Dua Puluh Empat

1.6K 202 10
                                    


"Nyet, lo berantem sama Chanwoo?"

Hana yang tengah duduk tenang dan mengerjakan tugas Fisikanya sontak mendengus malas. Gadis itu lalu mendongak, mengalihkan tatapannya dari bukunya pada Junhoe yang kini telah duduk di kursi Donghyuk yang ada di depannya. Matanya mengarah pada lelaki itu dengan tatapan sinis, membuat yang ditatap merengut heran.

"Lo siapa?" tanyanya tanpa nada sebelum kembali merunduk, sibuk lagi dengan tugas.

Junhoe berdecak kecil, lalu dengan sengaja menggoyang meja, membuat Hana menggeram dalam diam.

"Gue serius, njing. Lo berantem kan?!" ucap lelaki itu kemudian.

"Lo nanya sama siapa, njing?" tanya Hana saat ia telah kembali mendongak.

"Elo lah," sahut Junhoe.

"Sori, gue bukan Nyet atau Njing, babi," jawab Hana acuh lalu kembali lagi pada aktivitasnya sebelumnya, mengabaikan apapun yang akan Junhoe lakukan.

Junhoe berdecak, merasa sedikit kesal dengan tingkah gadis itu. Apa masalahnya sih? Biasanya juga dia santai saja di panggil anjing.

Junhoe ingin protes, tapi tak mau membuka pertengkaran dengan Hana. Karena jika dilihat-lihat, gadis itu sedang dalam suasan hati tak baik.

"Na?" panggilnya kini dengan pelan.

"Hm," tak menjawab, Hana hanya berdehem dengan tenang, membuat Junhoe mencibir kecil.

"Lo berantem kan?" tanya Junhoe kembali pada pertanyaan pertamanya.

"Gak."

"Alah, boong. Berantem nih pasti."

"Gak."

"Kenapa sih berantem? Bukan lo berdua banget tahu, gak?!"

"Gak."

"Na, gak boleh boong."

Ucapan Junhoe membuat Hana mendengus keras. Gadis itu lalu mendongak, menatap Junhoe dengan tatapan tajamnya.

"Apa lo?! Mau apa?! Gak usah sok nanya-nanya gue berantem apa gak padahal lo mau lain," sembur gadis itu dengan sedikit emosi. Namun, bukannya membuat Junhoe takut. Lelaki itu malah nyengir.

"Ya ampun, Na. Pengertian banget deh. Sini peluk dulu," jawab lelaki itu dengan semangat, sambil merentangkan tangan. Membuat buku Fisika super tebal milik Hana mendarat tepat di kepalanya.

"Sakit, anjing!"

"Apa, monyet?" tanya Hana kembali pada pokok pembicaraan. "Gue lagi sibuk."

Junhoe merengut, mencuatkan bibir dengan wajah yang dibuat sok imut. Membuat Hana yang melihatnya memutar bola mata malas. Lelaki itu lalu melipat tangannya, meletakan di atas meja Hana lalu meletakan dagunya di atas tangan itu sambil mendongak kecil menatap Hana.

"Na, gue mau nanya," ucap lelaki itu mencicit kecil. Entah ke mana rusuhnya ia selama ini jika bersama Hana.

"Ya udah, nanya aja, setan! Lo pikir gue ngapain dari tadi?!" jawab Hana yang mulai emosi dengan Junhoe yang terkesan bertele-tele.

"Diem dulu makanya, ler!"

Hana mendengus lagi, namun memilih diam dan menunggu Junhoe yang kembali mencuatkan bibir setelah mengumpatinya.

"Na," lelaki itu jeda sejenak, membuat Hana gatal ingin memukulnya dengan buku lagi. "Oci suka sama siapa, sih?"

Hana mengerjap beberapa kali sambil menatap Junhoe yang kini menatapnya dengan tatapan memelas. Gadis itu diam sebentar sambil memikirkan jawaban yang tepat. Hingga ia menghembuskan nafas lalu kembali merunduk pada bukunya.

Fake Enemy (Junhoe-Rose)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang