[24] Season 2; Menyebar gosip

737 138 6
                                    

"Pak Daniel, selamat atas kehamilan Istri anda." Ucapan demi ucapan didapatkan oleh Daniel yang baru saja tiba di kantor. Ia tidak menyangka, berita seperti ini menyebar begitu cepat. Daniel juga tidak henti hentinya tersenyum mendapat ucapan seperti itu.

"Terima kasih semuanya. Saya senang kalian mengucapkan ucapan selamat pada saya. Hari ini kantin kantor gratis, saya traktir kalian semua." kata Daniel membuat para pegawai bersorak dan membungkuk mengucapkan terima kasih. Setelahnya Daniel pergi ke ruangannya untuk melanjutkan beberapa pekerjaan yang sempat ia tunda akhir akhir ini.

Sebenarnya Daniel ingin mengambil libur lagi hari ini, tapi Yerin mengomel padanya karna libur melulu. Akhirnya Daniel mengikuti perintah Yerin dan kembali bekerja.

Diluar ruangan Daniel para pegawai masih saja ricuh membicarakan kehamilan istri dari pak direktur. Doyeon yang baru datang dan mendengar omongan tidak mengenakkan mendelik sebal kemudian menyahut.

"Memangnya benar anak yang ada dikandungannya adalah anak Pak Daniel?" sindir Doyeon membuat para pegawai yang sedang bergurau menoleh kearahnya.

"Memangnya siapa lagi kalau bukan anak kandungnya Daniel sajangnim? Nyonya Kang adalah Istrinya." balas salah satu pegawai. Doyeon berdecih, "Tidak ada yang tahu kebenarannya. Mungkin saja anak kandungannya itu hasil dari pekerjaannya?"

"Doyeon Noona!" Lucas menghampiri Doyeon dan menarik lengan Doyeon paksa.

"Ya! Lepaskan aku!"

Seperginya Doyeon yang dibawa Lucas ke suatu tempat, suasana kantor jadi semakin ricuh karna ucapan Doyeon.

"Apa benar Istri Daniel sajangnim adalah jalang?" bisik salah satunya.

"Tapi wajah Nyonya Kang Yerin terlihat polos. Aku tidak begitu percaya beliau melakukan pekerjaan itu."

"Eihh.. jangan terkecoh pada wajahnya."

"Tapi aku percaya Istri dari pak direktur tidak seperti itu."

Begitulah bisikan bisikan para pegawai setelah Doyeon pergi. Sementara itu, Lucas membawa Doyeon ke atap kantor. Lucas tidak habis pikir Doyeon akan melakukan penyebaran gosip yang tidak bermutu di kantor. Lucas mengerti jika Doyeon menyukai Daniel, tapi ia tidak percaya Doyeon akan seagresif ini.

"Noona, apa yang sedang kau lakukan sih?" tanya Lucas.

"Apa urusanmu? Kau tidak tahu apa apa!" ketus Doyeon.

"Benar, aku memang tidak tahu apa apa Noona. Tapi yang kau lakukan tadi sangat keterlaluan. Bagaimana jika semua percaya?"

"Bagus kalau itu terjadi. Lagipula memang itu kok rencanaku." Doyeon melipatkan kedua tangannya didepan dada dan tidak perduli dengan apa yang dilakukannya tadi.

"Noona, aku menyukaimu. Tapi sifatmu yang seperti ini membuatku menyesal menyukaimu." lirih Lucas membuat Doyeon terkejut bukan main. Entah kenapa jantungnya berpacu lebih cepat mendengar pernyataan Lucas. Mungkin sakit karna Lucas mengatakan menyesal menyukainya. Namun dengan cepat Doyeon menepis perasaan itu.

"Aku tidak pernah memintamu menyukaiku, Lucas. Menyerah saja. Seberapapun usahamu mendekatiku, aku tidak akan membalas perasaanmu. Aku hanya menyukai Daniel seorang."

-Your smile in my life-

"Aku sedang menyiapkan makan siangmu. Sebentar lagi aku berangkat ke kantormu. Tunggu aku ya."

'Baiklah, cepatlah datang. Aku merindukanmu.'

Tut.

Sambungan telepon sudah terputus. Yerin meletakkan ponselnya dimeja dan memasukkan tempat makan yang akan ia bawa ke kantor Daniel. Tadi pagi sebelum berangkat, Daniel meminta Yerin untuk mengantarkan makan siang buatannya. Manja memang.

Setelah semuanya siap, Yerin mengganti pakaian lalu beranjak pergi mencari taksi sambil membawa tas tenteng berisik bekal makan siang suaminya.

"Ke Perusahaan keluarga Kang yang pak." Setelah memberitahu tujuan pada supir taksi, Yerin memilih untuk melihat jalanan melalui jendela. Kantor Daniel melewati Universitas Yerin. Seketika gadis itu merindukan berkuliah disana. Ia juga rindu Yoojung, Jennie dan mungkin... Kak Guanlin.

"Nona, sudah sampai."

Yerin mengeluarkan uang dari dompetnya dan ia berikan pada supir taksi itu. Yerin mengucapkan terima kasih lalu keluar dari taksi dan masuk ke dalam kantor. Pertama ia masuk ke dalam kantor, dirinya disambut oleh seorang perempuan yang Yerin yakini bahwa perempuan itu adalah resepsionis kantor ini.

"Selamat siang, Ibu. Ada yang bisa saya bantu?" tanya resepsionis itu dengan sangat ramah. Tidak lupa senyum yang mengembang dibibirnya membuat Yerin ikut tersenyum juga.

"Saya kesini untuk bertemu Kang Daniel." balas Yerin.

"Ah, Pak Direktur. Apa anda sudah ada janji sebelumnya?"

"Janji?"

"Ya, janji."

Yerin bingung ingin menjawab apa.

"Janji.. sepertinya tidak ada," jawab Yerin pelan.

"Baiklah, kalau begitu mohon maaf, Ibu. Anda tidak bisa bertemu dengan Pak Direktur." sahut resepsionis itu.

"Tapi saya ㅡ" Belum sempat Yerin membalas, ucapannya langsung dipotong.

"Mohon maaf, Bu. Sudah peraturannya seperti itu."

Lucas yang baru saja turun dari lantai atas melihat keributan di lobby langsung berlari kecil untuk melihat apa yang terjadi.

"Ada apa?" tanyanya pada resepsionis yang melayani Yerin.

"Ibu ini ingin bertemu dengan Pak Direktur. Tapi beliau tidak ada janji." jelasnya. Lucas melirik ke arah Yerin dan berniat untuk menjelaskan tentang peraturan yang ada dikantor itu.

"Maaf sebelumnya, tapi bisakah anda mengerㅡ"

"Tapi saya istrinya.." potong Yerin. Lucas membulatkan matanya tidak percaya.

"Saya Kang Yerin, Istri dari direktur Kang. Maaf saya belum memberitahu sebelumnya. Tapi bisakah saya bertemu dengan Daniel?"

22.04.18

a/n: detik2 mau end. Yuhuu~

Your Smile In My Life ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang