***
Seorang yang baru itu kini menjadi seseorang yang selalu ingin aku temui. Orang yang selalu ingin kudengar suara dan tawa manisnya. Tingkahnya yang manis. Aku selalu ingin memerhatikannya. Apa hal kecil yang dia suka dan juga apa hal kecil yang ia tak suka, kalau boleh aku ingin tahu.
Senja itu kami duduk berdua dengan bermain dengan permainan itu. Game. Hobimu ya? Mungkin aku tidak sebaik dirimu, namun apa salahnya bila aku mencobanya. Ini adalah salah satu caraku untuk mengerti dirimu.
Kamu bermain dengan semangat dan kesal karena beberapa kali gagal. Kamu kalah melawanku. Kamu kalah taruhan. Kamu yang harus traktir aku lohh, bagaimana sudah ingat?? Pasti lupa yaa haha.
Aku gemas melihatmu kesal menatap layar ponselku yang berisi game yang mungkin kamu suka. Ingat saat sebelum kita berjanji ingin bertemu? Aku menginstal permainan yang mungkin kamu suka supaya kamu bisa bermain di ponselku dan menjadi alasan kita bertemu.
Aku menatap wajah cemberutmu yang menatap layar ponsel itu, tanpa sadar aku mengelus lembut rambutmu. Membelai rambutmu yang halus dan tebal. Matamu bertemu dengan mataku, menatap ku dalam dengan penuh tanya. Lalu kamu tertawa kecil dan membuang wajahmu. Bagaimana aku jadi tidak rindu? Jika kamu saja semanis itu.
Sebenarnya aku tak suka juga kalau setiap bertemu kita jarang bercerita dan hanya bermain permainan itu bersama. Aku ingin dengar ceritamu. Aku ingin tahu kamu lebih banyak daripada orang lain. Lebih tepatnya ingin jadi prioritasmu. Tetapi kamu lebih memilih diam. Mungkin kamu berbeda dari yang sebelumnya, mungkin kamu sulit untuk bercerita. Aku selalu mencoba memahamimu, menebak-nebak dan tak lupa menjaga hatimu agar tak terluka karena perkataanku. Aku terkadang berpikir apa yang selama ini ingin kamu ceritakan tetapi gagal karena kamu pemalu?
Tahu tidak? Ketika kamu menyandarkan kepalamu di pundakku semuanya terasa lebih tenang. Aku merasa mungkin kamu mulai percaya padaku. Aku merasa mungkin kamu mulai merasa nyaman denganku. Aku sangat berharap agar kamu mulai bisa terbuka dan bercerita padaku, seperti aku yang bisa menceritakan masalah dan hari-hariku padamu. Aku juga pun mulai belajar mengerti dirimu yang tidak peduli akan banyak hal. Pemalu dan sulit bersosialisasi. Tapi tak apa, dengan begini usahaku menjadi prioritasmu akan terlihat. Aku ingin memperlihatkan seberapa suka aku denganmu, agar sesuatu yang terjadi di masa lalu tidak terulang kembali. Ajari aku pelan-pelan ya bagaimana cara aku mengerti dirimu. Aku akan menunggu.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Kepada sang pencipta rindu
RomanceKepada siapa aku harus berbagi rindu ini, jika kamu saja enggan menjadi penadah rinduku lagi? Aku terlena pada cinta kasih yang kamu berikan tanpa tahu bahwa aku telah jatuh pada jurang yang salah. Kini harus ku berikan pada siapa rindu ini setelah...