***
Hari-hari di sekolahku menjadi lebih menyenangkan semenjak 4 bulan yang lalu aku berbaikan dengannya. Aku jadi lebih bersemangat daripada waktu itu sebab orang yang aku harap-harapkan akan kedatangannya akan hadir di depanku walaupun aku tak tahu kapan kamu datang. Aku membayangkan kalau kita bisa berbagi cerita, keluh kesah dan kebahagiaan. Aku tak sabar ingin makan ayam geprek bersamanya atau mungkin richeese ehehe. Mungkin kami juga bisa menghabiskan waktu bersama dengan bermain game bersama. Mengelilingi tempat-tempat indah atau sekedar minum bersama di cafe. Aku sangat bersemangat akan hari itu tiba.
Bel sekolahkupun berdering 3 kali menandakan siswa siswi harus pulang sekarang. Dengan senyum yang terus mengembang menghiasi wajahku. Terdengar suara bising yang terus mengangguku sepanjang jalan koridor sekolah. Suara siswi-siswi yang membicarakan tentang hal seru. Aku tidak berniat memastikan karena pulang adalah tujuan utamaku saat ini.
Lalu seorang lelaki tiba-tiba menghalangi jalanku. Aku menatapnya dengan kebingungan, lalu terkekeh sebentar karena dia memakai helm di korridor sekolah. Dia hanya terdiam sambil terus menatapku. Kemudian wajahku kembali jutek dan melewatinya. "Orang aneh" bisikku dalam hati.
Lalu tak lama ponselku berdering. Ternyata mamaku menelpon. "Ada apa ma?" Tanyaku. "Mama nitip seblak" ucap mama seperti anak sekolahan saja suka minta jajanan seblak. Lalu dengan cepat aku mengiyakan. Akupun segera membeli seblak dan pulang kerumah.
Sesampainya di depan pagar aku melihat kardus yang di bungkus kertas kado dengan pita yang begitu imut. "Maaa, ada jne ya?? Kok ga di masukin malah di taruh di depan pagar?" Tanyaku dengan suara tinggi. Akupun membuka pagar dan memasukkannya. "Aduh iya tuh tadi gak lama sebelum kamu pulang ada suara orang manggil gitu tapi karena mama lagi di kamar mandi jadi gak mama sautin. Pas mama udah keluar ada gituan" jawab mama panjang kali lebar kali tinggi kali luas.
"Ohh, terus kenapa ga dimasukin aja?"
"Mama takut kalau itu bom jadi mama biarin aja deh disitu" jawab mama yang membuatku geli sendiri. Aku membawa kardus itu dan memasukinya ke kamarku. Aku membuka lapisan bungkus kadonya dengan cepat. Bunga mawar yang juga bunga melati cantik itu merupakan isinya. Aku tersenyum dan bersemangat menelpon kekasihku. Tak lama dia menerimanya. "Ini bunganya kamu yang kasih?" Tanyaku bersemangat. Lalu kemudian hening sesaat.
"Bukan tuh, aku gak ngasih apa-apa" jawabnya.
"Loh, begitu ya" kemudian aku mematikan teleponnya.
Orang yang tidak menghargai tanaman. Bunga secantik ini di petik hanya untuk di beri kepadaku. Siapa ya dia. Aku mencari-cari sepotong kertas yang berisi nama pengirim namun tidak ada. Rupanya ini juga bukan dari jne. Sialnya yang aku temukan hanyalah bunga dan juga makanan yang aku suka. Apa makanan ini beracun ya. Aku terus mencari-cari letak kertas dengan nama namun tidak juga aku temui. Akupun menyerah dan tergeletak di lantai kamarku.
Aku mulai memejamkan mata tanpa melepas pakaianku. Lalu aku mendapat telepon dari nomor yang tidak aku kenal. Dengan cepat aku mengangkatnya mungkin dia si pengirim bunga. "Halo? Siapa?" Tanyaku di telepon.
"Maaf sayang aku ganti nomor ya" ternyata kekasihku.
"Yaampun aku kira siapa"
"Loh emang kamu nungguin telepon dari siapa?"
"Tukang coklat hehe."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kepada sang pencipta rindu
RomanceKepada siapa aku harus berbagi rindu ini, jika kamu saja enggan menjadi penadah rinduku lagi? Aku terlena pada cinta kasih yang kamu berikan tanpa tahu bahwa aku telah jatuh pada jurang yang salah. Kini harus ku berikan pada siapa rindu ini setelah...