"Kenapa sih, lo mesti suka sama tuh upil buaya?!"Rosie merengut, lalu mencuatkan bibirnya sambil menatap Hana yang baru saja mengajukan pertanyaan itu. Saat ini, ia sedang bersama Hana, Jungkook dan Lisa di meja yang sama di kantin sekolah.
"Gak ada semengat juang sama sekali. Gue gatel benget pen jorokin ke jurang," lanjut Hana masih dengan emosi yang meledak-ledak. Teringat lagi pembicaraanya dengan Junhoe saat di kelas tadi.
"Jangan dong!" ucap Rosie pelan. "Kalo dia mati gimana?" lanjutnya dengan nada lirih dan ekspresi wajah yang sama. Membuat Jungkook dan Lisa yang melihatnya menatapnya tak percaya.
"Ci, kok lo kayak gini gemesin ya. Gue jadi pengen nikung si Juned masa," celetuk Jungkook yang langsung dihadiahi tendangan dari Lisa karena ia duduk tepat di depan gadis berponi rata itu.
"Yaelah, mahluk gak berguna kayak Koo Junhoe tuh gak pantes buat dilestarikan," tapi Hana sama sekali tak peduli dengan celetukan Jungkook. Ia malah mengatakan sesuatu yang membuat Jungkook menghadiahinya sebuah jiatakan.
"He, mulut lo ya."
"Ya abis, dia ngeselin sih," sahut Hana membela diri.
"Jangan salahin dia dong. Ini kan rencana lo," ucap Rosie tiba-tiba membuat Hana dan Jungkook menatapnya. Gadis itu tak terima dengan semua hinaan yang Hana berikan pada Junhoe. Memang lelaki itu tak ada di situ, tapi tetap saja. Rosie yang merasa tersakiti.
"Ya gimana ya? Doi lo tuh goblok banget masa. Benar-benar di luar ekspektasi. Gue tuh mikirnya pas lo ngomong gak mau orang lain liat lo sama dia, dia bakal tetap sama lo kayak di novel-novel teenlit. Atau seenggaknya cari tahu orang itu siapa, ada hubungan apa sama lo, dan maju terus. Berjuang terus selama belum dapat kepastian tentang lo sama tuh orang," gadis itu menjelaskan dengan panjang lebar, membuat Rosie terdiam dan menatapnya sambil mencerna setiap kalimat yang ia ucapkan. "Lah ini?! Langsung mundur!"
Lisa terlihat mengangguk menyetujui ucapan Hana. "Iya, Ci. Gue kayaknya ragu dia beneran suka sama lo," ucap gadis itu berkomentar.
"Ci, mending gak usah sama June. Yang lain aja," timpal Jungkook. "Lo kan cantik, banyak yang suka. Kalo lo bingung milihnya, sama gue aja."
Plak...
Ucapan lanjutan dari Jungkook itu membuat Hana yang duduk tepat di sampingnya tak tahan untuk memukul kepalanya.
"Diem, sat!"
"Apa sih, lo?!"
"Diem atau dipenggal Gea?!"
Pertanyaan ancaman Hana membuat Jungkook merengut sambil mencuatkan bibirnya. Memasang ekspresi yang sama seperti Rosie tadi.
"Heran gue, udah punya cewek juga masih suka menel ke mana-mana. Woy, cewek lo ada di sini, sat. Lo gak tobat udah pernah dihajar sama dia?!" walau Jungkook sudah diam, Hana masih gatal untuk mengomeli lelaki itu.
"Iya iya, udah, Na. Ini si Oci gimana?" lelaki itu langsung saja mengalihkan pembicaraan.
"Ck, kenapa juga sih harus lo yang denger tadi? Kenapa gak Mark aja? Lebih berguna dari pada lo nih."
Hana mendumel lagi. Teringat kembali gumaman kekesalannya pada Junhoe bahwa semoga Rosie menyesal menyukai lelaki itu, malah didengar si playboy cap badak Jeon Jungkook. Dan setelah lelaki itu tahu hal itu, ia sama sekali tak membantu apapun.
"Yeu, anjir. Masih bagus gue yang denger, dari pada si June yang denger," protes Jungkook pada Hana.
"Lah, bukannya malah bagus. Ocinya bisa langsung ditembak," celetuk Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Enemy (Junhoe-Rose)
FanficiKON School Life (New Version) Junhoe kerjaannya ribut mulu. Dan Rosie adalah yang paling gak suka kalo dia mulai ribut. Tapi, kok lama-lama mereka jadi keliatan manis ya? Harap meninggalkan jejak untuk menghargai setiap karya yang ditulis. YoaMaria