Dhila menjatuhkan tubuhnya dikasur empuk hotel tempat mereka menginap. Tubuhnya benar-benar lelah,kepalanya semakin terasa berat. Dhila mencoba memejamkan matanya untuk beristirahat sejenak sebelum jam makan malam. Dia bahkan belum membersihkan tubuhnya, yang dia inginkan saat ini hanya menghilangkan rasa sakit di tubuhnya.
" La? Gue mau keluar dulu ya nyari Aurum, lo masih pengen disini ato gimana?" Tanya Erlin membuat Dhila kembali membuka matanya.
"Gue disini aja Lin, badan gue masih ngga enak. Pengen tidur gue. Ntar kalo udah dipanggil sama Pak Usko buat makan malam, lo bangunin gue ya?" Ujar Dhila sambil kembali memejamkan matanya.
"Oke deh"
Dhila mendengar suara pintu tertutup. Kepalanya benar-benar terasa semakin berat. Dia pun beranjak dari tidurnya dan mencari obat sakit kepala di dalam tasnya. Setelah dia meminum obat itu, Dhila kembali menjatuhkan tubuhnya kekasur dan tidur terlelap.
🍁🍁🍁
Aldi melihat keluar jendela dengan perasaan khawatir akan seseorang. Tadi ketika akan kembali kehotel setelah berwisata di Bedugul Bali, Aldi melihat gadis tembem itu masuk kekamar mandi dengan wajah pucat. Ketika dia bertanya kepada sahabat gadis itu, ternyata gadis itu baru saja memuntahkan semua isi perutnya dan menambah rasa khawatir Aldi akan gadis itu.
"Kang mas? Gue cariin diluar ternyata udah ndekem aja lo dikamar. Turun ayo, udah dipanggil sama Pak Usko buat makan malam. Kalo telat ntar ngga kebagian lagi." Ujar seseorang menyadarkan Aldi dari lamunannya.
Aldi tidak menjawab dia hanya beranjak dari duduknya dan mengikuti langkah Auzan keluar kamar. Menuju tempat makan malam yang disediakan oleh hotel tempat mereka menginap.
🍁🍁🍁
Dhila membuka matanya dan melihat ruangan kamar hotel yang dia tempati sangat gelap. Dia heran kenapa ruangan itu tiba-tiba gelap, padahal sebelum dia tidur lampu dikamar itu masih menyala dengan terang. Dia melihat jam di iPhone nya.
'Udah pukul 21.30 WITA, seharusnya udah makan malam, tapi kenapa Erlin ngga bangunin gue?' Pikirnya dalam hati.
Dhila pun beranjak dari tempat tidurnya dan melangkahkan kakinya menuju pintu, sakit ditubuhnya sudah sedikit menghilang meskipun kepalanya masih sedikit terasa berat. Dhila mencoba membuka pintu kamar hotel yang dia tempati tetapi tidak bisa terbuka. Dhila mencoba lagi dan lagi tetapi tetap saja tidak bisa terbuka. Dia ingin berteriak meminta tolong kepada seseorang yang mungkin saja lewat didepan kamarnya.
Tetapi dia tidak sanggup berteriak karena kepalanya terasa nyeri dan dia ingat bahwa sekarang sedang jam makan malam, sehingga kemungkinan semua orang sedang berada diruang makan untuk makan malam. Akhirnya Dhila memutuskan untuk menghubungi Erlin tetapi malah operator yang menjawab panggilannya. Mencoba memanggil Aurum dan kembali operator yang menjawab panggilannya. Dhila akhirnya pasrah, dia terkunci didalam kamar hotel itu dengan kegelapan yang mencekam.
Saat dia ingin menjatuhkan tubuhnya kekasur tiba-tiba iPhone berwarna Rose gold miliknya bergetar dan tertera nama seseorang yang membuat Dhila tenang dan memencet tombol hijau di iPhone nya itu.🍁🍁🍁
Aldi melihat jam tangan yang melingkar manis ditangannya. Sudah pukul 21.45 WITA, dan sebentar lagi makan malam akan segera berakhir. Aldi mengedarkan pandangannya mencoba mencari keberadaan seseorang yang membuatnya khawatir. Sedari tadi saat makan malam dimulai hingga jam makan malam akan berakhir, Aldi tidak melihat gadis itu. Tadinya ketika makan malam dimulai dia ingin menghubunginya tetapi dia urungkan karena grogi. Tetapi sekarang perasaan khawatir membuatnya mengambil iPhone berwarna hitam dari saku celananya dan segera menghubungi gadis itu. Satu detik... Dua detik... hingga suara operator yang menjawab panggilannya. Aldi mencoba menghubungi gadis itu dan akhirnya panggilannya diangkat dan terdengar sebuah suara diseberang sana.
"Halo Al?" Suara seperti orang sakit membuat Aldi semakin khawatir.
"La? Lo kok ngga makan malam? Udah mau selesai nih, lo bukannya lagi ngga enak badan?" Tanya Aldi to the point.
"Gue kekunci Al, tadi kayaknya Erlin ngga sengaja bawa kunci kamar terus..."
"APA? LO KEKUNCI?" Tanya Aldi membuat beberapa siswa melihat kearahnya dan tiba-tiba terdengar suara teriakan seorang gadis.
"ASTAGAAA DHILAAA" suara gadis itu melengking.
Aldi melihat Erlin, gadis yang tadi berteriak segera berlari menuju ke kamarnya. Aldi pun beranjak dari duduknya dan mengikuti Erlin.
🍁🍁🍁
Dhila mendengar suara pintu kamar yang dia tempati terbuka dan mendengar ada suara baritone milik seseorang sedang berbicara dengan nada marah.
"Lo tuh jangan pacaran mulu napa sih? Sahabat lo lagi sakit dan lo malah asik-asikan pacaran mulu" Ucap seseorang yang dia ketahui adalah Aldi.
"Pacaraan apaan? Gue dari tadi nyariin Aurum tau ngga, itu anak ngilang sejak pertunjukkan Tari Barong tadi" Ucap Erli tak terima.
"Tapi habis itu lo pacaran kan?"
Dhila pun memutuskan menuju pintu kamarnya dan melihat Aldi dan Erlin sedang berdebat. Dhila juga melihat Aurum berjalan kearah mereka dengan wajah khawatir.
"Nih orangnya, lo dari mana sih? Gue nyariin lo tau ngga?" Ucap Erlin dengan nada tinggi.
"Dari tadi gue ngumpul bareng Destina dan anggota genk gue yang lain. Gue juga tadi ikut makan malam kok. Cuma emang bareng mereka. Habis tadi lo duduk sama Auzan mulu yang ada ntar gue jadi obat nyamuk lagi. Gue kesini gara-gara denger lo teriak tadi." Ucap Aurum menjelaskan.
" Gara-gara lo nih Erlin nyariin terus nyampe Dhila kekunci" Kata Aldi sambil menatap tajam pada Aurum.
" Ye siapa juga yang minta dicariin" Aurum menaikkan nada bicaranya tak terima.
"Udah-udah, gue juga gapapa kok, Rum lo ada aplikasi gojek kan? Pesenin makan dong, soalnya jam makan malam kan udah selesai." Ucap Dhila menenangkan.
"Iya" balas Aurum sambil memainkan iPhone putihnya untuk memesan gojek. Dan dia pun melirik Aldi yang menatapnya dengan tajam.
"Udah lo pergi sonoh, ini kan wilayah buat kamar putri, ada lo anak laki-laki disini terus ketauan Pak Usko atau Bu Maya bisa-bisa kita juga yang kena" Ujar Aurum setelah berhasil memesan gojek.
Dhila melihat Aldi yang melirik kearahnya sebelum berjalan meninggalkan mereka.
"Biar gue yang bayar, gue ngerasa bersalah" Ucap Erlin yang hanya dibalas anggukkan oleh Dhila.
🍁🍁🍁
Tbc yooo 😘
Sorry typo bertebaran 😂
Jangan lupa vote and comments 😍
Hani 👸

KAMU SEDANG MEMBACA
Al & La [Completed]
Ficção Adolescente#1 wattpadindo [21-06-2018] Cinta adalah tentang menerima dan membebaskan bukan menuntut dan mengekang Cinta bukan seberapa sering kamu bilang "aku cinta kamu" ke aku,, tapi seberapa banyak kamu bilang "aku cinta dia(aku)" ke orang lain-Dhila Membuk...