[27] Season 2; Menghubungi

695 138 17
                                    

"Maaf Yerin, aku kembali tidak bilang terlebih dahulu padamu."

Yerin menata secangkir teh hangat di meja untuk Chaeyeon. Gadis itu datang bertamu ke rumah Yerin tanpa sepengetahuan tuan rumahnya. Yerin sendiri sampai terkejut melihat Chaeyeon.

"Tidak masalah. Untuk berapa hari kau libur?" tanya Yerin ketika sudah mendudukkan bokongnya tepat dihadapan Chaeyeon. Dilihatnya Chaeyeon sedikit berpikir sambil bergumam, "Sepertinya seminggu." katanya kemudian.

"Ah.. Sangat singkat. Padahal aku ingin mengenalkanmu dengan teman baruku di kampus," balas Yerin.

"Percayalah Yerin. Dengan kondisimu yang seperti ini, Daniel tidak akan mengizinkanmu pergi tanpa pengawasannya."

Memang benar. Semenjak insiden hari itu, sepulangnya Daniel dari kantor, pria itu bertambah possesive pada kandungan Yerin yang sudah berjalan satu bulan setengah.

"Kalau begitu, aku yang akan mengundang mereka kemari. Kau datanglah nanti."

Chaeyeon tersenyum sebagai jawaban yang dibalas senyuman juga oleh Yerin. Tapi ucapan Chaeyeon, mampu membuat Yerin melunturkan senyumannya juga.

"Yerin, setelah Ong dimakamkan.. Apa kau sudah mengunjungi makamnya lagi?"

-Your smile in my life-

Langkah panjang Daniel terlihat tergesa gesa ketika Lucas datang ke ruangannya untuk memberitahu ada tamu yang bertengkar dengan Doyeon. Lebih tepatnya tamu itu adalah pelanggan perusahaan mereka yang tengah meng-complain barang pesanannya.

"Kim Doyeon!" gertak Daniel ketika sudah sampai di depan meja resepsionis. Doyeon juga semua orang yang menonton menoleh pada Daniel. Sebagian ada yang pergi karena takut dilibatkan.

Daniel menghela nafas kasar seraya mengusap wajahnya cepat. Lalu pria itu membungkukkan tubuhnya dihadapan pelanggannya.

"Saya minta maaf atas ketidaknyamanan anda terhadap sekretaris saya,"

"Sekretaris seperti dia kenapa anda terima? Dia mengusir saya ketika saya ingin menanyakan tentang keterlambatan barang pesanan saya." Daniel membungkuk sekali lagi dan minta maaf.

"Maaf atas segalanya. Kami akan mengirim pesanan anda secepatnya. Kami sangat menyesal." ucap Daniel. Setelahnya pelanggan itu pergi membuat orang yang berkerumun untuk melihat pun kembali ke pekerjaannya masing masing.

Kini hanya tersisa Daniel, Doyeon, Lucas serta Yuju yang ada dimeja resepsionisnya. Daniel menatap Doyeon sengit kemudian menyahut, "Doyeon-ssi. Aku sudah lama bersabar padamu. Tapi untuk kali ini maaf,"

"Kau ku pecat."

Entah sudah berapa kali Doyeon menuturkan kata maaf pada Daniel. Tapi satupun dari maafnya tidak diindahkan oleh pria yang sedang melihat layar laptopnya.

Bukan karena Daniel kejam, jujur saja Daniel sudah cukup sabar menghadapi sikap Doyeon selama ini. Ditambah lagi dengan Doyeon yang menyebar gosip macam macam soal Yerin. Membuat Daniel semakin menilai buruk Doyeon dimatanya.

"Kangniel ㅡ"

"Mau sampai kapan kau begini? Menyedihkan." sahut Daniel yang memotong pembicaraan Doyeon.

"Maaf, Kang ㅡ"

"Pergilah, Doy." Daniel kini mengalihkan pandangannya pada Doyeon. Tatapannya meminta Doyeon untuk segera pergi. Doyeon yang tidak bisa melakukan apapun untuk mempertahankan pekerjaannya menghela nafas lalu keluar dari ruangan Daniel.

Diluar, terlihat Lucas yang berdiri tepat didepan meja Doyeon. Bisa dilihat bahwa sesungguhnya laki laki itu menunggu Doyeon disana.

Doyeon berjalan menghampiri Lucas dan memeluknya secara tiba tiba. "Aku dipecat."

Mendengar itu Lucas sedikit kasihan pada Doyeon. Tapi ia tidak bisa melakukan apa apa untuk membantunya. Yang sekarang bisa ia lakukan hanya mengelus lembut rambut Doyeon untuk memberinya ketenangan.

Tetap diposisi yang sama dalam waktu 2 menit membuat Lucas berpikir tentang cara apa yang bisa membantu Doyeon.

"Minta maaflah pada Yerin Nuna. Dan.. lupakan perasaanmu pada Daniel Hyung."

⚫⚫⚫

Rumah terlihat sepi karena Guanlin yang belum pulang dari kampus. Setelah membersihkan diri, Doyeon mendudukkan dirinya di sofa depan tv. Namun bokongnya terasa seperti mendudukkan sesuatu.

Tangan panjangnya berusaha menelusuri benda yang didudukinya.

"Ponsel Guanlin. Dasar anak itu.. pelupa sekali." gumam Doyeon ketika berhasil membuka kunci layarnya.

Memegang ponsel Guanlin membuat pikiran Doyeon kembali terputar akan perkataan Lucas dikantor tadi.

Minta maaf pada Yerin?

Tentu saja Doyeon tidak sudi. Tapi lagi lagi gadis itu berpikir. Sampai kapanpun juga, sepertinya Daniel tidak akan kembali padanya. Melihat seberapa sayang laki laki itu pada Yerin membuat Doyeon sedikit ada niatan untuk menyerah.

Tatapan sendunya melihat ke arah layar ponsel yang menampilkan kontak Yerin.

"Halo? Kenapa menelpon?"

"Hai, Yerin. Ini aku, Doyeon."

#2May2018

a/n: pengen hiatus :(

Your Smile In My Life ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang