***
Kembali lagi pada cerita cinta yang menjadikan aku dan kamu sebagai tokoh utama. Seolah hati merasa kurang puas ia terus mencari cintanya walau sudah terlalu sering merasakan sakit.
Kamu selalu mencariku saat aku hilang tanpa kabar. Walau hanya 10 menit kamu merasa tak tenang, karena kebiasaanmu yang begitu aku jadi mengikutinya tanpa sadar. Mencari-carimu saat kamu tak ada kabar, padahal saat itu sedang seru-serunya kita berbincang. Dulu aku tidak begini, namun semenjak patah hati itu aku belajar banyak hal.
Aku terkadang sedih, karena terkadang aku merasa ingin sendiri tanpa mengabari atau mengirim pesan pada siapapun namun aku tak bisa begitu. Berbicara dengan orang pun rasanya tak akan ada yang mengerti. Sebab saat aku sedih pikiranku jadi kacau dan sulit untuk menjelaskan lewat kata ataupun tulisan.
"Dia kembali" bisikku dalam hati. Ini yang selalu kunantikan dulu, waktu dimana dia bisa kembali dan memperjelas semuanya. Aku kira aku akan merasa senang namun hanya rasa sedih dan pahit yang aku dapati. Semua kenangan tentangmu seolah kembali lagi padaku. Kamu seolah membuatku teringat kembali pada masa-masa yang selalu ingin aku lupakan.
Tanpa rasa malu kamu datang kembali padaku. "Hai bagaimana kabarmu sekarang" begitu isi pesanmu. Orang yang perlahan mulai asing itu kembali mencoba membentuk bibit buah harapan. Namun saat itu aku terdiam mematung. Banyak hal yang tak bisa kujelaskan soal perasaan yang bercampur saat itu. Jantungku berdegup mendengar suara dentingan tanda pesan masuk dari seseorang yang pernah aku cintai. "Begitu?" Bisikku.
"Jadi begitu caramu kembali?"***
KAMU SEDANG MEMBACA
Kepada sang pencipta rindu
RomansaKepada siapa aku harus berbagi rindu ini, jika kamu saja enggan menjadi penadah rinduku lagi? Aku terlena pada cinta kasih yang kamu berikan tanpa tahu bahwa aku telah jatuh pada jurang yang salah. Kini harus ku berikan pada siapa rindu ini setelah...