Tiga Puluh

2K 212 29
                                    


"Apa sih, setan? Jijik gue ngeliat lo masang muka sok galau gitu!"

Hana mendengus, kini menusuk potongan buah pada piring berisi rujak yang ada di depannya. Gadis itu makan dengan tenang, mengabaikan Junhoe dengan wajah melaratnya yang tak pernah hilang sejak muncul di sekolah tadi pagi. Hingga saat ini, saat mereka membolos bersama Taeyong ke sebuah warung tersembunyi di belakang sekolah.

"Gue emang lagi galau, Na," sahut Junhoe pelan, membuat Hana lagi-lagi melempar tatapan penuh hujatan dan makian padanya.

"Heh, gak usah ngaku galau kalo lo deketin cewek aja masih gak becus!" sembur Hana kesal, membuat Junhoe merengut dengan bibir mengerucut yang jatuhnya semakin menjijikan di mata Hana.

"Gue bukan gak becus. Emang terlalu banyak aja halangan dan rintangannya!" sahut Junhoe membela diri.

"Gak usah ngeles, setan! Kalo gak becus ya gak becus aja. Gak usah sok nyalah-nyalahin halangan dan rintangan!" gadis itu melepaskan tusuk gigi yang ia gunakan untuk menusuk potongan buah. Kini jadi menatap Junhoe dengan tatapan kesal bercampur gemas.

"He taplak meja, berapa kali sih gue harus bilang sama lo? Tembak noh tembak. Percuma lo sepik tapi gak lo tembak!" gadis itu rupanya berniat untuk ceramah panjang lebar di hadapan Junhoe. "Cukup abang gue aja ya yang gak ngerti kode-kodean! Lo jangan jadi bego juga, walaupun lo emang bego!"

"Kok lo malah ngatain gue, sih?"

"Diem, njing!" Hana melotot tajam, membuat Junhoe kembali merengut dengan wajah kesalnya. "Dengerin gue baik-baik!"

Junhoe mengangguk kecil, membuat Hana membuka mulut lagi dan mulai bicara panjang lebar lagi.

"Cewek tuh suka main kode-kodean. Mungkin lo gak sadar, tapi si Rosie juga lagi ngode lo, setan. Bisa aja kemarin tuh, dia sengaja manfaatin kehadirannya si Eunwoo-Eunwoo itu biar bisa buat lo cemburu. Sekaligus ngukur, seberapa lo suka sama dia. Dia sengaja lebih banyak ngomong sama Eunwoo biar lo tuh juga ngajak dia ngobrol. Dia pengen liat perjuangan lo. Perjuangan lo yang lebih lagi! Bukan ngajak ngomong sekali, terus jadi malas karna dianggurin. Atau aja, kemarin tuh dia lagi kode, biar lo bawa dia ke mana kek, yang cuma ada kalian berdua aja!"

Junhoe diam, menatap Hana dengan tatapan polos. Otaknya bekerja ekstra, memikirkan setiap kata yang gadis itu ucapkan.

"Ngerti gak?!"

Lelaki itu diam, masih dengan tatapan polosnya yang sama, ia menggeleng pelan.

"MATI AJA LO, SETAN!"





<*fake enemy*>





Junhoe berjalan cepat saat bel pulang sekolah sudah berbunyi dan matanya menangkap sosok Rosie yang sudah beranjak dari bangkunya dengan tas di punggung gadis itu. Lelaki itu melangkah cepat, mengambil posisi di depan gadis itu saat gadis itu akan berbelok ke arah pintu.

Junhoe tersenyum saat ia mendengar Rosie mendengus. Entah mengapa, ia merasa apa yang sudah ia persiapkan siang ini akan berjalan dengan sangat baik.

"Ci, jalan yuk," lelaki itu membuka suara lebih dulu, bertanya dengan cepat saat melihat gadis di depannya itu sudah mendongak dan menatapnya dengan mulut terbuka seakan ingin mengatakan sesuatu.

Sementara itu, Rosie sendiri diam sesaat. Menelan kembali umpatan yang sudah ada di ujung lidahnya saat ia menatap senyum Junhoe dan juga mendengar ajakan manis lelaki itu. Namun, sebisa mungkin ia mengusai diri. Kembali berlagak tenang seakan tak terjadi apa-apa pada dirinya, hatinya tepatnya.

"Gak."

Jawaban Rosie kelewat singkat, padat dan jelas. Junhoe mengerti. Tapi, ia tentu tak akan mendengar gadis itu begitu saja. Kata Hana, Rosie ingin melihat perjuangan lebihnya kan?! Nah, maka lihat apa yang akan ia lakukan sekarang!

Fake Enemy (Junhoe-Rose)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang