[25] Season 2; Beban

741 153 6
                                    

Mendengar pernyataan Yerin pada Lucas bahwa ia adalah Istri dari Daniel membuat Lucas juga resepsionis yang bernama Yuju itu terkejut. Terutama Yuju. Ia khawatir jika Yerin memberitahu Pak Direktur bahwa ia sudah memperlakukan Yerin tidak baik. Yerin tersenyum tipis pada Yuju, "Tenang saja. Saya tidak akan bilang pada Daniel. Lagipula itu hal wajar. Saya tidak merasa tersinggung dengan ucapanmu." kata Yerin menenangkan Yuju yang mulai berkeringat.

Yuju membalas senyuman Yerin lalu membungkuk hormat, "Terima kasih, Bu. Maafkan saya."

Setelahnya Lucas membawa Yerin ke lift untuk mengantarkannya ke ruangan Daniel. Di lift hanya ada mereka berdua. Canggung? Tentu saja.

"Maaf, Saya tidak tahu anda adalah Nyonya Yerin." ucap Lucas tiba tiba. Ia melakukan hal yang sama seperti yang Yuju lakukan. Dengan segera Yerin menyuruh Lucas berhenti membungkuk karna ia tidak enak hati.

"Tidak apa apa. Lagipula saya tidak pernah kesini. Jadi wajar saja kalau belum tahu." ujar Yerin dengan senyuman hangatnya.

Lucas yang melihat senyum Yerin sedikit terkejut.

'Dia cantik. Pantas saja Pak Daniel menyukainya.' batin Lucas.

Lift sudah terhenti dilantai tujuh tempat ruangan Daniel berada. Lucas dengan senang hati menuntun Yerin seraya menjelaskan tata ruang yang ada dikantor. Beberapa pasang mata melihat ke arah mereka. Terutama ke arah Yerin. Mereka heran, siapa gadis yang bersama Lucas?

"Hei, Lucas!" panggil Tzuyu, salah satu pegawai yang tadi bergosip. Lucas sontak menoleh diikuti oleh Yerin yang ikut menoleh meskipun namanya tidak dipanggil.

"Kenapa, Noon?" tanya Lucas.

Tzuyu melirik ke arah Yerin sekilas lalu kembali menatap Lucas, "Ini siapa? Kenapa kau membawa orang asing masuk ke kantor kita?"

"Dia bukan orang asing, Noon. Dia Kang Yerin, Istri Pak Direktur." jelas Lucas, Yerin tersenyum menatap orang orang yang juga menatapnya dengan terkejut. Benar saja, reaksi semuanya sama seperti Lucas dan Yuju saat di lobby tadi.

Yerin membungkukkan tubuhnya sedikit lalu menyahut, "Selamat siang. Saya Yerin. Maaf kalau kedatangan saya mengganggu kerja kalian." kata Yerin masih dengan senyumnya yang mengembang.

"Kau serius Yerin istri Pak Daniel?" tanya Sana, teman Tzuyu.

"Iya."

Semuanya tersenyum melihat Yerin. Tapi... sebagian senyuman tulus dan sebagiannya lagi senyuman sinis. Namun Yerin langsung menepis apa yang ia lihat dan berharap penglihatannya salah.

Tapi tiba tiba saja, Sana kembali bersuara membuat Yerin melunturkan senyumannya.

"Hei, kami dengar dari Pak Daniel istrinya hamil. Kebetulan sekali istrinya ada disini. Aku ingin bertanya, apa yang dikandunganmu itu sungguh sungguh anak dari direktur Kang?" tanyanya.

Bukan hanya Yerin yang terkejut, Lucas yang ada disampingnya pun terkejut mendengar pertanyaan Sana. Ia tidak sangka akan menjadi seperti ini.

"Apa maksudnya?" tanya Yerin tidak mengerti. Ia memegang erat tas tenteng yang sedari tadi ada digenggamannya.

"Kata sekretaris Kim Doyeon, kau hanya seorang jalang. Apa itu benar?"

Tidak tahan dengan pertanyaan yang dilontarkan Sana, Lucas langsung menyela, "Sudahlah. Kembali bekerja saja. Jangan mengikutcampur rumah tangga seseorang."

Setelah semua kembali ke pekerjaan masing masing, Lucas melihat Yerin sedikit gemetar. Sedikit kasihan pada Yerin. Entahlah kenapa, ia merasa Yerin adalah perempuan baik baik.

"Ayo, saya antarkan ke ruangan pak direktur."

Tok tok tok..

Daniel yang tengah sibuk dengan dokumennya melirik sekilas ke arah pintu.

"Masuk." Lucas masuk dan menghampiri meja Daniel.

"Sajangnim, Istri anda datang." kata Lucas. Daniel menaruh dokumen yang tadi ia lihat lalu menatap Lucas dengan tatapan senang.

"Suruh dia masuk." Yerin masuk. Dan pintu tertutup ketika Lucas membungkuk untuk berpamitan keluar. Melihat istrinya yang benar benar datang membawa bekal, Daniel tersenyum senang lalu mendatangi Yerin yang duduk di sofa.

"Aku menunggumu sangat lama." ucap Daniel seraya membuka jas serta menggulung lengan kemejanya. Sementara Yerin mengeluarkan bekal yang ia bawa ditas tentengnya tadi.

"Maaf, datang terlambat." gumam Yerin.

'Ada banyak masalah yang aku lewati untuk keruanganmu tadi.' Yerin hanya melanjutkan ucapannya didalam hati. Ia tidak ingin mengatakannya pada Daniel.

"Tidak masalah. Yang terpenting kau datang sekarang."

Tes.

Yerin segera menghapus jejak air matanya. Untung saja Daniel tidak melihat. Meskipun kejadian tadi hanya hal sepele, tapi cukup membuat Yerin menjadi down. Terlebih lagi dengan kondisi Yerin yang sedang hamil. Entahlah, ia merasa memiliki beban sekarang.

Baru saja Daniel ingin membuka tutup tempat makan, matanya menangkap wajah Yerin yang sedikit pucat. Segera ia taruh kembali tempat makannya lalu mendekatkan diri pada Yerin.

"Kenapa wajahmu pucat? Apa kau sakit?" tanya Daniel. Tangannya ia arahkan untuk menyentuh pipi tembam Yerin. Yerin menggelengkan kepalanya, "Tidak. Aku baik baik saja."

"Seharusnya aku tidak menyuruhmu kemari. Maaf, lebih baik kau pulang dan istirahat. Aku tidak ingin terjadi sesuatu padamu juga anak kita." sahut Daniel.

"Aku baik, Daniel."

"Tidak, Yerin. Dengarkan aku. Demi kebaikan kamu." Mau tidak mau akhirnya Yerin mengangguk pelan. Daniel segera bangkit dan keluar dari ruangan untuk memanggil Lucas. Hanya dia satu satunya orang yang bisa dipercaya oleh Daniel. Lucas mengikuti Daniel dari belakang. Saat diruangannya, "Lucas, antarkan istri saya pulang. Tolong kendarai mobil dengan hati hati. Ia sedang hamil." pinta Daniel. Lucas mengangguk mengerti.

"Baiklah. Saya mengerti,"

"Pulang dan istirahatlah. Aku akan pulang lebih awal hari ini." ucap Daniel pada Yerin didepan Lucas. Lucas hanya memperhatikan keduanya saja. Daniel mencium pipi Yerin lalu mengusap rambutnya.

"Aku pulang ya, Niel. Jangan lupa untuk makan siangnya."

"Pasti akan kumakan. Sampai nanti, sayang."

22.04.18
a/n: still votment ya :'

Your Smile In My Life ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang