"Fah?"
Gue langsung noleh ke sumber suara. Bisa gue lihat kalo Jisung ngos-ngosan karna berlari.
"Kenapa Sung?"tanya gue heran.
"Felix..."
"Felix kenapa?!" Gue panik.
"Dia demam dan nyebut nama lo mulu,"
"Oalah, biarin aja sih. Gue mau makan Sung,"
"Dia butuh lo Fah!"
"Lagian dia udah punya kak Jihyo, suruh aja dia,"
Jisung menatap gue sinis lalu pergi meninggalkan gue.
Gak lama kemudian kak Jonghyun dateng sambil bawa dua mangkok bakso. Gue senyum padanya.
"Tadi Jisung ngapain?"
"Minta duit,"jawab gue asal.
Gue langsung makan baksonya dengan terburu-buru. Iya, gue khawatir sama keadaannya Felix.
"Santai aja kali, aku gak bakal ambil bakso kamu,"
Gue gak menggubris omongannya kak Jonghyun. Setelah selesai makan, gue minum.
"Duluan kak, ini urgent."
Gue lari secepat mungkin menuju ruang UKS. Begitu tangan gue ingin membuka knop pintu, gue melihat di jendela kalo disana udah ada kak Jihyo.
Gue berbalik badan dan memilih untuk pergi ke kelas. Tiba-tiba gue merasa tangan gue dicekal. Gue menoleh untuk melihat siapa orangnya.
"Felix? Lo kenapa bisa-
"Kenapa gak masuk? Gue nunggu lo,"kata Felix pelan.
"Udah ada cewe lo di dalem, gue gak enak sama kak Jihyo." Gue melepas cekalan tangan Felix.
"Kak Jihyo bukan cewe gue. Dia emang suka sama gue, tapi gue gak suka. Gue cuma mau tau gebetan gue bakal cemburu atau nggak. Dan ternyata gebetan gue biasa aja,"
Boleh seneng gak si? :)))
Felix natap gue, "Ayo masuk, gue lemes banget ini."
"Oh iya, yuk!"
Begitu sampe di dalem UKS, gue udah dipelototin sama Jisung. Kak Jihyo menatap gue sekilas terus senyum. Gue bales senyum dan dia pergi.
"Katanya gak mau eh dateng juga, muna banget dih,"
"Yaelah Sung, gue laper tadi. Baper banget sih!"
"Alah bohong, lo asik pacaran kan?!"
Felix menghela napas lalu menatap Jisung. "Jisung, stop. Yang boleh berantem sama Alifah cuma gue."
"Kalian bisa keluar gak? Gue kangen berantem sama Alifah,"
"Modus aja lo, guguk."kata Changbin.
"Tau lo Lix, Alifah udah punya pawang!"kata Hyunjin.
"Gak papa kok, cowo gue pasti ngerti." Gue senyum ke mereka.
"Udah bubar yok,"
"Yok, males liat muka Pelik!"
Setelah mereka pergi, gue baru duduk di kursi yang terletak di sebelah ranjang Felix. Gue memandang Felix, "Lo kok bisa gini?"
"Gue dapet telpon dari mama, katanya gue mau dijodohin."
Gue mencibir, "Najis, lebay banget lo!"
"Ya lo gak ngerasain jadi gue gimana?"
"Gue tau rasanya, tau banget Lix."