[16] Season 1; Orangtua Ong Seongwoo

1K 193 17
                                    

Jung Yerin yang duduk di samping ibunya melebarkan mata ketika ayahnya secara terang terangan bertanya pada Ongㅡkekasihnya, kapan orang tuanya datang untuk melamar.

Bisa dilihat juga raut wajah Ong sedikit terkejut namun kini dia menormalkan ekspresi dan kembali tersenyum.

"Jika tidak keberatan, mungkin saya akan melamar Yerin sebelum ujian kelulusan." sahut Ong.

"Apa??"

Yerin semakin terkejut dengan jawaban Ong. Ia pikir Ong akan menjawab saya belum memikirkan tentang pernikahan om namun nyatanya Ong malah menjawab yang tidak tidak.

"Baiklah, saya tunggu kedatangan orangtuamu." kata ayah Yerin.

Ibu Yerin tersenyum, Yerin yang tidak tahan akhirnya membuka mulut.

"Ayah, mana mungkin. Aku dan Ong masih kecil, yah. Kita tetap harus melanjutkan pendidikan ke universitas!" sanggah Yerin.

"Itu bukan masalah besar, Yerin. Kau dan Ong bisa kuliah dan bekerja meskipun sudah menikah." balas ayahnya.

"Tapi ayah, bukankah ayah baru kenal dengan Ong??" tanya Yerin.

Ong dan ibu Yerin hanya diam mendengarkan pembicaraan Yerin dengan ayahnya.

"Ayah berpikir Seongwu adalah pria yang baik. Turuti ayah saja, ayah dan ibumu juga sering tidak ada di rumah. Jika kau menikah dengan Seongwu, kau tidak akan sendirian lagi dan ayah akan mendapatkan cucu." jelas ayah Yerin.

Ong terkekeh geli di dalam hatinya mendengar penjelasan calon mertuanya itu.

Bagaimana bisa ayah Yerin memikirkan cucu saat ini?

Bahkan dirinya dengan Yerin belum tentu setelah nikah nanti akan melakukannya. Mengingat Yerin yang ingin melanjutkan pendidikan. Ong memang tipe pria yang memberikan kebebasan pada gadis yang dicintainya.

Setelah menikah, Ong pasti tidak akan memaksakan kehendaknya. Ia tidak akan melakukan apapun pada istrinya nanti jika istrinya sendiri yang meminta.




























"Oppa, Maafkan ayahku tadi ya," kata Yerin.

Yerin dan Ong sudah dalam perjalanan menuju rumah Ong. Jika Yerin membiarkan Ong dan ayahnya terus terusan mengobrol, Yerin takut pembicaraannya akan jadi melantur.

Ibunya juga sama sekali tidak mau membantunya, Ibu memamg selalu mengikuti kata Ayah.

"Kenapa minta maaf?" tanya Ong dengan nada heran.

"Ayahku sudah menyuruhmu yang tidak tidak.." sahut Yerin.

Ong terkekeh. Saat ada lampu merah, ia memberhentikan motornya menunggu lampunya hijau.

"Gapapa kali rin, aku juga niatnya ingin melamarmu."

"Apa??"

Ong hanya diam tidak menyahut lagi dan melanjutkan perjalanannya.


Motor besar Ong berhenti ketika sudah sampai di halaman rumahnya. Rumahnya besar, wajar saja. Ong memang anak orang kaya. Meskipun Yerin juga orang yang mampu seperti Ong, namun sepertinya kekayaan ayahnya tidak sebanding dengan kekayaan ayah Ong.

Ong menggenggam tangan Yerin dan mengajaknya masuk. Orangtuanya sudah menunggu di dalam. Ayahnya juga rela pulang lebih awal dari kantor hanya untuk bertemu dengan pacar anaknya.

"Yah, bu.."

Ong memanggil ayah dan ibunya. Sedangkan Yerin hanya mengintil di belakang Ong sambil membalas genggaman tangan pria itu. Tidak lama, ibu dan ayah Ong muncul dari kamar mereka. Menghampiri putranya dengan wajah senang membuat Yerin tersenyum tipis melihat keharmonisan keluarga kekasihnya ini.

Ibu Ong mengalihkan pandangan ke arah Yerin begitupun dengan ayahnya.

"Ini Yerin yang kau bilang pacarmu kan?" tanya Ibunya.

Yerin hanya tersenyum kemudian membungkuk hormat.

"Kau sangat manis nak." puji Ayah Ong.

Yerin sedikit malu dipuji begitu hanya bisa menundukkan wajahnya.

"Dia malu." sahut Ong sambil terkekeh.

"Ayo duduk."

Yerin ditarik oleh ibu Ong seperti Ong yang tadi ditarik oleh ibunya saat di rumah. Ong duduk disamping ayahnya dan Yerin duduk disamping ibunya.

Yerin sedikit malu dengan orangtua kekasihnya ini. Ia memang gadis pemalu jika baru bertemu.

"Seongwoo-ya, ibu senang kau punya pacar seperti Yerin. Dia cantik dan kelihatan baik," kata ibu ong memuji Yerin.

Yerin tidak bisa menyembunyikan senyumnya ketika dipuji.

"Aku juga merasa beruntung memilikinya bu." balas Ong.

"Yerin-ah.." panggil ayah Ong.

Yerin menoleh, bukan hanya Yerin sih.. semuanya menoleh ke pria paruh baya itu.

"Apa kau mau menikah dengan putraku?"




Hell-





Yerin tidak menyangka pikiran ayah Ong dan ayahnya sejalan. Ong tersenyum mendengar ucapan ayahnya itu.

Ia sangat senang jika memang harus menikahi Yerin. Ia mencintai Yerin, Apa salahnya?

Ong juga sudah bertekad untuk membuat gadis itu melupakan Danielㅡsahabatnya.

"Kau mau kan yerin? Ibu sudah tidak sabar untuk mempunyai cucu." sambung Ibu Ong.

Astaga tuhan...

Beberapa menit Yerin berpikir, akhirnya ia tersenyum dan mengangguk.

"Aku mau." jawab Yerin.

Ong langsung menyambung,

"Yah, bu. Tadi saat di rumah Yerin, orangtuanya bertanya kapan aku akan melamarnya. Aku bilang akan melamarnya sebelum ujian kelulusan,"

"Bagus kalau begitu, besok juga boleh kalau kalian mau." sahut ayahnya.

"Apa??!"

01.02.18
A/n;ㅡStill votment ya..
A/n;ㅡBagian Daniel Yerin belum muncul disini, kira kira 1 chapter lagi baru muncul Danielnya. Ditunggu aja ya >.<

Your Smile In My Life ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang