"OCIE!"Rosie yang akan melangkahkan kakinya untuk menapaki tangga menuju lantai tiga di mana kelasnya berada dengan terpaksa menghentikan langkahnya, begitu suara serak berat yang ia kenal terdengar. Dengan sorot mata heran dan kedua alis yang bertautan, gadis itu lalu menoleh ke belakang.
Sosok Junhoe sedang berlari kecil ke arahnya dengan diiringi berbagai tatapan dari orang-orang yang ada di sekitar situ. Beberapa meter di belakang lelaki itu, ada Hana, Hanbin dan Chanwoo yang mengekor.
"Kenapa?"
Junhoe yang baru tiba di depan gadis tinggi itu tak dapat menahan dirinya untuk tersenyum. Membuat Rosie semakin heran.
"Berangkat sama siapa tadi?" tanya balik Junhoe.
"Abang," jawab gadis itu seadanya, membuat Junhoe manggut-manggut. Lelaki itu lalu menatap Rosie lagi.
"Bagus deh," ucapnya setelah itu. "Tadi pagi gue mau jemput. Tapi gak ada kuota, jadi gak bisa hubungin lo."
Lanjutan ucapan Junhoe sukses membuat Rosie melebarkan matanya. Gadis itu tidak mengerti, untuk apa Junhoe ingin menjemputnya?!
"Kenapa lo mau jemput gue?" tanyanya kemudian.
"Emangnya gak boleh?" tanya balik Junhoe.
Rosie menggeleng. Entah mengapa merasa aneh sendiri. Ada rasa tak enak yang tiba-tiba menyusup masuk ke dalam hatinya. Seperti rasa takut akan suatu alasan yang tak bisa ia jelaskan.
"Boleh sih," jawab gadis itu sedikit ragu. "Cuma..." sehingga ia tak tahu bagaimana menyelesaikan lanjutan kalimat itu.
"Apa?" tanya Junhoe dengan kedua alis yang bertautan dan rasa penasaran yang tinggi.
"Alasan lo ngelakuin itu apa?"
"Kenapa harus ada alasan?"
"Gue butuh alasan!"
"Kenapa?"
Rosie mati-matian menahan dirinya agar tak maju dan menabok kepala Junhoe. Ia tak mau merusak keakraban yang tiba-tiba dibangun Junhoe. Karena nyatanya, inilah hal yang paling ia inginkan sejak pertama kenal lelaki itu.
Tapi, Junhoe tetaplah Junhoe. Lelaki itu terlalu menyebalkan. Dan sekalipun mereka punya kesempatan untuk ngobrol dekat seperti ini, lelaki itu tetap punya celah untuk membuatnya kesal.Rosie menghela nafas, berusaha menelan kembali kekesalannya. Ia lalu menatap Junhoe sekilas sebelum membuang tatapannya ke sembarang arah.
"Gue gak mau lo ngelakuin itu karna lo ngerasa bersalah udah ninggalin gue kemarin."
Jawaban Rosie seketika membuat Junhoe diam. Lelaki itu bahkan menipiskan bibirnya, menatap gadis tinggi di hadapannya dengan tatapan tak terbaca. Ia juga tidak tahu harus mengatakan apa pada gadis itu.
"Atau karna lo kasihan sama gue," Rosie berbicara lagi, lalu mendongak dan menatap Junhoe tepat pada matanya. "Gue gak mau."
Junhoe masih diam. Sibuk mencerna setiap kata yang Rosie ucapkan. Ia tidak tahu pasti bagaimana perasaannya kini. Yang jelas, ada berbagai rasa yang tak enak. Dan ia tak tahu bagaimana menjelaskan semua perasaan itu.
"Waaahh, tumben akur."
Suara Hana yang tiba-tiba terdengar membuat Junhoe kembali ke dunia nyata dan Rosie mengalihkan tatapannya dari Junhoe. Kedua orang itu lalu melempar tatapan datar mereka pada Hana yang kini sudah ada di dekat mereka dengan Chanwoo dan Hanbin di dekatnya.
Mendapat tatapan datar Junhoe dan Rosie, Hana lantas merengut lalu mundur selangkah. "Ya udah, santai aja dong!" ucapnya sewot lalu berbalik, melanjutkan langkahnya dengan kesal, diikuti Hanbin dan Chanwoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Enemy (Junhoe-Rose)
FanficiKON School Life (New Version) Junhoe kerjaannya ribut mulu. Dan Rosie adalah yang paling gak suka kalo dia mulai ribut. Tapi, kok lama-lama mereka jadi keliatan manis ya? Harap meninggalkan jejak untuk menghargai setiap karya yang ditulis. YoaMaria