Mungkin lain kali #7

458 136 34
                                    

***

Kamu meninggalkan kesan indah yang tak dapat aku lupakan, duh bagaimana ini ya?

Malam itu kita menikmati makanan kesukaanku itu. Maaf ya aku egois, padahal kamu tidak begitu suka makanan ini bukan? Tapi kenapa kamu terlihat begitu lahap memakannya. Kamu manis sekali.

Kamu menceritakan banyak hal tentang perjuanganmu menuju ke rumahku yang jauh dari rumahmu. Butuh waktu berjam-jam untuk sampai disini. Tapi kamu hanya menceritakan keseruannya menempuh perjalanan tidak dengan susahnya kamu datang kesini. Aku sangat khawatir sampai menanyaimu tanpa henti. Apa kamu kehujanan? Bagaimana dengan orangtuamu? Tidak ada tugas? Apa ada hal lain yang harus kamu lakukan sekarang? Kamu dengan tenang menjawabnya dengan ditemani senyum hangatmu. Hatiku tenang, dan juga senang. Bagaimanapun juga aku rindu.

Setelah makan bersama itu, kamu pamit dengan orangtuaku dan saudaraku. Aku menemanimu sampai di motormu. Ingin aku memelukmu dan berterimakasih tapi kegengsianku selalu saja mengalahkanku. Aku hanya melambaikan tangan sambil tersenyum dengan mata sendu, lalu kamu membalasku dengan senyummu yang hangat itu lagi. Wah.., hebat ya? Berterimakasihpun aku masih sulit.

***

Kepada sang pencipta rinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang