27 ; Ayah

2.6K 294 21
                                    

Gue bangun dan langsung lompat dari kasur menuju kamar mandi. Gue hampir telat sekolah woyyy.

Ini gara-gara tadi malam gue ga bisa tidur, baru ketiduran jam empat pagi ehh tau-tau telat bangung.

Mana gue masih canggung lagi sama kamar mandi nya.

Tapi ga perlu makan waktu lama gue mandi dan siap-siap buat sekolah.

Pas gue keluar kamar, gue kaget liat Woojin masih enak molor di sofa.

"Jinn...jinn bangun" gue goyang-goyangin lengan dia supaya bangun.

"Hhh" lenguh nya lalu membenarkan selimut nya. Gue pikir dia akan bangun eh taunya lanjut tidur lagi.

"WOY JIN SEKOLAH!"
Kalo ga di gas kaya gini, ni anak mungkin meliburkan diri lagi.

Woojin ngerjap-ngerjapin matanya beberapa kali lalu perlahan duduk sambil ngucek-ngucek matanya.

Sumpah dia lucu banget pas bangun tidur. Rambutnya udah kaya sangkar burung, mana nyawa dia belum ke kumpul semua lagi kaya orang linglung dia liat gue ada didepan nya.

"Sekolah?" tanya nya.

"Iyaa" sahut gue lalu narik selimut nya dan nyuruh dia berdiri biar cepat siap-siap sekolah.

Woojin merenggangkan tubuhnya lalu bangkit.

"Jin, gue duluan yaa" pamit gue.

Gue langsung keluar setelah dapat anggukan dari Woojin yang masih setengah sadar.

.

.

.

"Bee lo udahhh...."
Si Lucas pagi-pagi udah nyambar.

"Jangan berisik lo"

"Selamat ya" bisik nya.

Lucas ga henti-hentinya ngeliatin gue sambil senyum-senyum jahil, tapi itu tidak bertahan sampai Hyunjin masuk ke kelas dengan kursi roda.

Gue langsung tatap-tatapan takut sama Lucas.

"Kenapa?" tanya gue hanya dengan tatapan mata ke Lucas.

Lucas mengangkat kedua bahunya untuk menjawab bahwa dia juga tidak tau.

Tapi si Hyunjin malah natap gue dan Lucas penuh kebencian.

Saat istirahat gue dan Lucas mau cabut ke kantin tiba-tiba dihalangi oleh Hyunjin dengan kursi roda nya didepan pintu.

Lagi-lagi dia natap kami penuh dengan kebencian.

"Jangan harap kalian bakal bisa hidup tenang!" ucap nya setelah itu berlalu dengan kursi roda nya.

"Beeeee gue ga mau mati muda. Gue belum nikah, belum punya anak juga, gue kan pengen nyoba rasa nya bikin anak" tutur Lucas sepanjang perjalanan kami menuju kantin. Fyi, sekarang gue dan Lucas makin deket karena ternyata dia juga sama kaya gue dan Woojin. Gengster.

"Ayah" gumam gue.
Saat sedang sibuk mendengarkan ocehan Lucas yang tidak jelas, tiba-tiba gue liat sosok ayah gue berdiri didepan ruang kepala sekolah.

"Bee" panggil ayah yang ternyata menyadari kehadiran gue.

"Ayah ngapain?" Tanya gue setelah menghampiri ayah diikuti dengan Lucas.

"Ayah ngurus surat pindah kalian berdua"
Ayah bukan cuma nunjuk gue, tapi nunjuk Lucas juga.

Gue langsung natap Lucas bingung tapi Lucas malah natap gue penuh kebahagiaan.

GENGSTER | PARK WOOJIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang