***
Waktu aku bersamamu rasanya hanya sebentar dan tak terasa waktu berlalu begitu cepat, tapi mengapa ketika kita di uji jarak dan melewati hari-hari tanpamu rasanya begitu berat dan lama sekali berakhir.
Aku lemah di hadapan rindu. Aku lemah di hadapan jarak. Tetapi kami sama-sama berjuang untuk tetap bersama. Walau banyak hal yang membuat aku dan dia curiga. Rasanya setiap bertemu dengannya kecurigaan itu luntur seketika. Hati menjadi tenang.
Dirimu yang ceria dan begitu bersemangat berbeda denganku yang pemalu dan pendiam. Kamu begitu menghargaiku dan menerimaku apa adanya. Kamu memberikanku tumpukan perhatian. Semuanya terasa manis bersamamu. Aku ingin menulis semuanya tentang kamu disini. Kamu selalu ada topik pembicaraan dan selalu bisa membuatku nyaman. Kamu selalu membalas pesanku sangat cepat berbeda denganku. Kamu selalu perhatian dan menelponku saat hatiku sedang kacau. Kamu selalu ada di sana saat aku butuh.
Kalau boleh jujur aku memiliki kesenangan tersendiri perihal menceritakanmu. Seberapa manisnya kamu bertingkah, berbicara, ataupun suara tawamu. Cerita ketika kamu panik karena hp kamu aku umpetin, ataupun cerita perihal terakhir kita bertemu itu semua kuceritakan pada orang-orang tertentu. Aku senang bercerita tentangmu, dari yang sedih sampai yang bahagia.
Setiap lembar kertas yang berada pada buku ini rasanya kurang cukup untuk menceritakanmu. Berbicarapun siapa yang ingin mendengarnya? Mungkin mereka akan lelah duluan sebelum aku selesai bercerita. Perlu berapa lembar untuk aku bercerita perihal kamu dalam bentuk aksara?
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Kepada sang pencipta rindu
RomanceKepada siapa aku harus berbagi rindu ini, jika kamu saja enggan menjadi penadah rinduku lagi? Aku terlena pada cinta kasih yang kamu berikan tanpa tahu bahwa aku telah jatuh pada jurang yang salah. Kini harus ku berikan pada siapa rindu ini setelah...