[12] Season 2; Perasaan Guanlin

962 163 15
                                    

"Selamat pagi, Daepyo-nim."

Daniel hanya membalas dengan senyuman ketika karyawan membungkuk hormat padanya. Tidak sedikit yang memberi hormat, bahkan saat didalam lift pun sapaan dari para karyawan didapatkan oleh Daniel.

"Selamat pagi, Kangniel." Menganggap tidak ada yang memanggil, Daniel pun masuk begitu saja ke dalam ruangannya meninggalkan Doyeon yang tadi menyapa dengan ekspresi kesal karna merasa diabaikan.

Meskipun Doyeon sekretarisnya, Daniel tetap bersikap masa bodoh dengan gadis itu. Daniel juga tidak bisa menyalahkan ayahnya atas semua ini. Rasanya ia ingin memecat Doyeon saat ini juga. Tapi setelah ia bicara pada sang ayah, ayahnya malah melarang. Ayahnya tidak ingin Daniel memecat karyawan tanpa alasan yang jelas, pasalnya jika Daniel memecat karyawan dengan alasan yang tidak jelas, itu akan membuat image Daniel serta perusahaan menjadi buruk.

Baru saja Daniel mem-fokuskan dirinya pada layar laptop yang ada didepannya, tapi pintu ruangannya dibuka oleh seseorang.

Doyeon,

Gadis itu masuk begitu saja tanpa mengetuk pintunya terlebih dulu. Jika saja gadis itu berperilaku sama seperti tadi di kantor lain, sudah pasti ia langsung dipecat oleh atasannya.

Daniel menatap malas ketika Doyeon mendekatinya, "Danieelllll, tadi kamu kenapa sih cuekin aku gitu?!" katanya sambil berlaga kesal di depan Daniel.

"Jawab aku, Niel. Jangan diam saja." lanjutnya ketika tidak mendapat respon dari Daniel.

"Bersikaplah profesional, kau harus sadar apa posisimu di kantor saya. Jangan memanggil saya seperti itu, saya atasanmu, bukan teman atau kekasihmu, Doyeon-ssi." balas Daniel dengan penuh penekanan disetiap kata katanya.

Jengkel?

Tentu saja, Doyeon merasa sangat jengkel dengan sikap Daniel. Padahal dulu Daniel selalu bersikap manis padanya.

"Kau menyebalkan, niel!" sahut Doyeon.

"Jika tidak ada yang ingin kau katakan lagi, lebih baik keluar dari ruangan saya." kata Daniel tanpa melihat Doyeon, melainkan fokus pada layar laptopnya.

Doyeon menghentakkan kakinya sebal kemudian keluar dari ruangan Daniel dengan perasaan kesal bukan main.

"Semakin hari kau semakin cuek saja padaku." gerutu Doyeon ketika sudah diluar ruangan.

###

Selama berkumpul bersama teman tingkatannya, Guanlin sama sekali tidak bergabung dengan yang lain. Tidak seperti biasanya, padahal Guanlin salah satu yang paling berisik di antara kedua temannya Jihoon dan Seonho.

Jihoon yang merasa ada kejanggalan pada diri Guanlin pun menegurnya, "Ada masalah?"

Guanlin menoleh sekilas, "Tidak."

"Ceritalah, tidak biasanya kau seperti ini." lanjut Jihoon, Guanlin hanya diam tidak membalas.

Sementara Jihoon tengah menebak nebak apa yang sedang terjadi dengan temannya ini. "Aku tau, pasti karna cewek dari mahasiswa baru itu kan?" tanya Jihoon membuat Guanlin menoleh heran.

"Darimana kau tau?"

"Aku sering melihatmu memandangi maba itu secara diam diam terus, Lin. Aku juga sering melihatmu mengobrol bersamanya." jelas Jihoon.

"Kau menguntitku?"

"Jangan konyol, kau pikir aku fans fanatikmu?" ketus Jihoon sembari menoyor Guanlin, sedikit jijik dengan sifat percaya diri sahabatnya itu. Guanlin hanya membalas dengan kekehan kecil. Ia tidak bicara banyak setelahnya, Guanlin tidak mungkin menceritakan masalahnya pada Jihoon maupun Seonho.

Jujur saja, Guanlin memang sedang memikirkan Yerin. Kejadian tadi pagi mengenai pernyataan Yerin membuatnya terkejut bukan main.

Flashback.

Sedikit tidak percaya ketika Yerin bilang laki laki tadi adalah suaminya, Guanlin tertawa kecil menanggapinya. Seakan akan omongan Yerin barusan adalah suatu kebohongan.

"Jangan bercanda. Mana mungkin kau sudah menikah, Yerin?" kata Guanlin.

Yerin mencebikkan bibirnya dan menghentikan langkahnya, "Kau tidak percaya?"

"Tentu saja aku tidak percaya."

"Lalu jika aku tunjukkan ini, apa kau akan percaya padaku?" lanjut Yerin sambil mengangkat tangan kirinya untuk menunjukkan cincin pernikahannya dengan Daniel yang disematkan di jari manis gadis itu.

Yerin bisa melihat raut wajah Guanlin yang berubah. Wajahnya berubah datar dan matanya sedikit sendu, berbeda dengan yang sebelumnya. Yerin mengerutkan keningnya heran melihat perubahan sikap Guanlin.

"Kau tidak apa apa? Kenapa wajahmu seperti ini setelah melihat cincin pernikahanku?" tanya Yerin.

Guanlin menggeleng, "Tidak, aku.. aku hanya terkejut saja." Yerin tersenyum.

"Sekarang kau percaya, 'kan? Kalau gitu, aku akan pergi ke kelas dulu, Yoojung dan Jennie sudah menungguku."

Flashback End.

Guanlin mengusap wajahnya, baru kali ini penampilan Guanlin kacau sekali. Biasanya Guanlin selalu mengembangkan senyumnya dan bercanda bersama Jihoon Seonho.

"Ha..." Helaan nafas dikeluarkan oleh Guanlin, "Ternyata aku memang benar benar menyukaimu, Yerin."

07.03.18
a/n: Maaf ya aku ga on on heuheu T.T soalnya lagi banyak nugas sama PAT nanti hari rabu ;(

a/n: Makasih loh yang udah dukung cerita aku sampe part ini >~< ga nyangka pembacanya lumayan juga. Still votment ya 😚

Your Smile In My Life ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang