[19] Season 2; Penjelasan

748 159 8
                                    

Pagi harinya, Daniel terbangun tanpa melihat Yerin disampingnya. Daniel merasa janggal, biasanya Yerin pasti selalu membangunkannya. Tapi pagi ini, Yerin tidak membangunkannya bahkan gadis itu tidak ada di kamar.

Jari jari Daniel meraba meja yang ada di samping tempat tidur. Ia berusaha mengambil ponselnya. Tapi pria itu tak kunjung mendapatkan apa yang ia cari, saat itulah ia sadar jika ponselnya tertinggal di rumah Doyeon karena semalam ia sempat mengeluarkan ponsel dikamar mantannya itu.

Daniel meringis, kemudian beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi.

Dilain tempat namun di rumah yang sama, Yerin tengah sibuk memasak sarapan untuknya dan juga Daniel. Tentang hal yang semalam, Yerin sedang mencoba untuk melupakannya. Yerin berpikir ia harus mempercayai suaminya. Entahlah, ia jadi teringat perkataan Ong dulu.

Flashback.

Ong terlihat pusing ketika menghadapi Yerin yang tiba tiba saja jadi menyebalkan. Berkali kali Ong mencoba bicara dengan Yerin, namun yang didapat hanya balasan ketus.

Pulang sekolah, Ong berniat untuk mengajak Yerin ke suatu tempat dan bertanya oleh gadisnya apa yang sedang terjadi.

"Yerin-ah, kau tahu? Sikapmu hari ini sungguh menyebalkan." kata Ong.

"Benarkah..?"

Ong mengangguk kemudian tersenyum, "Ada masalah? Cerita saja padaku,"

Yerin menghela nafasnya berlebihan. Ia menatap Ong dan akhirnya mulai bercerita apa masalahnya hari ini. Ternyata masalahnya hanya hal sepele. Hanya tentang Chaeyeon yang berpamitan ingin pergi ke luar negeri menyambung pendidikannya disana setelah lulus nanti. Yerin sedih mendengarnya, karna itulah sikap Yerin hari ini menyebalkan. Padahal Chaeyeon sudah bilang pada Yerin bahwa gadis itu tidak akan melupakan sahabat terbaiknya.

Tapi Yerin yang terlanjur kecewa tidak mempercayai ucapan Chaeyeon. Kekanakan bukan?

Ong tertawa kecil mendengar cerita Yerin.

"Menurutku, kau yang salah Yerin. Seharusnya kau mempercayai sahabatmu. Chaeyeon tidak mungkin melupakanmu. Dia pergi ke luar negeri juga ada alasan tersendiri, bukan? Kau harus mempercayainya. Bukankah hubungan yang tahan lama itu kuncinya hanya saling mempercayai?" jelas Ong panjang lebar, ia berbicara dengan santai dan diakhiri senyuman manisnya yang cukup membuat Yerin mengembangkan senyumnya juga.

Flashback Off.

Yerin tanpa sadar tersenyum tipis ketika mengingat kenangan lamanya bersama Ong. Ong benar, jika ia ingin hubungannya dengan Daniel harmonis, Yerin harus percaya pada Daniel.

"Pagi, sayang. Masak apa?"

Yerin terkejut karna tiba tiba saja Daniel muncul dengan memeluk tubuh Yerin dari belakang. Dagunya ia topangkan di bahu Yerin. Yerin tersenyum dan mengelus lembut tangan suaminya yang melingkar diperutnya.

Yerin suka wangi Daniel sehabis mandi.

"Aku hanya masak roti isi saja." kata Yerin membalas pertanyaan suaminya tadi. Daniel hanya mengangguk kemudian melepaskan pelukan ketika Yerin menuju meja makan. Sementara Daniel hanya mengekori Yerin bak buntut sampai meja makan.

Sarapan pagi ini sedikit hening. Daniel yang tak tahan akhirnya membuka suara, "Yerin, apa kau ada masalah?" tanya Daniel tiba tiba.

Yerin memberhentikan kunyahannya sebentar lalu menggeleng pelan, "Tidak ada," balasnya.

"Kau tidak seperti biasanya.." gumam Daniel curiga namun Yerin hanya diam tidak menyahut apapun.

-Your smile in my life-

Yerin tidak ada jadwal kuliah. Ia juga tidak berencana untuk pergi keluar. Padahal Yoojung juga Jennie mengajaknya nonton bareng dibioskop, tapi Yerin tetap tidak mau. Ia terlalu malas..

Daniel berangkat ke kantor siang hari, sebelum berangkat seperti biasa Yerin menyiapkan keperluan Daniel. Keduanya tidak saling bicara, mereka bicara hanya seadanya saja.

Baru saja Daniel ingin keluar, Yerin tiba tiba saja menahan tangan Daniel.

"Niel.." panggil Yerin dengan suara pelan. Sontak Daniel menoleh menatap Istrinya yang tengah menunduk, "Kenapa, rin?" tanya Daniel.

"Aku ingin bicara,"

Daniel mengangguk, ia yakin Yerin pasti ingin bicara satu hal penting. Mereka duduk bersebelahan di sofa sambil menunggu Yerin yang belum juga bicara.

"Apa ada masalah?"

Lagi, Daniel bertanya dengan pertanyaan yang sama saat mereka sarapan. Yerin hanya mengangguk pelan kemudian menatap Daniel.

"Daniel, apa kau mencintaiku?"

Daniel mengerutkan keningnya. Menurutnya, itu adalah pertanyaan aneh yang dilontarkan Yerin. Jelas saja dia mencintai Istrinya itu, "Kenapa kau bertanya begitu? Jika aku tidak mencintaimu mana mungkin aku menikahimu." sahut Daniel.

"Lalu mengapa kau berbohong?" lanjut Yerin cepat.

Sial, Yerin terbawa emosinya.

"Maksudmu berbohong apa?" tanya Daniel tidak mengerti.

"Kenapa kau berbohong kemarin? Kau bilang ada pertemuan dengan klien-mu namun nyatanya kau bersama dengan Doyeon sampai malam, iya kan?"

Sekarang Daniel mengerti kenapa sikap Yerin berubah tiba tiba. Daniel tidak heran jika Yerin tahu darimana ia bersama Doyeon semalam. Daniel berpikir mungkin semalam Yerin menelponnya, tapi yang menjawab adalah Doyeon. Ia juga yakin, Doyeon bicara yang tidak tidak pada Yerin. Daniel bertekad untuk menanyai secara langsung dengan Doyeon nanti di kantor.

Diamnya Daniel membuat Yerin sedikit kesal, "Jadi benar?" lirih Yerin, matanya mulai berkaca kaca. Ia sedih, juga kesal.

Daniel tersenyum tipis, ia meraih tangan Yerin untuk digenggam. "Semuanya benar, tapi aku tidak membohongimu Yerin. Semalam aku memang bersama Doyeon, tapi untuk menemui klien ku," jelas Daniel.

Yerin hanya diam sambil mendengarkan penjelasan yang keluar dari mulut suaminya. Daniel menjelaskan semuanya secara detail selama 5 menit.

"Aku mencintaimu, Yerin. Aku tidak akan bersama Doyeon jika tidak ada satu hal penting. Maaf karna aku belum memberitahumu, Doyeon itu sekretarisku."

05.04.18

a/n: halo lama up ya? Maaf maaf, aku lagi sibuk soalnya.g. jadi jarang buka wp :') jangan bosen ya sama ffq :(

Your Smile In My Life ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang