Aku harus bagaimana #3

230 88 18
                                    

***

Hari-hari itu terlewati, saat semuanya masih terlihat manis dan baik-baik saja. Kita saling membicarakan perasaan kita. Pembicaraan yang mendalam dan amat serius ini membuat pipiku merona. Kita saling terbuka dengan perasaan masing-masing seperti debar yang berbeda saat bersamamu atau rasa nyaman yang membuat kita ingin berlama-lama bersama.

Mungkin ini cara yang tepat agar hubungan kita tidak berakhir hanya karena bisu.

Kami saling jujur dengan perasaan masing-masing. Aku suka kamu. Kamu suka aku. Cukup manis, jika diingat kamu mengucapkan kata suka itu dulu. Aku dan kamu pernah saling suka dulu, 4 tahun yang lalu. Lalu kini kita saling menyukai lagi. Kamu sudah kenal lama denganku, begitupun aku.

Terakhir kamu bilang, kamu nyaman berada di dekatku. Kamu bilang aku berbeda dari yang lain. Kamu juga berjanji untuk terus saling mengabari tidak saling hilang. Lalu kita saling sayang walau tanpa ikatan. Kita ini apa? Teman yang bisa di bilang lebih dari sekedar teman.

Hubungan tanpa ikatan ini berlangsung lama. Banyak perasaan yang bercampur ketika kita saling menunjukan kasih sayang. Sering aku merasa risi dengan sikap kamu yang memperlakukanku seolah kekasihmu. Bukan berarti aku tak suka padamu, hanya saja jika kamu ingin berbuat begitu kenapa kamu tidak memberi kepastian dan memperjelas hubungan ini?

 Bukan berarti aku tak suka padamu, hanya saja jika kamu ingin berbuat begitu kenapa kamu tidak memberi kepastian dan memperjelas hubungan ini?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku dan kamu saling menjaga hubungan dengan lawan jenis lain agar kita tak salah paham dan tak timbul rasa cemburu. Kami saling menjaga perasaan satu sama lain.

Kamu selalu bilang kalau aku adalah orang yang selalu membangkitkan hari-harimu.

Kamu selalu bilang aku alasan dari senyummu yang menatap layar ponsel itu.

Ingat? Ketika kamu tidak bisa tidur aku membacakan dongeng anak agar kamu mulai merasa mengantuk melalui ponsel? Perlu kamu tahu, aku sudah sangat mengantuk saat itu. Aku hanya senang bertukar pesan dan mendengar suaramu melalui ponsel.

Kamu selalu senang bila aku mengajakmu telepon. Kamu bilang kamu suka suaraku. Mendengar suaraku sudah membuatmu senang, itu katamu.

Aku sangat menghargaimu, berterimakasih pada suatu hal kecil yang telah kamu lakukan untukku, meski itu tak ada artinya untuk orang lain tapi bagiku itu sangat berarti. Aku hanya tak ingin kehilanganmu.

Berulang kali kamu bertanya apa benar aku menyukaimu? Sebenarnya apa yang kamu ragukan?

Kamu pernah bilang bahwa aku sudah jadi milikmu, namun aku membantah. Kenapa? Karna kita belum memiliki ikatan. Kamupun tak pantas marah bila aku membantah. Kamu tak sadar jika hubungan seperti ini sangat membuatku risi dan tidak nyaman? Aku bahkan selalu menerka-nerka dan larut dalam banyaknya pertanyaan.

Kenapa hari ini kamu cuek lalu esok kamu ramah dan banyak bicara? Dengan hubungan yang seperti ini membuatku merasa tidak aman. Jika aku sudah memiliki ikatan denganmu setidaknya aku memahami setiap perlakuanmu dan terus berpikir bahwa kamu mencintaiku.

Bagaimana kalau nanti aku cemburu? Apa aku berhak memarahimu dan menyuruhmu untuk menghargai perasaanku?

Bagaimana jika nanti temanmu menanyai hubungan ku denganmu? Apa kamu hanya menganggap hubungan ini pertemanan? Sahabat? Atau malah tempat bermainmu?

Bagaimana jika nanti aku lelah mengejarmu, dan berhenti mencoba menjadi prioritasmu? Sebab, tanpa sadar kamu selalu membuat dinding baru untuk menghalangi jalanku yang selama ini sudah kutempuh untuk menghancurkan dindingmu satu persatu dengan sabar.

Bagaimana jika nanti kamu dan aku sama-sama lelah? Aku lelah menghancurkan dinding yang menghalangiku sedangkan kamu lelah membangun dinding baru lalu kita sama-sama pergi dari sana?

Bagaimana jika aku berbalik melihat orang lain yang selalu menepuk pundakku untuk menghentikanku karena dia sadar semua yang kulakukan itu tak berujung?

Bagaimana jika kamu juga mulai lelah menghadapiku dan melihat orang lain yang baru.

Kalau memang seperti itu, apa arti perjuanganku selama ini? Kamu hanya ingin disayang tapi tidak mau memastikan.

***

Kepada sang pencipta rinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang