Ketika upacara selesai dan guru piket menghukum tujuh siswa termasuk Dhila dengan menyuruh mereka untuk hormat bendera selama 5 menit. Setelah itu, Dhila berjalan menuju kelas dengan cepat untuk menyalin jawaban temannya, tentang tugas BSI. Namun, ketidakberuntungan datang lagi padanya. Guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Inggris sudah tiba. Dhila masuk kedalam kelas dengan was-was takut guru itu menagih tugasnya.
Dugaannya benar, setelah selesai berdo'a guru itu meminta Idam selaku ketua kelas untuk mengumpulkan tugas yang dia berikan. Dhila yang belum mengerjakan tugas pun hanya menggeleng kepada Idam. Ketika Idam memberikan kertas tugas mereka, guru itu berkata.
"Yang belum mengerjakan tugas maju kedepan".
Dhila hanya bisa diam sambil melangkah kedepan. Guru itu menatap Dhila tidak percaya, karena Dhila termasuk murid yang rajin. Akhirnya guru itu menyuruh Dhila keluar kelas sebagai hukumannya.
🍁🍁🍁
Dhila berjalan menuju kantin untuk makan, dia belum sempat sarapan. Dhila memesan semangkuk lontong opor dan segelas susu coklat kepada salah satu penjual di kantin itu. Dhila pun menjatuhkan bokongnya dikursi dekat kolam ikan. Ketika sedang asik makan, tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahunya."Oy, ngapain disini? Ngga pelajaran emang?" kata seorang siswa yang ikut duduk disamping Dhila.
Dhila sangat mengenal suara ini, suara milik Fariz kekasihnya. Dhila dan Fariz sudah berpacaran sekitar delapan bulan.
"Eh, lagi dihukum nih, gara-gara ngga ngerjain tugas BSI" kata Dhila sambil menyuap lontong opor.
"Kok bisa? Habis marathon drakor lagi kamu yah? Sampe lupa ngerjain tugas?" kata Fariz sambil mencomot kerupuk di mangkuk Dhila.
"Hmmm, eh kok kamu tumben ke kantin biasanya kalo hari Senin habis upacara langsung pelajaran olahraga, kok malah disini sih?" kata Dhila sambil menyeruput susu coklatnya.
"Tadi kata bu Maya, pak Usko ngga ngajar kelas hari ini, soalnya lagi ngurus BPJS anaknya yang sakit kemaren" jawab Fariz
Dhila hanya berohria. Ketika sedang asik makan dan mengobrol dengan Fariz, tiba-tiba segerombolan anak perempuan cantik datang. Mereka adalah genk terpopuler disekolah Dhila.
"Bu, chocolatos drink tujuh, yang dingin ya" kata Dysa salah satu anggota genk itu.
Kantin yang tadinya sepi, seketika menjadi riuh karena suara berisik dari genk itu.
"Anak cewe kelasmu berisik ya riz" kata Dhila yang sedikit terganggu.
"Emang" jawab Fariz singkat.
Seluruh anggota genk itu memang sekelas dengan Fariz, karena sedang jam kosong mungkin mereka juga memutuskan untuk ke kantin.
"Eh Much, kemaren gue ngeliat pacar lo lagi tanding basket, keren banget loh" kata Cindy selaku ketua genk itu.
"Pacar yang mana? Perasaan kemaren gue ngga tanding basket tuh. Bisa main basket aja ngga" kata seseorang.
Suara baríton milik Aldi membuat Cindy menutup mulutnya.
"Ehh Aldi, kamu salah denger kok" kata Muchfi.
"Masa sih aku salah denger?" tanya Aldi menyelidik.
"Ya ampun, masa seorang Muchfi Pratama bohong sama pacarnya sendiri" kata Muchfi sambil tersenyum manis mengeluarkan lesung pipinya.
"Ya deh, percaya."
Senyum manis dan lesung pipi milik Muchfi memang membuat Aldi luluh dan sangat menyayanginya. Ketika Aldi sedang mengedarkan pandangannya. Dia melihat Fariz dan seorang siswi yang terlihat familiar yang memandangnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Aldi hendak mendatanginya namun suara bel tanda pergantian jam berbunyi.
"Aku balik ke kelas dulu ya riz" kata Dhila dan langsung pergi dari kantin itu.
Dhila benar-benar kesal. Baginya hari ini dia benar-benar sial, sudah dihukum dua kali, bertemu Aldi pula. Entah mengapa setiap Dhila bertemu Aldi, pasti moodnya rusak. Padahal Aldi tidak melakukan apapun. Tapi melihat wajahnya saja membuat Dhila kesal. Entah salah apa Aldi pada Dhila, terkadang dia juga bingung. Tapi yang kelas Dhila sangat tidak menyukai Aldi.
🍁🍁🍁
Tbc yooo 😘Sorry typo bertebaran 😂
Jangan lupa vote and comment ya 😍
Hani 👸

KAMU SEDANG MEMBACA
Al & La [Completed]
Teen Fiction#1 wattpadindo [21-06-2018] Cinta adalah tentang menerima dan membebaskan bukan menuntut dan mengekang Cinta bukan seberapa sering kamu bilang "aku cinta kamu" ke aku,, tapi seberapa banyak kamu bilang "aku cinta dia(aku)" ke orang lain-Dhila Membuk...