Dua Puluh Enam

1.6K 207 11
                                    


Junhoe mengumpat, lantas melayangkan jitakan yang kesekian kalinya ke kepala Hana yang saat ini bersamanya dengan Chanwoo dan Bobby di rooftop sekolah. Membuatnya mendapat umpatan kasar dari gadis berambut pendek itu.

"Apa sih, anjing?! Kenapa lo malah nyalahin gue?!"

Hana yang sejak tadi berusaha tak mengamuk tak tahan juga. Junhoe tuh emang kurang ajar. Udah dibantuin malah dihajar. Gak tahu terima kasih emang.

"Ya elo salah. Ngapain lo teriak-teriak tadi?!" tanya balik Junhoe yang masih emosi.

Ya, lelaki itu masih kesal karena apa yang terjadi saat jam pelajaran kosong tadi.
Saat ia dengan teguh mengatakan pada Jungkook jika Elisa lebih cantik dari Rosie, Hana tiba-tiba berteriak mengaduhkan hal itu pada Rosie. Lebih bahayanya lagi, saat ia menoleh hendak melabrak gadis itu, Rosie ada tepat di belakangnya lengkap dengan tatapan datar miliknya.



Mata Junhoe melebar. Jantungnya juga berdetak lebih kencang. Kini terasa seperti baru saja lari marathon keliling sekolah mereka yang luas minta ampun.

Kehadiran Rosie yang berada tepat di belakangnya dengan tangan terlipat di bawah dada dan tatapan datar membuatnya seperti akan dibunuh oleh gadis itu. Teringat lagi olehnya tentang cerita lama di mana ada seseorang yang membunuh kekasihnya karena cemburu yang berlebihan.

Eh?

Junhoe segera mengerjap saat sadar apa yang ada di kepalanya. Lelaki itu segera maju mendekati Rosie yang ada dua langkah dari posisinya saat ini.

"Ci, ini gak kayak apa yang Hana bilang," lelaki itu berucap cepat. Hendak meraih tangan Rosie namun gadis itu menghindar dengan cepat.

"Gue gak belok kok, gue masih suka sama lo."

Rosie diam lama. Menatap Junhoe dengan tatapan datar yang masih sama. Hingga beberapa saat kemudian, ia melongos pelan.

"Cih, semua cowok mah sama aja, gak ada yang setia."

Gadis itu mendumel pelan, namun masih bisa di dengar Junhoe. Detik berikutnya, ia berbalik begitu saja, berjalan meninggalkan Junhoe yang mengangah tak percaya dengan tawa Jungkook serta Hana yang mengiringinya.

"Ya ampun, Ci. Gak kayak gitu! Gue setia kok sama lo!"

Telat, Jun. Rosie sudah turun ke lantai dua dan pasti tidak mendengar apa yang lelaki itu katakan.



"Heh monyet, gue tadi tuh mau nyadarin elo kalo ada Rosie di belakang lo. Dari pada lo lanjut muji-muji cewek lain?!" ucapan Hana yang tiba-tiba membuat Junhoe tersentak kecil. Lelaki itu kembali ke dunia nyata dengan perasaan yang belum menentu.

"Tertutup sudah gerbang menuju jadian sama Rosie," Chanwoo bersuara, menambahi kalimat Hana tadi.

"Enak aja lo kalo ngomong," sahut Junhoe tak terima.

"Lah kan tinggal ngomong, Jun. Gak enak di mana?" celetuk Bobby.

"Au ah. Gue pusing!"

"Yeu, bego!"

Hana tak dapat menahan dirinya untuk mengumpat lagi pada Junhoe. Membuatnya berdoa dalam hati semoga dosanya dikurangi. Berteman dengan Junhoe tuh emang bawaannya ngumpat mulu. Kan Hana jadi banyak dosa. Sialan emang si Junhoe.

"Na, ini gimana lagi?!"

Nah kan! Bego emang si Junhoe nih.

"Apa lagi, setan?!" tanya Hana yang sudah lelah memberi Junhoe saran-sarannya. "Tembak aja sono kalo gak mau kehilangan dia."

Fake Enemy (Junhoe-Rose)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang