[19] Season 1; Tetaplah bersamaku

1K 195 46
                                    

Setelah pertemuan Daniel dengan Ong beberapa hari yang lalu membuat Daniel sedikit gelisah. Ia masih memikirkan perkataan Ong.

Perkataannya waktu itu semacam permintaan terakhirnya.

"Arghh sudahlah." kesal Daniel dan melompat ke kasur untuk tidur karna sudah larut.

-Your smile in my life-

Hari hari pun berlalu, lusa ujian kelulusan akan berlangsung. Sebelum ujian, Yerin dan Ong menghabiskan waktunya bersama seperti saat ini. Mereka jalan jalan berdua, tidak menaiki kendaraan apapun. Melainkan hanya jalan kaki agar terlihat romantis katanya.

Saat di jalan Ong selalu menggoda Yerin dengan berbagai macam gombalannya. Yerin yang digoda sedikit malu membuat pipinya memerah dan menunduk sedikit. Karna menunduk, Yerin tidak lihat jika di depannya ada batu.

Bruk.

Yerin terjatuh membuat Ong terkejut. Dengan segera menghampiri gadisnya dan melihat keadaannya.

"Ah.." erang Yerin.

Lututnya sedikit terluka. Ong berjongkok di hadapan Yerin, "naiklah." katanya.

"Aku bisa jalan kok.."

"Jangan sakiti dirimu sayang, ayo naik." sahut Ong.

Yerin pun menurut dan mulai mengalungkan tangannya ke leher Ong.

"Waduh, berat juga yah," canda Ong ketika mulai bangkit dari jongkoknya.

Yerin memukul pelan punggung kekasihnya, "yaudah turunin aja!"

"Bercanda sayang."

Ong tertawa kecil kemudian melanjutkan jalannya. Hubungannya dengan Ong sudah cukup lama.

Yerin sekarang telah mencintai Ong sepenuhnya dan melupakan Daniel. Berkat Ong, Yerin selalu merasa aman. Ong selalu melindungi dirinya ketika ada apa apa, ia juga sangat perhatian pada Yerin.

Daniel yang dulu sangat Yerin cintai, sekarang hanya menjadi masa lalu bagi Yerin.

Yerin merasa sangat beruntung memilih Ong Seongwoo menjadi kekasihnya. Andai saja jika ia terus berpihak pada Daniel, pasti ia tidak akan merasakan balasan dari perasaannya. Ong juga begitu, dia sangat mencintai Yerin. Bahkan ia juga tidak sabar dengan pernikahannya sebentar lagi.

Ong memberhentikan langkahnya di depan kedai kecil yang ada di pinggir jalan.

"Ayo kita makan tteokboki." ajak Ong kemudian menurunkan Yerin perlahan.

Yerin mengangguk, "kamu traktir ya."

Ong tersenyum dan mengacak pelan rambut Yerin. Kekasihnya ini memang selalu ingin gratisan darinya. Tapi apapun yang diminta Yerin, pasti Ong selalu memberikannya.

Ia terlalu mencintai gadis itu.

Selagi Ong memesan, Yerin hanya duduk menunggu sesekali meminum teh hangat yang di sediakan dari kedai.

"Ini pesanannya." kata ahjumma yang melayani sambil memberikan bungkusan tteokboki pada Ong.

Yerin berdiri dan mengucapkan terima kasih.

"Kalian pasangan suami istri yang sangat serasi." lanjut ahjumma.

What theㅡ

Yerin dan Ong saling bertatapan dan terkekeh kecil mendengar ucapan ahjumma.

"Kami belum menikah ahjumma," sahut Ong.

"Ah, begitu.. ahjumma kira kalian sudah menikah." balasnya.

"Sebentar lagi kami akan menikah." ucap Yerin.

"Semoga lancar pernikahannya ya."

"Terima kasih."

Yerin dan Ong pun keluar dari kedai tersebut sambil tertawa kecil.

"Ahjumma itu bahkan mengira kita sudah menikah," ucap Yerin.

"Hahaha kau benar."
"Tapi kakimu itu masih sakit?"
"Kalau masih sakit, naiklah ke punggungku lagi." tawar Ong sembari melihat ke lutut Yerin.

Yerin menggeleng. Sebenarnya ia ingin sih digendong Ong. Hanya saja ia tidak ingin membuat repot Ong.

"Aku tidak apa apa."

Mereka melanjutkan perjalanan, namun mata Yerin menangkap toko bunga yang ada di seberang jalan. Yerin melihat bunga yang sangat cantik di dalamnya. Senyum pun mengembang dari bibir Yerin.

Tanpa pikir panjang dan bilang pada Ong terlebih dahulu, Yerin berlari menyebrang jalan tanpa melihat kanan kiri. Ong terkejut dan berteriak dari tempatnya. Kemudian pandangannya melihat sebuah truk besar berjalan dengan cepat menuju arah Yerin.

Ong dengan segera berlari untuk menyelamatkan Yerin, "Yerin-ah!"

Bruk.

Yerin terjatuh bersamaan dengan tteokboki yang dibelinya tadi bersama Ong. Tteokboki itu sudah berserakan di jalan. Tubuhnya serasa sakit ketika Ong mendorongnya.

Yerin melihat ke arah Ong, namun pria itu tergeletak di pinggir jalan dengan darah yang menggenang di sekitarnya. Yerin serasa jantungnya berhenti berdetak sesaat. Matanya panas, orang orang pun mulai mengerumuni Ong yang tergeletak. Yerin bangkit dan segera menghampiri kekasihnya itu.

Ditaruhnya kepala Ong di paha Yerin. Wajah Ong sekarang di penuhi darah begitupun dengan pakaian yang ia kenakan. Pakaian Yerin juga ikut terkena darah Ong.

Yerin menepuk pelan pipi Ong berkali kali. Airmatanya sudah tidak sanggup ia tahan lagi.

"Ong sadarlah.."
"Hei, jangan tinggalkan aku.."

Yerin menangis, nafasnya tersenggal senggal karna merasa sesak.

Ong membuka matanya perlahan kemudian tersenyum melihat Yerin.

"Ong!"

"Yerin."

Ong memanggil Yerin dengan sisa kesadarannya. Yerin masih menangis. Ia tidak kuat melihat Ong seperti ini.

Ia takut Ong meninggalkannya.
Tangan Ong meraih pipi Yerin membuat pipi gadis itu merah karna darahnya.

"Terimakasih untuk membalas mencintaiku,"
"Tetaplah jadi Yerin yang biasanya."
"Jangan menangis.."
"Maaf,"
"Aku mencintaimuㅡ"

Ong tersenyum untuk terakhir kalinya dan kehilangan kesadarannya. Yerin menggeleng gelengkan kepalanya. Tangisan Yerin semakin pecah. Ia takut itu adalah kalimat terakhir yang akan Yerin dengar saat ini. Yerin tidak mau kehilangan Ong.

Ia mencintainya.

"Jangan tinggalkan aku Ong.." lirih Yerin ditengah tangisannya.

Tak lama kemudian ambulance datang dan membawa Ong ke rumah sakit. Di perjalanan Yerin masih menangis sesegukan sambil menggenggam tangan Ong dengan erat. Seakan akan jika ia melepaskannya, Ong akan pergi jauh darinya, "kumohon, tetaplah bersamaku-"




02.02.18
a/n;ㅡOng mati tidak yah... /kabur (๑و•̀ω•́)

Your Smile In My Life ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang