16 ; bye

2.6K 367 18
                                        

Sepulang sekolah gue langsung menuju gunung, meski Woojin sudah bilang jangan ke gunung lagi. Tapi ke gunung sepulang sekolah sudah menjadi kebiasaan gue sekarang.

Gue duduk dibatang pohon yang sudah tumbang. Tempat duduk Woojin biasanya kalau di atas gunung.

Pemandangan digunung tetap sama, Indah. Tapi entah kenapa tidak seindah pemandangan saat gue bersama Woojin.

Gue nyanyi-nyanyi ga jelas di sini, karena terlalu kesepian mungkin.

Sampai ada satu suara yang membuat gue langsung berhenti menyanyi.

"Jelek banget suara lo"

"Woojin" gumam gue dan segera berbalik.

Gue menemukan sosok Woojin dengan balutan seragam sekolah baru nya.

"Kenapa lo masih kesini?" tanya nya yang kini berjalan menghampiri gue lalu duduk disebelah gue.

"Karena gue kangen sama lo" sahut gue.

"Gue ga bakal kesini lagi Bee"

"Tapi sekarang lo disini"

"Iyaa...tapi ini yang terakhir"

kini gue menatap nya.
"Emangnya lo kenapa sih?"

"Bee cara satu-satu nya untuk kita beruda adalah tidak saling jatuh Cinta" jelas nya.

"Kenapa?" tanya gue ga terima.

"Akan lebih mudah nanti bagi kita untuk saling melepas"

"Jin, gue ga ngerti sumpah"

"Bee jadi gini...kita emang dijodohkan, tapi itu hanya untuk sementara. Hanya untuj perdamaian mereka. Setelah mereka berdamai kita harus berpisah Bee dan kalau kita saling Cinta mungkin akan sulit nanti untuk berpisah" jelasnya.

"Kenapa harus berpisah? Ga ada cara lain?" tanya gue. Tapi Woojin bergeleng.

"Kalau kita masih bersama setelah perdamaian itu Bee, salah satu dari kita harus mati" tutur nya lesu.

"Sesusah itu?" gue tersentak kaget. Ternyata perjodohan ini sangat mengerikan.

"Hmmm...kita ga ditakdirkan bersama Bee" ucapnya seraya mengelus pucuk kepala gue dan itu berhasil membuat air mata gue jatuh lagi karena nya.

"Tapi kenapa lo memperlakukan gue kaya gini" ucap gue yang kini memegang tangan nya untuk menghentikan tangan nya yang mengelus-elus pucuk kepala gue.

"Ini yang terakhir Bee" ucapnya sembari menatap gue lekat.

Kini nafas gue benar-benar tercekat.

"Jin, peluk gue untuk yang terakhir" pinta gue yang kini tertunduk lesu tak berdaya.

Woojin segera memeluk gue erat setelah gue meminta nya untuk memeluk.

"Bee maaf" ucapnya seraya mengelus-elus belakang kepala gue.

Gue benar-benar menangis didalam pelukannya. Ini yang terakhir? Sangat tragis.

"Bee jangan menangisss" pinta nya.

"Sakit jinnn" sahut gue ditengah isak tangis.

"Maaf Bee" lagi-lagi dia minta maaf.

Sebenarnya ini bukan salah nya dan gue yakin ini adalah yang terbaik untuk gue dan Woojin.

"Bee simpan ini" dia memberi sebuah batu putih yang berbentuk love.

"Apa ini?"

"ini gue dapat sebelum gue tertembak waktu itu" jelasnya.

"Lo ngasih ke gue?" tanya gue.

"Hmm..anggap aja itu gue yang selalu ada buat lo" Woojin meletakkan batu itu di genggaman gue.

"Lo simpan ini" gue melepas cincin hitam kesayangan gue dan memberikan nya ke Woojin.

"Buat gue?" tanya nya.

"Bukan...simpan itu dan kembalikan nanti" sahut gue dan dia tersenyum lalu menyimpan cincin yang gue kasih.

Setelah itu kami hanya saling diam duduk berdampingan menikmati pemandangan Indah ini untuk terakhir kalinya berdua.

Besok mungkin hanya tinggal gue sendiri diatas gunung ini atau hanya dia sendiri.

"Bee gue pulang duluan ya, jangan ke sore an disini" ucapnya.

"Hmmm" gue ngangguk.

"Jangan kangen yaa" ucapnya.
Lagi-lagi ia mengelus pucuk kepala gue dan kali ini benar-benar membuat jantung gue berdetak lebih cepat dari biasanya.

Lebih sulit tersenyum disaat seperti ini meski sedang diperlakukan manis olehnya.

"Bee jaga diri" ucapnya lag.

"Eh apa mau gue antar pulang?" tanya nya.

"Hehh?" gue bingung.

"Mau gue gendong dipunggung kaya waktu itu?" ucapnya dengan senyum gingsul nya yang benar-benar membunuh gue.

"Ga usah" tolak gue. Karena semakin manis perpisahan semakin sulit untuk melupakan, pikir gue.

Meski sebenarnya dari lubuh hati guebyang terdalam, gue benar-benar ingin diantar nya pulang. Gue masih ingin menghabiskan hari bersamanya. Tapi itu sudah tidak bisa, karena dia sudah pergi meninggalkan gue setelah gue bilang 'ga usah'. Kini gue benar-benar tersisa seorang diri disini.

Tbc...

GENGSTER | PARK WOOJIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang