Tiga

3.1K 384 16
                                    


"HEH!"

Junhoe mengatupkan bibirnya begitu suara imut Rosie justru terdengar galak saat membentaknya seperti itu. Lelaki itu lalu mundur selangkah saat Rosie bergerak maju selangkah ke hadapannya.

"A-apa, lo?" tanya Junhoe berusaha terlihat tenang walau tatapan tajam Rosie kini seakan menyudutkannya.

Tangan Rosie begerak cepat, menabok kepala Junhoe begitu saja. Ia kesal setengah mati karena lelaki itu seakan menantangnya karena ia marah atas keributan yang baru saja mereka ciptakan.

Rosie tak suka keributan dan mungkin beberapa orang lain di kelas itu seperti Jennie, Saeron dan Hayi juga. Itu sebabnya ia marah. Lagi pula, apakah orang-orang seperti Junhoe ini tidak punya pekerjaan lain selain ribut karena hal tak penting?

"Lo pikir kelas ini punya lo doang? Lo pikir lo ribut gitu yang lain gak keganggu?" tanya Rosie masih dengan galaknya.

Junhoe merengut sambil mengelus kepalanya yang panas akibat tabokan Rosie yang lebih sakit dari jambakan Yoojung yang ia terima tadi pagi. Detik berikutnya, lelaki itu kembali maju selangkah seakan ingin membalas perbuatan Rosie.

"Kalo orang lain yang keganggu, kenapa lo yang sewot?"

"GUE JUGA KEGANGGU!"

Rosie tak tahan lagi. Junhoe dan wajah songongnya yang menyebalkan itu membuatnya kesal dan ingin menabok lelaki itu lagi. Kenapa sih Junhoe tak bisa mengalah saja padanya? Meminta maaf dan membuat kekacauan itu tidak berlanjut?!

"Ini kenapa?"

Semua yang ada di kelas sontak menatap Hanbin yang kini berdiri di pintu kelas. Sang ketua kelas terlihat heran dengan keadaan kelas yang berantakan dan posisi semua orang yang diam tak bergerak dan hanya menatap ke satu titik, Junhoe dan Rosie yang masih di tempat mereka masing-masing dengan saling melempar tatapan tajam.

"June, lo ngapain?" tanya Hanbin lagi.

Junhoe masih tak bergerak. Ia masih menatap tajam Rosie yang juga masih dalam posisi yang sama.

Hanbin berdecak saat tak ada yang menjawab pertanyaannya. Bahkan Hana yang biasanya akan menjawab apa saja yang ia bisa, kini terlihat meringkuk di balik punggung Taeyong.

"Ya udah, jadi patung aja lo semua!" ucap Hanbin kesal lalu berjalan menghampiri Junhoe dan menarik lelaki itu keluar.

"Lo ikut gue sini!"





<*fake enemy*>





"Ci, lo gak pa-pa?" Jennie mengajukan pertanyaan itu setelah kelas telah kembali tenang dan kini ia duduk bersama Rosie di meja Rosie.

Rosie tak menjawab pertanyaan Jennie. Gadis itu menghela nafas pelan sambil menatap kertas gambarnya yang terletak begitu saja di atas meja. Gambar yang tadi sedang ia kerjakan itu kini berantakan akibat ulah Junhoe yang menyenggol mejanya. Dan saat melihat gambar itu, rasa kesalnya pada lelaki itu kembali muncul.

"Lo lagi gambar apaan, sih? Sampe marah gitu pas dia nyenggol?" tanya Jennie lagi.

Gadis itu kini melirik ke kertas gambar yang ada di meja Rosie, memastikan jika sahabatnya itu memang tengah menggambar sesuatu. Dan pada saat ia melihat apa yang ada di kertas gambar itu, matanya melebar dengan mulut yang terbuka.

"Lo gambar dia, Ci?"

"Diem lo!"

Jennie mengatupkan bibirnya saat suara tajam sahabatnya itu seakan menusuk masuk ke dalam telinganya.

Rosie sendiri semakin kesal saat pertanyaan Jennie sampai ke telinganya. Dan setelah menyuruh Jennie diam dengan galaknya, gadis itu meraih kertas gambarnya lalu meremasnya begitu saja. Tiga detik setelah itu, ia berbalik ke belakang, lalu membuang onggokan kertas yang ada di tangganya ke dalam tempat sampah di sudut kelas yang tak jauh dari tempat duduknya.

"Ci, lo marah sama dia padahal lo lagi gambar dia..."

"Diem, Jen!" balas Rosie cepat sebelum Jennie dan kalimatnya itu selesai. "Gue lagi kesel! Dan gue gak mau nabok lo!"

"Tadi kan udah nabok June?!"

"Jennie!!"

Jennie kembali mengatupkan bibirnya. Menghadapi Rosie yang sedang kesal karena gambarnya dirusak lebih menyeramkan dari pada menghadapi gadis itu saat sedang PMS. Jadi, sebaiknya Jennie mundur saat ini.

"Ci, lo gak pa-pa kan?"

Rosie mendongak, menatap Yoojung yang kini sudah ada di depan mejanya dengan Sohyun di belakang gadis itu. Sebelah alisnya terangkat saat ia menangkap ekspresi khawatir di wajah Yoojung.

"June buat gambar lo rusak ya?" tanya Yoojung lagi.

"June emang keterlaluan, kalo dia macem-macem, tabok aja lagi," lanjut Sohyun tanpa dosa, membuat Yoojung mengangguk cepat.

"Iya, tabok aja. Jambak juga boleh. Kalo perlu, mutilasi dia."

"Jung, Rosie gak mungkin kali mutilasi June. Nanti dia...."

"JENNIE, LO NGOMONG LAGI, GUE TENDANG LO!"





<*fake enemy*>





Junhoe merengut setelah Hanbin menasehatinya agar tak membuat masalah dulu di hari pertama sekolah. Apalagi dengan anak perempuan seperti Rosie. Bukan apa-apa, tapi nanti Junhoe juga yang malu kalau masalahnya jadi besar dan menyebar. Mau ditaruh di mana muka gantengnya kalau sampai ia ketahuan bermasalah dengan gadis semacam Rosie?

"Jun?"

Junhoe menoleh saat sebuah suara terdengar dari pintu kelas. Dirinya yang saat ini ada di koridor di depan pintu kelas sontak menoleh dan ia dapat melihat Yugyeom serta Jungkook yang kini berjalan keluar dari kelas.

"Bantuin, nyet! Lo enak aja bikin berantakan kelas tapi gak mau beresin," ucap Yugyeom saat sudah berdiri di samping Junhoe.

Junhoe sendiri hanya mendengus, merasa malas menjawab ucapan tak penting Yugyeom.

"Btw Jun, itu gimana rasa tabokannya Rosie?" tanya Jungkook tanpa melihat raut kesal yang menghiasi wajah Junhoe.

"Pedes kayak mulut lo!" jawab Junhoe kesal, membuat Yugyeom terkekeh kecil dan Jungkook tertawa lebar.

"Sorry, Jun. Tapi gue gak pedes. Yang pedes Hana!"

"Serah lo, anjir!" balas Junhoe masih kesal. Apalagi saat suara tawa Jungkook terdengar semakin nyaring.

"Lagian elo, sih! Gue kan udah bilang kalo si Rosie tuh galak. Masih aja lo nantangin," ucap Jungkook dengan nada bijak dan sok menasehati, membuat Junhoe mengumpatinya begitu saja.

"Tapi ya, Jun, masih bagus itu lo cuma ditabok. Belum ditendang," celetuk Yugyeom.

"Lah iya," Jungkook membalas celetukan Yugyeom dengan hebohnya. "Gue ingat pas kelas sepuluh dia pernah nendang si Bambam gara-gara si Bambam godain dia,"

Junhoe menautkan alisnya. Ucapan Jungkook bukannya membuat ia merasa takut pada sosok Rosie. Ia kini penasaran. Walau ia pernah merasakan tabokan Rosie, ia jutru ingin tahu, bagaimana sakitnya tendangan Rosie, sehingga para buaya macam Jungkook pun memilih mundur dari pada mendekati gadis bersuara imut itu.





<*fake enemy*>




HAPPY NEW YEAR, TEMAN-TEMAN...

Kamarin aku masih tahun baruan jadi gak muncul, hehe....


YoaMaria

Fake Enemy (Junhoe-Rose)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang