Gue merasa beruntung banget bisa jadi pacarnya kak Jonghyun. Dia perhatian, baik, ganteng, dan yang paling penting dia itu imam-able.
Btw, tadi pagi gue berangkat bareng pacar gue. Nggak ada yang nanya, bodo.
Gue baru sampe kelas dan udah dibikin badmood sama Felix. Dia nggak ngerjain tugas kelompoknya. Tau gitu kan mending gue aja yang ngerjain.
"Lix, gue capek sama lo." Gue menghela napas kasar.
"Gue lupa Fah, seriusan. Lagian lo juga sibuk pacaran mulu sih!"
Gue memejamkan kedua mata bentar. "Gue udah bilang kalo gue aja yang ngerjain tugasnya, lo batu banget sih."
"Kapan lo bilangnya? Nggak usah ngarang cerita!"
"Haha gue capek ngomong sama lo Lix, serah lo aja,"
Gue menaruh tas gue disebelah Rocky. Lagian juga Woojin duduk di sebelah Siska, jadi si Rocky duduk sendiri.
"Ky, bolos kuy!"ajak gue.
Rocky yang lagi asyik main ml nggak noleh sama sekali. Peanut expensive :')
"Rockyy, lo denger gue ngomong nggak sih?"
"Denger Fah, cuma gue males ngomong."
Rocky minta diselekin roket nih..
"Yaudah gue bolos sendiri aja!"kata gue ketus.
Gue diem-diem keluar kelas. Gue melangkahkan kaki dengan hati-hati menuju UKS.
Gue merebahkan badan gue di ranjang UKS. Tidur sampe istirahat kayanya mantep. Baru aja gue mau merem, gue udah denger suara orang batuk.
Asalnya dari ranjang sebelah. Gue kurang tau itu siapa soalnya ditutup tirai gitu. Gue mencoba mengintip dikit untuk melihat itu siapa.
Bule kesasar bisa sakit juga ternyata. Tapi kayanya tadi baik-baik aja. Jangan-jangan dia boong doang? Tapi kalo cuma boong, mukanya pasti nggak pucet.
"Lo sakit Lix?"tanya gue pelan.
"Menurut lo?"jawab Felix dengan suaranya yang serak.
"Jadi lo nggak ngerjain tugas karna sakit? Kenapa lo nggak bilang ke gue?"
Felix tersenyum miris. "Emang lo peduli?"
"Iyalah Lix, lo kan temen gue. Btw, lo udah sarapan belom?"
"Semalem sih udah,"
"Gue beliin bubur ya di depan? Kantin belom buka kalo jam segini,"tawar gue.
"Lo nggak usah sok perhatian sama gue! Balik ke kelas sono!"
"Gue mau bolos,"
"Yaudah nggak usah disini, nanti cewe gue marah."
"Ha? Siapa?"
"Kak Jihyo,"
Jeger. Hati gue kenapa jadi gini ya? Nggak mungkin kan kalo gue cemburu?
Ah bodo amat. Nggak peduli sama percintaannya Felix.
"Oh yaudah,"
Gue keluar dari ruang UKS lalu melangkahkan kaki menuju kelas. Sialnya, di dalem kelas udah ada guru.
"KAMU DARIMANA SAJA?!"
"Dari toilet bu,"
"Kenapa nggak izin sama saya?
"Udah nggak tahan, daripada saya ngompol."
"Yaudah sana duduk!"
"Baik bu,"