Aldi berjalan di koridor menuju kantin. Setelah dihukum hormat bendera tadi, rasanya segelas good day capuccino bisa menyegarkan kembali tenggorokannya yang kering.
Saat berada di kantin, Aldi melihat segerombolan genk yang salah satu anggotanya adalah kekasihnya. Ketika dia mendekati genk itu Aldi mendengar Cindy mengatakan sesuatu.
"Eh Much, kemaren gue liat pacar lo lagi tanding basket, keren banget loh" kata Cindy yang terdengar antusias.
Sontak saja membuat Aldi bingung, sampai ada lipatan pada dahinya.
"Pacar yang mana? Perasaan kemaren gue ngga tanding basket. Bisa main basket aja ngga" kata Aldi membuat segerombolan genk itu melihat kepadanya.
Aldi melihat Cindy yang langsung menutup mulut dan menatapnya terkejut.
"Eh Aldi, kamu salah denger kok" suara lembut kekasihnya mengalihkan pandangan Aldi.
Tapi Aldi berpikir dia tidak mungkin salah dengar.
"Masa sih aku salah denger" tanya Aldi penuh selidik.
"Ya ampun, masa iya seorang Muchfi Pratama bohong sama pacarnya sendiri" kata kekasihnya dengan lembut.
Aldi melihat Muchfi tersenyum manis hingga mengeluarkan lesung pipinya."Ya deh, percaya" kata Aldi sambil balas tersenyum.
Entah kenapa Aldi selalu luluh dengan senyum manis Muchfi, jika Muchfi berkata sambil tersenyum, apapun yang dikatakannya Aldi langsung mempercayainya.
Aldi hendak memesan roti bakar dan segelas good day. Ketika dia sedang mengedarkan pandangannya, dia menangkap sosok fariz sedang duduk bersama seseorang yang terlihat familiar yang menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Ketika Aldi hendak menuju ke Fariz untuk bertanya tugas yang diberikan pak Adrew selaku pembina ekskul jurnalistik saat rapat kemarin, tiba-tiba dia mendengar suara bel tanda pergantian jam. Dia melihat sosok yang familiar itu berjalan melewatinya dan menatapnya dengan tatapan sinis. Entah mengapa Aldi malah berpikir bahwa dia adalah salah satu fansnya.'Oh, mungkin gara-gara gue lupa senyum, mangkanya dia sinis ke gue' batin Aldi.
🍁🍁🍁
Dhila memasuki kelasnya dengan bingung. Keadaan kelas Dhila sangat ramai. Dan sepertinya ada wakil ketua MPK dikelasnya membuat dia penasaran. Dhila duduk disebalah Aurum dengan kondisi yang masih bingung."Ada apaan sih Rum? Kok tumben rame banget, padahal baru pelajaran BSI selesai, biasanya pada ngoceh gara-gara gurunya ngasih tugas segudang, terus si Auzan ngapain dikelas kita" kata Dhila bertubi-tubi pada Aurum
"Itu Auzan baru nembak si kampret setelah pdkt selama 6 bulan 20 hari" kata Aurum sambil mengedarkan pandangannya kesal.
Dhila tau jika Aurum sangat tidak suka jika sahabatnya lebih memilih pacar dibandingkan dirinya.
"Diantara kita bertiga, tinggal gue nih yang masih jomblo, gegara pusing mikirin teather" Tambah Aurum, membuat Dhila sedikit merasa bersalah.
Memang, Aurum sahabatnya adalah ketua ekskul teather disekolahnya, oleh sebab itu dia termasuk salah satu siswi yang sangat sibuk.
"Mangkanya, lo pilih salah satu dong, banyak yang suka sama lo gitu. Secara nih ya lo tuh cantik, baik, imut, manis, ramah, humoris, multitalent, banyak kok yang suka sama lo. Lo nya aja yang ngga peka" kata Dhila mencoba menghibur.
"Bukan ngga peka, tapi trauma. Udah males gue ada urusan sama cowo kalo masalah perasaan" kata Aurum lagi.
Dhila tau trauma apa yang diberikan mantan gebetan Aurum padanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Al & La [Completed]
Teen Fiction#1 wattpadindo [21-06-2018] Cinta adalah tentang menerima dan membebaskan bukan menuntut dan mengekang Cinta bukan seberapa sering kamu bilang "aku cinta kamu" ke aku,, tapi seberapa banyak kamu bilang "aku cinta dia(aku)" ke orang lain-Dhila Membuk...