04 ; gunung

4.1K 492 39
                                    

Gue berlari sekuat tenaga, tangan gue masih ada di genggaman Woojin yang memipin lari gue.

"Akhhhh" ringis gue saat gue tiba-tiba tersandung Batu besar dan runcing yang ada dibalik rerumputan tinggi ini.

"Aishh" dengus Woojin melihat gue terjatuh.

Lagi-lagi dia melakukan hal yang sama seperti sebelumnya tadi.

Dia berjongkok didepan gue dan memeriksa keadaan kaki gue.

"Cahh" dia berbalik arah namun masih berjongkok.

"Apaa?" tanya gue.

"Naik cepat" titah nya.

"Ga. Gue masih kuat lari kok" sahut gue dan mencoba berlari namun sangat sakit.

"Bego...itu kaki berdarah kaya gitu lo bilang kuat" Woojin menoyor kepala gue.



"WOYYYY!" Suara teriakan dari orang dibelakang sekolah yang ternyata melihat kami.

"Cepat" Woojin kembali berjongkok dan memaksa gue untuk naik ke punggungnya.

Karena sekarang tidak ada pilihan lain selain naik ke punggung nya.

Dia berdiri dan membenarkan posisi untuk mulai berlari dengan gue yang ada di punggung nya.

"Lo makan Batu yaa? Kokk berat banget?" tanya nya disaat masih berlari.

"Jangan banyak omong ihh" gue pukul bagian belakang kepalanya.

Dia meringis namun tertawa disaat bersamaan.

"Heyyy kiri" gue nunjuk sebuah gunung yang ada disebelah kiri kami.

Woojin segera berlari kearah kiri.

"Wahhh lo mau bunuh gue?" tanya nya dan berhenti sebentar melihat tanjakan gunung ini begitu mengerikan.

"Hee...yaudah turunin gue ,gue naik sendiri" ucap gue seraya mencoba untuk turun tapi dia malah mulai berlari lagi setelah membenarkan posisi gue.






"Ahhhh"

Kita berdua sama-sama menghela nafas lega setelah sampai dipuncak gunung.

"Awww" ringis gue saat dia menjatuhkan gue dari punggung nya.

"Lo ga sakit?" tanya nya pas dia buka kaos kaki gue dan melihat kuku gue lepas dari tempat nya dan itu membuat kaki gue pedih dan berdarah.

"Sakit sih tapi---awww" ringis gue saat dia mengguyurkan air yang entah dia dapat dari mana.

"Awww awww" ledek nya.

"Sakit tau ga sih!" bentak gue.

"Iya iya maaf" ucap nya seraya menepuk-nepuk pelan kepala gue.

"Lo kenapa kaya gini sih?" tanya gue yang bingung dengan perlakuan nya.

Beberapa kali dia bersikap baik bahkan sangat manis, tapi dia juga akan bersikap kasar untuk menolak perjodohan.

"Kenapa? Salah ya?" tanya dengan wajah polos.

"Lo memperlakukan gue semanis ini tapi lo ga mau dijodohin sama gue?" tanya gue.

"Ahh ituu--"

"Oh jangan-jangan lo udah punya pacar ya?"

"Hahaha pacar? Suka sama cewek aja ga pernah"

"Lalu kenapa lo nolak perjodohan?"

"Itu perjodohan bodoh Bee!" dia menoyor kepala gue. "Cepat lo harus pulang" ucap nya lagi.

"Ayoo" gue mulai berdiri dan mencoba berjalan tapi "awww" ringis gue karena pedih dari kuku kaki gue yang ke buka ditambah tadi karena guyuran air oleh Woojin.

"Naik" ucap nya yang kini berjongkok lagi didepan gue.

"Lo mau gue patahin punggung lo atau gimana sih?" tanya gue.

"Naik aja susah banget sihh, gue cuma ga mau calon istri gue luka nya tambah parah" gue tercengang mendengar perkataan nya.

Calon istri?
Ga salah?

"Kenapa? Berdebar ya jantung lo gue bilang calon istri?" tanya nya saat gue sudah ada diatas punggung nya.

"Ga! Gue ga mau dibohongi lagi sama perlakuan lo" sahut gue cuek.

"Gue mau nikah sama lo" ucap nya.

Gue salah tingkah sendiri, beruntung sekarang Woojin ga bisa liat ekspresi gue.

"Tapi bukan karena perjodohan itu. Gue mau nikah sama lo......karena memang gue Cinta sama lo" gue membeku seketika dipunggung nya.

Ga bisa bohong kalau sekarang gue tersenyum karena perkataan nya.

"Becanda elah" elak nya dan gue langsung pukul belakang kepala nya. Benar-benar ini anak mempermainkan perasaan gue.

"Emang mau beneran ya?" tambah nya.
Gue masih diam ga tau jawaban apa yang tepat.

Dia cuma terkekeh lalu membenarkan posisi gue dipungung nya.

Gue mengalungkan dengan erat tangan gue. Gue menenggelamkan wajah gue diantara bahu dan gulu, nya,hangat.



Tbc...

Bikin orang baper mulu lo luq:(

GENGSTER | PARK WOOJIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang