Gea mengerjap lalu mendongak dan menatap Junhoe dan Rosie yang duduk bersisian. Gadis berambut panjang itu lalu mengulas senyum manisnya, membuat Rosie juga turut membalas senyum itu."Makasih, ya buat waktunya," Gea berucap lebih dulu pada Rosie. "Sorry juga kalau kemarin sempet ada kejadian gak enak."
Senyum Rosie semakin lebar, membuat kedua pipi tebalnya mencuat begitu saja. "Gak apa-apa, kok."
Gea menoleh, menatap Junhoe yang tengah menatap Rosie dengan wajah tersipu. Gadis itu tahu jika teman pacarnya itu tengah kasmaran. Dan ia tak ingin mengganggu. Tapi, tampang Junhoe tuh emang minta dihujat. Masa ngeliat Rosie nya kayak orang gila gitu. Kan Gea jadi gatel pengen gangguin.
"Jun?"
Junhoe mengerjap, lalu menoleh pada Gea dengan wajah bodohnya.
"Makasih, ya," ucap Gea kemudian.
"Buat?"
"Udah nganterin Rosie buat diwawancara."
Entah mengapa, Junhoe kini tersenyum. "Gak usah, Ge. Udah seharusnya gue ngenterin kesayangan gue."
Jawaban Junhoe membuat wajah Rosie memanas. Ia tidak tahu sudah semerah apa wajahnya sekarang, sehingga ia memutuskan untuk mengalihkan wajahnya ke arah yang berlawanan dari posisi duduk Junhoe saat ini.
Sementara itu, Gea hanya mencibir tak jelas.
Junhoe ini bego atau apa sih? Tadi katanya dia malu berat karena insiden salah group tadi, sampai mau mundur buat deketin Rosie. Kok sekarang kesannya jadi ngegas si Rosie sih?
"Bisa gitu juga ya, lo?" ucap Gea dengan nada antara takjub dan mengejek.
"Bisa, dong," jawab Junhoe dengan gaya bangganya. "Kan gaulnya sama cowok lo."
Gea hampir mengumpat, membuat Junhoe terkekeh kecil. Gadis itu lalu membereskan barangnya dan langsung memasukan ke dalam tas.
"Ros?"
Rosie tersentak saat suara Gea terdengar memanggilnya. Dengan gerakan sedikit canggung, ia menatap Gea yang kini siap beranjak dari duduknya.
"Makan apa aja. Gue udah bayar, kok."
"Eh, gak usah," jawab Rosie cepat, merasa tak enak dengan Gea.
"Gak apa-apa, kok. Gak usah ngerasa gak enak sama gue."
"Iih, jangan..."
"Gak apa-apa, Ge. Ntar juga dia pesen banyak, kok." Junhoe tiba-tiba berceletuk ringan, memotong ucapan Rosie yang justru membuatnya mendapat tatapan tajam dari Rosie.
"Diem, setan!"
"Mulut gue kok elo yang sewot," jawab Junhoe cuek. "Lagian kan gue ngomongnya sama Gea, bukan sama lo!"
"Lo ngomongin gue, kadal!"
"Lah, siapa yang ngomongin elo sih?!"
"HEH!"
"EH, JANGAN BERANTEM DONG!"
Belum sempat Rosie mengeluarkan kekesalannya pada Junhoe, Gea sudah berteriak duluan, membuat kedua orang itu kompak menoleh padanya.
Awalnya, mereka sama-sama diam. Namun berikutnya, tangan Rosie terulur begitu saja dan menjambak rambut Junhoe lagi, setelah lelaki itu berceletuk ringan tentang sesuatu yang membuatnya emosi.
"Ge, mending lo pulang sekarang deh. Rosie kalo ngamuk bisa rusak ini.. AAAWW! SAKIT ANJIR!"
"MAKANYA PUNYA MULUT TUH DIPAKAI YANG BENER!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Enemy (Junhoe-Rose)
FanficiKON School Life (New Version) Junhoe kerjaannya ribut mulu. Dan Rosie adalah yang paling gak suka kalo dia mulai ribut. Tapi, kok lama-lama mereka jadi keliatan manis ya? Harap meninggalkan jejak untuk menghargai setiap karya yang ditulis. YoaMaria