[30] Season 2; Masalah besar?

730 135 2
                                    

Memikirkan Yerin adalah hal yang dilakukan Guanlin saat ini. Sudah lumayan lama ketika Yerin memutuskan berhenti kuliah sementara, membuat Guanlin merasa rindu pada gadis itu.

Seusai lari pagi disekitaran komplek rumah, Guanlin berjalan ke arah dapur untuk mengambil air. Setelahnya ia mendapati Doyeon yang baru saja pulang. Entahlah, sejak semalam Doyeon tidak pulang ke rumah.

"Wah wah.. Tuan putri baru pulang. Darimana aja?" tanya Guanlin dengan suara yang dimain mainkan. Doyeon melirik sekilas lalu memijat kepalanya pelan karena pusing.

"Diamlah. Aku ingin istirahat." balasnya.

Guanlin mendengus kesal. Tapi setelahnya laki laki itu mendapat panggilan. Dari Yerin.

"Halo, Yerin?"

-Your smile in my life-

Chup.. Chup..

"Mhh.." Erangan dari bibir Yerin keluar begitu saja ketika Daniel mencium ceruk lehernya. Entah apa alasannya Daniel melakukan hal semacam ini dipagi hari. Tapi jujur saja, Yerin menyukainya.

Namun moment romantis mereka harus terhenti ketika suara notifikasi berbunyi dari ponsel Yerin. Daniel meringis pelan lalu menjauhkan dirinya ketika Yerin mulai beranjak mengambil ponsel.

Terlihat nama Guanlin ketika Yerin menyalakan ponselnya.

Kak Guanlin
06.11

Sudah bangun?
Yerin, aku merindukanmu.
Mau bertemu denganku hari ini?

"Aduh, aduh, aduh... Bisa bisanya orang itu ngajak ketemu. Doyeon udah sadar sekarang dia yang mau berulah? Hah!" sindir Daniel.

Yerin memukul pelan bahu Daniel, "Jangan ngomong gitu."

"Aku boleh ketemu dia gak?" tanya Yerin seraya menatap Daniel yang memberikan tatapan malas namun belum membalas pertanyaannya.

"Aku akan pergi bersama Chaeyeon," lanjut Yerin.

Terdengar helaan nafas dari Daniel. Ia pasrah, istrinya memang harus dituruti terlebih lagi saat sedang hamil seperti ini. Daniel pun mengangguk, "Pergilah. Tapi jangan lama lama. Aku akan ke kantor untuk mencopy data." Yerin tersenyum dan mengangguk mengerti lalu menelpon Guanlin bahwa ia setuju untuk menemuinya.

Siangnya, Chaeyeon sudah datang. Ia menunggu Yerin yang tengah mengganti pakaian. Beberapa menit ia menunggu, akhirnya Yerin datang diikuti dengan Daniel yang ada dibelakangnya.

"Pulanglah sebelum jam 1 siang. Aku hanya memberimu waktu 2 jam untuk bertemu dengan orang itu," ucap Daniel posesif seraya melirik jam tangannya.

Sebenarnya jarak antara rumah Yerin dengan kafe tempat janjiannya dengan Guanlin tidak begitu jauh. Tapi Chaeyeon menyuruh Yerin untuk naik taksi saja mengingat kandungan gadis itu sudah menginjak 7 bulan. Ia harus berhati hati untuk tidak membiarkan Yerin kelelahan.

"Perutmu semakin lama, makin membesar ya, rin." ujar Chaeyeon tiba tiba.

"Suatu saat kamu juga sama seperti aku,"

"Kau benar. Aku jadi teringat masa SMA. Yerin sahabatku yang polos sekarang akan jadi seorang Ibu." Yerin hanya tersenyum tidak berniat untuk membalas perkataan Chaeyeon.

Sampai di kafe, Guanlin ternyata sudah terlebih dahulu datang.

"Maaf aku terlambat." kata Yerin. Guanlin berdiri dari duduknya ketika melihat Yerin. Matanya juga melirik sekilas ke arah perut Yerin yang sudah membesar kemudian tersenyum hangat.

"Tidak masalah. Aku hanya terlalu cepat." balasnya.

"Aku membawa teman ke sini. Tidak apa kan? Kenalin, ini namanya Chaeyeon." lanjut Yerin sambil menunjuk ke arah Chaeyeon yang berdiri disampingnya.

Guanlin sedikit terpana ketika melihat Chaeyeon. Tapi laki laki itu langsung menyadarkan dirinya, "Gapapa, rin. Hai, Chae. Guanlin." kata Guanlin sambil tersenyum modus.

"Jung Chaeyeon. Senang bertemu denganmu."

Selepas sesi perkenalan, Guanlin menyuruh Yerin serta Chaeyeon duduk dan memesan makanan. Mata Guanlin entah kenapa tidak lepas dari wajah Chaeyeon yang ada dihadapannya. Membuat Yerin tersenyum kecil menyadari bahwa Guanlin menyukai Chaeyeon.

Bukan hanya Guanlin yang bersikap seperti itu, Chaeyeon juga. Keduanya saling berpandangan tanpa sadar.

"Ehem. Jika kalian saling suka, bilang saja." ucap Yerin. Tidak tahan karena menjadi nyamuk diantara keduanya.

Guanlin tersenyum malu setelah sadar bahwa secara tidak langsung Yerin memergokinya memandangi Chaeyeon.

"Kandunganmu sudah berapa bulan, rin?" tanya Guanlin untuk mengalihkan pembicaraan.

"7 Bulan."

"Ah.. Kau tidak ada niatan untuk kembali berkuliah?" tanyanya lagi.

"Ada. Mungkin nanti beberapa tahun lagi," balas Yerin seadanya.

Setelah menjawab begitu, Yerin bangkit berdiri. "Aku mau ke toilet dulu ya. Kalian mengobrol saja." kata Yerin seraya tersenyum kemudian berlalu pergi ke toilet meninggalkan Guanlin yang tersenyum canggung pada Chaeyeon.

-Your smile in my life-

Zrsss...

Suara air mengalir keluar dari keran yang Yerin buka barusan. Ia ingin mencuci tangan setelah membuang air kecil. Selain itu Yerin juga merapikan segala pakaiannya di depan cermin. Ketika ia ingin berbalik, ada seorang wanita tua yang tidak sengaja menabraknya. Membuat Yerin jatuh terduduk di lantai secara spontan. Begitu juga dengan wanita setengah baya itu.

Karena merasa bersalah, wanita itu berdiri dan membantu Yerin.

"Maafkan saya, saya sungguh tidak melihat." ujar wanita itu dengan wajah bersalahnya. Bisa dilihat Yerin bahwa wanita itu ingin menangis juga.

Yerin mencoba tersenyum meskipun merasa sedikit nyeri dibagian perutnya.

"Gapapa, Bu. Saya juga minta maaf karna ga ngeliat Ibu." sahut Yerin.

"Lebih baik Ibu antar kamu ke rumah sakit ya. Kau sedang hamil bukan? Saya takut terjadi apa apa pada janinmu,"

"Ah tidak masalah, Bu. Aku baik baik saja."

"Kau serius?"

"Ya."

Lama menunggu Yerin, akhirnya gadis itu kembali ke meja tempat Chaeyeon dan Guanlin berada. Beda saat ia pergi, kini Yerin kembali seraya memegang perutnya.

"Maaf aku lama."

"Apa terjadi sesuatu di toilet?" tanya Chaeyeon.

"Tidak ada. Aku hanya buang air besar tadi. Makanya lama,"

"Oh!" Suara Guanlin sontak membuat Yerin dan Chaeyeon menoleh ke arahnya.

"Yerin! Darah mengalir di kakimu!"

#19May2018

a/n: dikit lagi abis loh ff ini~

Your Smile In My Life ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang