Sudah satu jam Aldi berjalan mondar-mandir didepan UGD, mulutnya tak berhenti mengucapan berbagai kalimat do'a agar sahabatnya bisa pulih. Cowok bertubuh jakung itu terlihat sangat khawatir, ingin rasanya dia memaksa membuka pintu UGD dan bertanya pada dokter bagaimana keadaan Kejora saat ini.
Tak hanya Aldi, beberapa anggota keluarganya juga ikut menunggu kabar kondisi Kejora dari dokter. Tak terkecuali Dhila, gadis berambut panjang itu duduk disebelah Aurum yang saat ini juga sedang melafalkan do'a-do'a untuk Kejora sambil memejamkan mata. Dhila menggenggam tangan sahabatnya itu agar dia lebih tenang, gadis itu memperhatikan wajah tampan kekasihnya yang tertekuk karena khawatir. Dhila juga tetap berdo'a agar Kejora bisa sembuh. Sebenarnya ketika tadi Kejora pingsan saat Dhila dan Aldi sedang berdua di balcon, gadis itu berpikir jika Kejora hanya acting untuk mendapatkan perhatian Aldi, dan betapa terkejutnya Dhila saat tau Kejora mengidap penyakit diabetes tipe 1 dan harus menyuntikkan insulin setiap hari ke tubuhnya.
Seorang laki-laki berjaz putih terlihat membuka pintu UGD dengan wajah pasrah membuat semua orang yang sedang menunggu didepannya tampak sangat khawatir untuk mendengar kabar yang akan dia sampaikan.
"Kondisi Kejora saat ini jauh dari kata baik. Ketika dia masuk kedalam UGD dia sempat sadar dari pingsannya hingga tiba-tiba tubuhnya kejang-kejang, otot-otot tubuhnya lemas, dia tidak fokus, penglihatannya kabur, kemudian dia kehilangan kesadarannya lagi. Ketika kami periksa ulang ternyata dia mengalami Diabetes Ketoasidosi, yakni komplikasi yang cukup berbahaya yang dapat dialami oleh penderita penyakit diabetes. Kondisi ini terjadi ketika tubuh tidak memiliki insulin yang cukup." Ujar dokter itu menjelaskan.
"Apa masih bisa tertolong dok?" Tanya Mei (Mama Kejora)
"Kita hanya bisa berdo'a bu, kami sudah berusaha dengan menyuntikan insulin dua kali lebih banyak, hanya terkabulnya do'a yang bisa kita harapkan saat ini."Dokter itu berkata pelan
Semuanya diam, hanya terdengar suara tangis dari Mei. Suasana didepan UGD legang seketika.
Aldi merasa tangannya ditarik oleh seseorang dan tubuhnya terseret mengikuti langkah cepat orang itu. Aldi hanya diam, dia tidak berminat untuk marah karena tubuhnya diseret dengan kasar oleh Aurum. Mereka berhenti didepan garasi ambulance rumah sakit itu. Saling berhadapan dan saling menatap tanpa mengucapkan sepatah katapun, seolah mata mereka saling berbicara.
"Lo tau semuanya Al" Ujar Aurum membuka mulutnya.
Aldi hanya diam, dia tau apa yang dimaksud oleh sahabatnya itu.
"LO UDAH TAU SEMUANYA AL?" Aurum berteriak sambil mengeluarkan air matanya.
Kali ini Aldi hanya menganggukkan kepalanya tanpa menjawab pertanyaan Aurum.
"Terus kenapa lo belum bertindak Al? Lo gak kesian sama Yora? Udah terlalu banyak cobaan yang dia lalui selama ini, jadi anak broken home tanpa perhatian dari bokapnya selama ini, dia sakit diabetes, dan masih ketambah beban dengan liat lo sama cewe lain? Apa lo sama sekali gak punya hati buat dia? Lo udah tau selama ini kalo dia sayang sama lo lebih dari sahabat, lo tau selama ini dia bertahan karena lo. LO UDAH TAU AL" Aurum berkata sambil menangis.
"Gue gak bisa ngikutin cara lo Rum, gue gak bisa ngasih kebahagiaan buat dia dengan jadiin dia pacar gue, gue gak bisa maksain perasaan gue, iya gue sayang sama Yora tapi itu cuma sahabat udah. Lo tau gue sayangnya sama Dhila.Lagi pula apa lo gak mikirin sahabat lo yang satu lagi Rum? Dia juga punya hati, kalo gue ngelakuin itu tetap bakal ada resikonya, gue gak mau Dhila benci sama gue Rum, gue gak mau kehilangan dia." Ujar Aldi yang tanpa dia sadari dia juga menangis saat ini
"Kasih pengertian ke pacar lo Al, seenggaknya kita bisa bikin Yora bahagia di akhir hidupnya, gue yakin kok Dhila bakalan ngerti. Al gue mohon sama lo" Kali ini Aurum berkata sambil menekuk lututnya seperti posisi memohon kepada Aldi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Al & La [Completed]
Ficção Adolescente#1 wattpadindo [21-06-2018] Cinta adalah tentang menerima dan membebaskan bukan menuntut dan mengekang Cinta bukan seberapa sering kamu bilang "aku cinta kamu" ke aku,, tapi seberapa banyak kamu bilang "aku cinta dia(aku)" ke orang lain-Dhila Membuk...