[13] Season 2; Dia yang ku maksud

945 161 25
                                    

"Aku pulang duluan ya. Hanbin sudah menjemputku."

"Hati hati, langsung pulang ya jangan mojok dulu." kata Yoojung saat Jennie berpamitan untuk pulang duluan padanya dan Yerin.

Jennie tertawa sambil melambaikan tangannya dan berjalan menuju motor Hanbin ㅡkekasihnya.

Kini hanya tinggal Yerin dan Yoojung di depan pagar. Yerin sedang menunggu Daniel begitupun dengan Yoojung yang menunggu jemputannya.

"Tumben jemputanmu belum datang," kata Yerin tiba tiba pada Yoojung.

"Iya nih, macet mungkin." jawab Yoojung yang dibalas anggukan oleh Yerin.

Beberapa detik setelahnya Yoojung menolehkan kepalanya pada Yerin, "Kau sendiri? Jemputanmu belum datang?"

"Eh? Aku? Sepertinya sama denganmu. Mungkin terjebak macet."

Tin! Tin!

Keduanya sontak menoleh pada mobil berwarna silver yang berhenti di depan mereka. Yerin hafal betul kalau itu mobil suaminya. Karna itu sudut bibirnya tertarik membuat senyum tipis.

Kaca mobil dibuka perlahan hingga menampilkan sosok pria berpakaian formal sehabis pulang bekerja tengah menoleh ke arah Yerin dengan tangan yang masih berada disetir mobil.

Daniel tersenyum saat melihat Yerin, "Ayo pulang." katanya.

Yerin mengangguk, tapi sebelum masuk ia sempatkan diri untuk berpamitan pada Yoojung terlebih dahulu. Yoojung tampaknya sedikit terkejut dengan kedatangan Daniel yang tiba tiba dan langsung mengajak Yerin pulang. Seakan mengerti dengan pikiran Yoojung, Yerin tersenyum lalu menepuk pelan pundaknya, "Besok akan ku jelaskan semuanya." sahut Yerin.

Yoojung hanya mengiyakan perkataan Yerin.

"Aku pulang duluan ya, kau hati hati menunggu sendirian." ucap Yerin.

"Iya, kau juga hati hati dijalan, sampai besok."

###


"Oh? Kau sudah pulang rupanya."

Guanlin melirik malas ke arah Doyeon yang sedang duduk di sofa dengan tangan yang memeluk setoples makanan. "Kau sendiri tumben sudah pulang." balasnya menghampiri Doyeon dan duduk disebelahnya.

Doyeon menghela nafasnya, "Aku sedang kesal saja dengan atasanku."

"Kenapa?"

"Dia cuek sekali padaku,"

"Wajar saja, memangnya kau suka padanya?" Guanlin melirik Doyeon yang tersenyum tipis ketika ditanya seperti itu.

"Bukan suka lagi, aku mencintainya." kata Doyeon.

"Dasar gila suka dengan atasanmu sendiri,"

"Biar saja, itu urusanku. Urus saja urusanmu sendiri. Sudahlah aku mau mandi, kau jangan masuk kamarku." ketus Doyeon lalu bangkit dari duduknya dan menuju kamar.

Guanlin mencebik setelahnya pergi ke kamarnya juga untuk mengganti pakaian.

"Doy,"
"Doyeon."
"Aku mau pinjam laptopmu, kau ada didalam tidak?" teriak Guanlin tepat didepan kamar Doyeon.

Ia ingin meminjam laptop karna laptopnya sendiri sedang rusak. Lama tak ada jawaban membuat Guanlin berdecak sebal. Setelahnya ia memutuskan untuk masuk ke kamar Doyeon, "Aku masuk ya."

Terdengar suara air dari arah kamar mandi, Guanlin mengira kalau Doyeon belum selesai mandi.

"Pantas saja tidak menjawab." gumam Guanlin.

Guanlin mulai mengedarkan pandangannya untuk mencari benda yang ia cari. Matanya kemudian tertuju pada suatu arah. Laptop yang ia cari terdapat di meja sebelah kasur.

Guanlin tersenyum lalu mengambil laptop tersebut, saat berbalik langkahnya terhenti ketika melihat sesuatu yang menempel di kaca meja rias milik Doyeon.

Langkah kakinya menghampiri meja rias karna penasaran. Saat sudah sampai, Guanlin memicingkan matanya. Terdapat beberapa foto pria tertempel di kaca tersebut.

"Aku seperti pernah melihatnya,"

Guanlin menatap lamat foto pria itu, sedetik kemudian matanya membulat.

"Bukankah ini suami Yerin?"

Pikiran Guanlin menimbulkan banyak pertanyaan,

Kenapa Doyeon bisa punya foto suaminya Yerin?

Apa hubungannya?

Siapa pria itu sebenarnya?

Apa itu atasan yang disukai Doyeon?

"Hei, siapa yang menyuruhmu masuk ke kamarku?" Guanlin sontak membalikkan tubuhnya menatap Doyeon yang baru keluar kamar mandi dengan handuk yang melilit ditubuhnya.

"Aku hanya meminjam laptopmu. Sedari tadi kupanggil dari depan kamar kau tidak dengar. Yasudah." jelas Guanlin.

"Lalu kenapa tidak langsung keluar dan malah berdiri disana?" tanya Doyeon.

Guanlin terdiam, ia menunjuk foto pria itu untuk mengalihkan pembicaraan, "Siapa pria itu?" tanya Guanlin.

Doyeon mengikuti arah telunjuk Guanlin, "Oh, itu orang yang ku maksud. Atasanku, namanya Daniel."

"Apa?"

"Kenapa memangnya? Kau kenal?" Kini giliran Doyeon yang bertanya.

"Bukankah pria itu sudah punya Istri?"

"Kau tahu? Woahh.. apa kau dekat juga dengan istrinya?"

Guanlin menatap Doyeon tidak percaya. Bagaimana mungkin dia tau bahwa pria bernama Daniel sudah mempunyai Istri tapi dia masih mencintai suami orang.

Sudah gila.

"Kau gila?" kata Guanlin.

"Aku gila karnanya."

"Hah.. Kau mau jadi penghancur rumah tangga Yerin dan pria itu?"

Doyeon tersenyum, "Kurasa kau mengenal baik Yerin si jalang itu."

"Tutup mulutmu, jangan hina Yerin seperti itu." ketus Guanlin.

"Uuu... Kau membelanya. Apa kau menyukainya juga?" tanya Doyeon dengan nada yang dibuat buat terkejut.

"Aku menyukainya, tapi aku tidak gila sepertimu."

Setelah membalas pertanyaan Doyeon, Guanlin melangkahkan kakinya keluar dari kamar Doyeon.

"Yerin, Yerin, apa sih yang kau lakukan sampai sampai dua orang pria yang ku sayang bisa suka dengan jalang sepertimu?" gumam Doyeon yang melihat punggung Guanlin menghilang dipintu kamar.

15.03.18

A/n; Maaf late update ya, lagi fokus UKK aku T.T

Your Smile In My Life ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang