[1] Season 2; Mimpi

1.1K 191 25
                                    

Ujian kelulusan sudah berakhir seminggu yang lalu. Selama ujian, Yerin masih saja bersedih dan belum menerima kenyataan bahwa Ong meninggalkannya.

Yerin juga tidak fokus belajar untuk ujian karna pikirannya tertuju pada Ong. Yerin merasa menyesal karna dirinya-lah Ong meninggal.

Andai saja Yerin tidak berlari begitu saja saat menyebrang. Andai saja Yerin melihat kanan kiri. Andai saja Yerin bilang terlebih dahulu pada Ong. Andai sajaㅡ

Yerin memukul mukul dadanya pelan. Masih saja sesak ketika gadis itu memikirkan Ong.

Daniel yang melihat Yerin sedang berada di taman belakang sekolah sendirian, dengan segera menghampiri gadis itu dan duduk di samping kirinya.

Yerin menoleh ketika Daniel duduk di sampingnya kemudian tidak peduli dan mengalihkan pandangan ke arah lain.

"Masih memikirkannya?"

Daniel bertanya dengan nada suara yang lembut. Berbeda dengan dulu yang selalu mengeluarkan nada sinis padanya.

"Apa urusanmu." ketus Yerin.

Yerin lelah. Sejak kematian Ong, Daniel selalu saja menempel padanya. Memintanya untuk pulang bersama, makan siang bersama dan lainnya.

Yerin memang cukup terhibur dengan adanya Daniel. Tapi tetap saja, Yerin sudah menutup hatinya untuk Daniel.

Mungkin Yerin sudah terlalu kecewa pada Daniel.

Daniel tersenyum dan mengelus lembut rambut Yerin. Jika dulu Daniel memperlakukannya seperti ini, pasti Yerin akan sangat senang. Tapi sekarang percuma saja. Yerin tidak akan tersenyum sama sekali jika Daniel melakukannya.

"Besok hari kelulusan kita, sekarang ayo pulang dan kau harus istirahat."

Daniel bangkit dan menarik tangan Yerin namun langsung ditepis oleh Yerin.

"Aku akan pulang sendiri."

Daniel menghela nafasnya, "orangtuamu yang menyuruhku melakukan ini. Jadi Yerin, ayolah."

Yerin menatap Daniel lekat. Daniel memang suka memaksa. Seberapa keras Yerin menolak, Daniel pasti akan memaksanya terus bahkan sampai mengadu ke orangtuanya.

Yerin juga heran, sejak kapan Daniel dan orangtuanya dekat? Bahkan mereka baru kenal. Dan juga, Orangtuanya selalu saja membela Daniel dan menyuruh pria itu menemani Yerin kemanapun gadis itu pergi.

Yerin mau tak mau menurut dan pulang bersama Daniel menaiki mobil mewahnya.

-Your smile in my life-

Malamnya Yerin makan malam dengan orangtuanya. Saat selesai makan, seperti biasa ayahnya bicara terlebih dahulu.

"Yerin,"

"Iya ayah?"

"Ayah ingin kau tetap melanjutkan pernikahanmu setelah lulus."

Yerin tersentak.

Melanjutkan pernikahan katanya? Sama siapa???

"Aku akan menikah dengan siapa yah? Ong kan sudah meninggal," lirih Yerin.

Sedikit sesak ketika menyebut nama mantan kekasihnya. Tidak, kekasihnya. Bagi Yerin, Ong tetaplah kekasihnya meskipun sudah berbeda dunia.

Ayah Yerin terdiam. Kini Ibunya yang melanjutkan pembicaraan, "Kau akan melanjutkan pernikahan itu dengan Daniel, Sayang."

"Apa??"



Seusai makan malam, Yerin langsung pergi ke kamarnya dan merebahkan dirinya di kasur.

Ia tidak habis pikir dengan orangtuanya. Bagaimana mungkin orangtuanya menggantikan posisi Ong dengan Daniel untuk menikahinya.

Dulu mungkin Yerin akan senang jika harus menikah dengan Daniel. Karna itu adalah harapan terbesarnya dulu. Tapi sekarang, berteman dengannya saja membuat Yerin muak.

Terkadang Yerin berpikir, kenapa ia jadi membenci Daniel seperti ini?

Yerin menyalakan ponselnya dan membuka galeri foto. Dalam galeri itu, ada satu album yang isinya adalah foto dirinya dengan Ong. Yerin tersenyum melihat foto itu.

Air matanya lolos seketika.

Dilihatnya wajah Ong yang sedang tersenyum. Yerin merindukan senyuman pria itu.

Setelah beberapa menit menangis, Yerin tertidur dengan sendirinya. Ia tertidur seusai menangis bahkan ponselnya masih ada dalam genggamannya.

Saat tertidur, Yerin bermimpi. Ia bertemu dengan Ong di tempat kesukaannya. Ong datang dengan pakaian serba putih. Wajahnya yang bersih membuatnya semakin tampan. Ditambah senyumannya yang khas membuat Yerin mau tak mau membalas senyumannya dengan manis.

Yerin-ah

"Oppa? Kau di sini?"

Yerin, berhentilah memikirkan aku. Kembali lah bersama Daniel, menikahlah dengannya

"Tidak! Aku tidak mau!"

Percaya padaku rin, Daniel akan membahagiakanmu seperti aku membahagiakanmu. Daniel juga mencintaimu, seperti dulu kau mencintainya. Jadi, berhentilah memikirkanku. Biarkan aku pergi

"Kenapa kau bilang begitu? Aku tidak mau menikah dengannya."

Mau sampai kapan kamu seperti ini, hm? Aku tidak akan pernah kembali

"Kalau begitu, biarkan aku ikut denganmu Oppa. Aku mencintaimu."

Jangan bodoh rin.. Tetaplah hidup, dengan begitu aku akan tenang di duniaku yang sekarang. Menikahlah dengan Daniel, hanya dia yang akan membahagiakanmu selain aku

Setelah bicara seperti itu, Ong menghilang dari mimpi Yerin. Yerin terbangun dengan keringat yang membasahi pelipisnya.

Yerin mengambil gelas berisi air di nakas dan segera meminumnya sampai habis. Nafasnya terengah engah seperti habis berlari. Pikirannya sibuk dengan apa yang Ong bicarakan barusan padanya di mimpi.
















Menikah dengan Daniel?






03.01.18

a/n: kok jadi dramatis gini yah 😂😂😂🔪

Your Smile In My Life ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang