Junhoe keluar kamarnya dengan semangat. Lelaki itu sudah mandi bersih dan pakai baju bagus. Rambut hitamnya ia tata sedemikian rupa sehingga siapa saja yang melihatnya akan mengatakan jika ia ganteng.Ya, Junhoe memang ganteng. Hanya saja, suka bikin emosi. Itu kata Rosie.
Junhoe sudah turun, kini melangkah semangat ke arah dapur, hendak pamit dengan ibu dan kakaknya kalau ia akan pergi. Sekalian minta doa, biar jalannya sama si cinta berhasil.
"Jun, mau ke mana?"
Junhoe menoleh saat ia baru memasuki dapur dan malah menangkap suara Sohyun. Benar saja, gadis cantik berponi rata yang berstatus sebagai kekasih Hanbin itu kini sedang duduk di kursi yang menghadap meja makan yang letaknya di sebelah dapur, hanya dipisahkan oleh sebuah meja bar. Ada Yejin juga di sana.
Junhoe memutar langkahnya, tak jadi ke dapur dan menghampiri Sohyun dan Yejin yang tengah menata kue pesanan pada kotak-kotak. Memang, kakak perempuannya itu punya sebuah toko kue di depan komplek perumahan mereka. Sehingga tak jarang menerima pesanan kue yang bukan hanya dibuat di toko kue itu tapi juga di rumah.
"Mau jalan sama bidadari," jawab Junhoe saat sudah tiba di meja makan. Lelaki itu kini menatap kue apa saja yang dibuat sang kakak.
"Bidadari siapa?" tanya Sohyun tak paham. Setahunya, Junhoe itu suka Rosie. Tapi, mengingat kebiasaan kedua orang itu di sekolah, Sohyun tak yakin jika Junhoe akan pergi dengan Rosie sore ini.
"Ada," jawab Junhoe sok misterius, membuat Sohyun mencibir kecil. "Nanti juga lo tahu."
Lelaki itu beralih, kini hendak mengambil salah satu kue yang akan Yejin bungkus. Namun, belum sempat ia menyentuh kue itu, tangan Yejin lebih dulu menyentuh tangannya dengan keras.
"Anjir, kak. Sakit," Junhoe mengadu sambil mengelus tangannya yang panas akibat ulah sang kakak.
"Ya, lo mau ngapain?" tanya Yejin.
"Mau nyicip, kak. Siapa tahu aja bisa dibawain buat bidadari gue," jawab Junhoe masih mengelus pelan tangannya.
"He, lo kayak belum pernah makan kue buatan gue aja."
"Ya udah kalo gitu, minta sekotak dong. Mau bawain buat bidadari gue."
"Gak ada. Ini pesanan orang," sahut Yejin tak peduli.
"Kan bisa buat lagi, kak."
"Yeu, centong nasi. Lo pikir gue apaan?!"
"Sekotak doang elah, kak. Buat adek ipar lo juga."
Yejin yang akan membuka mulutnya hendak menjawab Junhoe jadi mengatup kembali bibirnya. Gadis yang baru selesai dengan kuliahnya itu lantas mendongak, menatap adik lelakinya yang kini masih menatap kue buatannya.
"Buat siapa lo bilang?" tanya Yejin memastikan.
Junhoe mengerjap, lalu menoleh dan menatap sang kakak yang kini menatapnya tepat. Ada kebingungan di sana, namun ia sama sekali tak mengerti untuk apa kebingungan itu.
"Buat adek ipar lo," jawabnya kemudian.
"Lah, lo pacaran sama siapa, Jun?" pertanyaan itu datang dari Sohyun yang juga kelihatan bingung. "Kok gak cerita? Lo gak mungkin udah jadian sama Rosie. Orang tadi Sae bilang kalian berantem."
"Rosie siapa?"
Yejin lagi yang bertanya.
Junhoe berdecak. Merasa kedua orang itu terlalu banyak ingin tahu.
"Berisik ah! Jadi ngasih gue kue gak?" tanya lelaki itu berusaha mengalihkan pembicaraan. Ia belum mau membicarakan apapun tentang Rosie dengan Sohyun ataupun Yejin sebelum mereka jadian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Enemy (Junhoe-Rose)
Hayran KurguiKON School Life (New Version) Junhoe kerjaannya ribut mulu. Dan Rosie adalah yang paling gak suka kalo dia mulai ribut. Tapi, kok lama-lama mereka jadi keliatan manis ya? Harap meninggalkan jejak untuk menghargai setiap karya yang ditulis. YoaMaria