereka kayaknya lagi berantem deh, Jun. Diem-dieman gitu. Gak enak aja kalo tiba-tiba gue ke sana terus ngomong sama mereka."
Junhoe mengerjap, lalu menoleh pada Hana dan Chanwoo yang masih tenang tanpa ada reaksi sedikitpun. Dan Junhoe baru sadar jika memang ada yang aneh dari kedua temannya itu. Hana yang biasanya heboh dan rusuh bahkan tidak mengatakan apapun saat ia dan Rosie duduk seperti saat ini. Padahal, ia yakin, gadis itu tadi sempat melirik mereka saat Rosie baru duduk dan menyapanya. Hana juga tidak ribut saat baru datang tadi. Dan ya.. Gadis itu datang sendiri. Tanpa Chanwoo yang biasa bersamanya ataupun Hanbin. Dan dia sama sekali tak mengatakan apapun.
"Hm, kayaknya emang berantem, Ci," sahut lelaki itu beberapa saat kemudian. "Marahan lebih tepatnya."
"Loh, Hana tahu marah juga?" ceplos Rosie begitu saja. Dan saat sadar, gadis itu segera menutup mulutnya lalu menoleh pada Hana yang kini sudah menatapnya. Namun seakan tak peduli, gadis berambut pendek itu lalu kembali merunduk dan fokus pada ponselnya.
"Gak enak ya kayak mereka, marahan diem-dieman kayak gitu," celetuk Junhoe tiba-tiba. Lelaki itu berucap tanpa beban, seakan orang yang ia bicarakan tidak ada. Padahal, orang itu ada satu meter di depannya. Bego emang.
Lelaki itu selanjutnya menoleh, menatap Rosie yang kini juga menatap Hana dan Chanwoo.
"Ci," panggilnya kemudian, membuat gadis itu menatapnya dengan kedua alis terangkat. "Lo kalo marah sama gue, ajak berantem aja kayak biasa. Jangan diem-diem kayak gitu. Gak enak. Gue liat mereka aja gak enak, apalagi kalo ngerasainnya sama lo."
Rosie terdiam. Tatapannya terkunci pada manik Junhoe. Dan setelah mendengar penuturan lelaki itu, ia rasanya ingin berteriak. Terlalu menyentuh hingga ia bisa merasa kedua pipinya memanas. Mungkin sudah merona.
"DASAR SEMPAK KUDA! SADAR GAK SIH KALO YANG LO GIBAHIN ITU ADA DI DEPAN LO?!"
Sebuah teriakan tiba-tiba membuat keduanya terkesiap. Saling mengerjap kaget dan kompak menoleh pada Hana, si pemilik teriakan tadi. Gadis berambut pendek itu terlihat tenang, masih merunduk pada layar ponselnya. Sementara Chanwoo di depannya sudah membuang muka, merasa sedikit malas untuk melihat kebodohan Junhoe.
Hana tiba-tiba mendongak, melempar tatapan tajamnya pada Junhoe dan Rosie, membuat kedua orang itu kompak saling merapat karena takut diamuk gadis itu.
"Bilangin yang lain, ke Phoenix sekarang," ucap gadis itu datar.
"Ngapain?" tanya Junhoe sedikit takut. Masih belum terbiasa dengan tatapan tajam Hana.
"Rapatnya pindah di sana," jawab Hana acuh sambil beranjak bangun dari duduknya. "Abang gue mau ngasih peje," lanjutnya lalu berjalan masa bodoh.
"Na, gue gak diajak?" Chanwoo berdiri, kini mulai mengekori Hana yang sudah melangkah keluar halaman sekolah.
"Asyik peje. Makan gratis," Junhoe yang sudah semangat karena ucapan Hana tadi melompat girang. Membuat Rosie mendongak dan menatapnya heran.
"Hanbin yang mau ngasih peje, Jun?" tanya Rosie tiba-tiba, membuat Junhoe yang sudah akan teriak memanggil temannya yang lain jadi merunduk dan kembali menatap gadis itu. "Emang dia jadian sama siapa?"
Lelaki menarik kedua ujung bibirnya, membentuk sebuah senyuman manis di wajah tampannya.
"Hanbin jadian ama Sohyun," jawabnya sambil mengulurkan tangan, meraih lengan Rosie dan menarik gadis itu agar berdiri. "Jadi, ayo kita nyusul."
Rosie menautkan alisnya, tak paham maksud lelaki itu.
"Ke mana?"
"Ke Phoenix aja dulu. Jadiannya nanti."
<*fake enemy*>
YoaMaria
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Enemy (Junhoe-Rose)
ФанфикiKON School Life (New Version) Junhoe kerjaannya ribut mulu. Dan Rosie adalah yang paling gak suka kalo dia mulai ribut. Tapi, kok lama-lama mereka jadi keliatan manis ya? Harap meninggalkan jejak untuk menghargai setiap karya yang ditulis. YoaMaria