[31] Season 2; Akhir dari Kecemasan [END]

951 144 17
                                    

Tuk... Tuk.. Tuk...

Sepatu Daniel bergema di ruang tamu rumahnya ketika tengah berjalan mondar mandir seraya menelpon seseorang. Mata pria itu sedikit gelisah melihat jam sudah menunjukkan jam dua siang. Pasalnya, Yerin belum juga pulang saat ini padahal ia sudah mengingatkan Yerin untuk pulang jam satu.

"Hah..." Helaan nafas keluar begitu saja dari bibirnya. Kecemasannya saat ponsel Yerin tidak diangkat semakin bertambah. Begitupun dengan Chaeyeon, gadis itu juga tidak menjawab panggilan dari Daniel.

"Kau dimana Yerin..."

###

Brankar rumah sakit didorong dengan cepat oleh Suster yang ada juga Guanlin dan Chaeyeon. Chaeyeon berkeringat melihat darah yang terus keluar mengalir dikaki Yerin. Ia tahu, itu berasal dari janinnya.

"Yerin, kau dan anakmu akan baik baik saja. Jangan takut, aku akan menghubungi Daniel," ujar Chaeyeon mencoba untuk meyakinkan Yerin akan kondisinya. Yerin mengangguk dengan wajah pucat, "Doakan aku dan bayiku."

Setelah Yerin bicara begitu, Suster langsung membawanya masuk ke ruang UGD. Guanlin menghampiri Chaeyeon dan memeluknya.

"Tenanglah, mereka akan baik baik saja. Ini bukan salahmu. Lebih baik kau hubungi Daniel. Suaminya itu pasti sangat khawatir." gumam Guanlin disela pelukannya dengan Chaeyeon.

Chaeyeon mengangguk mengerti kemudian melepas pelukan. Tangannya meraih ponsel yang ada ditas slempang miliknya dan terkejut ketika melihat kontak Daniel yang baru saja menghubunginya sebanyak 5 kali.

Dengan segera Chaeyeon menekan tombol panggil pada kontak Daniel untuk menghubunginya kembali.

"Halo, Daniel."

-Your smile in my life-

"HEI KALAU DIJALAN RAYA JAGA KECEPATANMU!"

Teriakan mendumel keluar dari para pengendara lain saat mobil Daniel menyalip nyalip diantara banyak kendaraan di jalan raya. Wajar saja Daniel melakukan itu, ia tengah diambang kecemasan sekarang. Ketika mendapat panggilan dari Chaeyeon beberapa menit lalu, Daniel langsung bergegas menuju mobilnya saat mengetahui Yerin dibawa ke rumah sakit.

Netra pria itu menatap jalanan dengan penuh kekhawatiran. Daniel takut Yerin meninggalkannya, padahal baru saja mereka berdua merasa bahagia karena sebentar lagi kelahiran dari anak pertama keluarga kecil mereka.

'Salahku..' batin Daniel.

Usai memarkirkan mobilnya, Daniel langsung berlari menuju tempat yang Chaeyeon maksud. Kakinya lemas mendapati Chaeyeon serta Guanlin yang menunggu di depan ruangan tempat Yerin.

"Daniel." gumam Guanlin membuat Chaeyeon mendongakkan kepalanya.

"Yerin baik baik saja?" tanya Daniel tergesa gesa mengabaikan gumaman Guanlin.

"Kami tidak tahu, dokter belum keluar dari ruangan Yerin diperiksa." jawab Chaeyeon.

"Maaf, salahku karena mengajak Yerin bertemu." sahut Guanlin pelan. Chaeyeon menggeleng, "Bukan salahmuㅡ"

"Bukan salah kalian berdua. Seharusnya aku menemaninya tadi. Kita berdoa saja semoga Yerin tidak apa apa," sambung Daniel diikuti anggukan Guanlin juga Chaeyeon.

Sudah hampir sejam mereka menunggu Dokter keluar dari UGD, akhirnya pemeriksaan kondisi Yerin pun selesai. Dokter serta Suster yang membantu tadi berjalan keluar dari tempat Yerin.

"Dimana keluarganya?" tanya Dokter tersebut.

"Saya suaminya, Dok." balas Daniel.

Dokter itu mengalihkan pandangan pada Daniel. Seulas senyum simpul terukir dibibirnya.

"Jangan khawatir, Istri Anda baik baik saja. Tapi kondisi janinnya sedikit melemah yang disebabkan karena benturan keras. Kami sangat menyarankan agar Istri Anda dirawat inap di sini untuk sementara waktu." jelas Dokter itu. Daniel menghela nafas lega dan berat secara bersamaan. Ia merasa lega karena akhirnya Yerin baik baik saja. Tapi...

"Lakukan yang terbaik untuk Istri Saya, Dok."

Dokter itu mengangguk kemudian pergi meninggalkan Daniel, Chaeyeon dan Guanlin.

###

Seminggu kemudian...

Seminggu telah berlalu sejak kejadian yang menimpa Yerin hari itu. Dan seminggu juga Yerin dirawat inap di rumah sakit untuk menstabilkan kondisinya juga janin yang ada dikandungannya. Daniel bahkan rela mengambil cuti dan men-cancel semua janji pertemuannya pada klien-nya. Meskipun orangtua keduanya sudah menyuruh Daniel tetap kerja dan membiarkan mereka yang menjaga Yerin, tapi tetap saja. Daniel kekeuh ingin menjaga Yerin.

Yerin tersenyum melihat Daniel tertidur di samping kasurnya. Posisi duduk Daniel membuat Yerin sedikit kasihan.

Tangan gadis itu terarah untuk mengusap lembut surai coklat Daniel juga pipinya yang mulai terlihat tirus. Benar dugaannya, Daniel jarang makan semenjak Yerin dirawat.

Chu~

Satu ciuman mendarat dipipi kiri Daniel. Meskipun hanya ciuman kecil, tapi Daniel merasa senang. Yerin tidak tahu jika Daniel sebenarnya sudah bangun sejak elusan tangan Yerin di rambutnya.

Daniel membuka matanya lalu melihat ke arah Yerin yang tampak terkejut.

"Kau sudah bangun?" tanya Yerin gugup.

Daniel tersenyum penuh arti dan melempar pandangan ke langit langit kamar, "Tadi aku kaya ngerasa ada yang cium. Apa cuma mimpi ya?" Dan pandangan Daniel berakhir dengan menatap Yerin membuat pipi gadis itu memerah mendengar ucapan suaminya.

"K-kenapa memandang ke arahku? Aku tidak menciummu." ketus Yerin lalu mengalihkan pandangan agar rona merah tidak terlihat oleh Daniel.

"Padahal aku tidak bilang kamu yang cium aku, loh.." kekehan kecil keluar dari mulut Daniel membuat Yerin sebal dan semakin memerah.

Bugh.

"Jangan menggodaku, Kang!"

Daniel tersenyum kemudian bangkit dari duduknya dan berpindah tempat menaiki kasur Yerin yang masih tersedia sedikit. Keduanya saling berhadapan dengan Daniel yang mulai menggenggam tangan Yerin.

"Maaf membuatmu sakit seperti ini." ucap Daniel dengan tulus. Yerin menggeleng, "Tidak masalah. Aku juga minta maaf karena membuatmu khawatir."

Senyuman lagi lagi mengembang di sudut bibir masing masing. Daniel mendekatkan wajahnya pada Yerin. Begitupun Yerin, ia tahu Daniel akan menciumnya. Karna itu ia memejamkan matanya menunggu ciuman yang diberikan Daniel.

Chup.

Hanya ciuman yang singkat, namun cukup membuat keduanya berdebar tidak karuan.

"Aku mencintaimu, Yerin."

"Aku juga."

E N D -

#31Mei2018

Akhirnya end juga, maaf ya kalo akhir ceritanya ga sesuai ekspetasi :(
Udah keilangan ide :'
Makasih loh udah mau sempetin baca cerita ini
Oh ya, ini kemungkinan bakal ada epilognya
Jadi tunggu aja ya...
Terus juga aku mau bikin cerita baru. Castnya ada Daniel Yerin juga :v

Your Smile In My Life ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang