Gue mencium aroma kopi bercampur asap rokok disekitar gue.
Gue memberanikan diri untuk membuka mata gue perlahan.
Gelapp....
Sebuah ruangan dengan pencahayaan yang lebih remang dibanding ruangan ayah gue.
"Boss dia sadar"
Seseorang lelaki berbadan kekar menghampiri tempat gue sekarang.
Dimana sekarang diri gue sedang terikat di sebuah kursi dengan mulut di bekap menggunakan perekat.
"Akhh" ringis gue saat orang itu melepas perekat dengan kasar dari mulut gue.
"Lo itu cantik dan lo harusnya di jodohin sama gue" ucapnya seraya memegang pipi gue. Gue selalu menghindar dari belaian nya tapi setiap kali gue menghindar dia pasti akan menjambak rambut gue.
"Kalau lo dijodohin sama gue, lo ga bakal diculik kaya sekarang" ucap nya lagi.
"Lo siapa sihhh!" bentak gue.
"Gue? Gue orang yang harusnya dijodohin sama lo,bukan dia. Dia itu ga becus jaga lo, lo bisa mati kalau sama dia atau mungkin lo mati ditangan dia nanti" jawabnya sembari terkekeh.
"Mending gue mati daripada dijodohin sama lo. TONGGOS!" ucap gue penuh penekanan dan nampak nya itu berhasil membuat nya geram.
"BAWA DIA KESINI!" teriak nya.
Mata gue langsung terbelalak melihat sosok Woojin dengan keadaan yang sangat mengerikan. Bahkan sebelah matanya sudah tidak layak di katakan mata, itu bengkak dan membiru bahkan berdarah.
Gue hanya mampu meringis melihat keadaan Woojin.
"LO APAIN DIA HAAAA!" bentak gue.
"Gue cuman mau buktiin ke lo kalo dia itu ga bisa jagain lo, jaga diri sendiri aja dia ga becus. HABISIN!"
semua anak buah nya yang tadi membawa Woojin kini menendang Woojin secara brutal.
"Hehh....main nya keroyokan.LEMAH!"
Kini dia yang kalah telak akan perkataan gue."STOP!" Titah nya menyuruh anak buah nya berhenti mengeroyok Woojin.
Tapi kali ini dia yang maju sendiri dan menendang wajah Woojin yang sudah babak belur itu berkali-kali.
"BEGINI YANG LO BILANG LEMAH? DIA YANG LEMAHHHH!"
Kali ini gue yang kehabisan kata-kata. Gue hanya meringis seraya menutup mata tidak sanggup melihat nya memperlakukan Woojin seperti itu."PEDANG!" titahnya lagi.
Gue menatap orang itu penuh kebencian.
Dia memegang pedang panjang dan mengarahkan nya ke Woojin yang sudah terkapai lemas.
Woojin mendongak dan melihat ke arah gue. Gue bisa lihat dengan jelas wajah nya sudah hampir tidak berbentuk. Lebam dan darah dimana-mana.
Dia menggelengkan kepala nya ke gue dan gue benar-benar tidak mengerti dengan maksudnya.
"AAAAAAAA" teriak orang itu seraya mengayunkan pedang nya ke arah leher Woojin.
Gue dan Woojin sama-sama menutup mata.
Tapi yang gue dengar bukanlah bunyi pedang yang menebas leher melainkan bunyi sebuah tembakan.
Gue membuka mata, begitupun dengan Woojin yang ternyata masih bernyawa didepan gue.
Ternyata,
Ayah gue beserta anak buahnya dan Tuan Park beserta anak buah, mereka datang."Bee....are you okay?"
Tanya ayah gue dan gue ngangguk."HABISI MEREKAAAAA!"
Tuan Park berteriak memerintah setelah melihat keadaan anaknya yang sudah benar-benar mengerikan.Tuan Park dibantu anak buahnya membopong Woojin menuju mobil mereka diluar untuk dibawa kerumah sakit begitupun dengan gue yang juga dibawa kerumah sakit karena kaki gue keseleo.
Tapi gue ada di mobil yang berbeda dengan Woojin.
Dan ternyata juga dengan rumah sakit yang berbeda. Padahal gue sangat menghawatirkan keadaan nya.
Tbc...
