12

971 83 14
                                    

Dhila mengendarai motornya entah mau kemana. Saat ini dia ingin mencari tempat untuk refreshing melepas kepenatan dari tugas-tugasnya yang menumpuk. Akhirnya dia memutuskan untuk pergi kedaerah Jembatan Lama, disana ada sebuah danau yang masih asri. Dhila biasa menghilangkan kepenatan dan masalahnya dengan memandang danau itu.

Dhila memarkirkan motornya didekat kursi kayu panjang yang berada dibawah pohon rindang dan langsung menghadap ke danau. Dhila teringat saat dia putus dengan Fariz, mantan kekasihnya. Dia menangis, dan pada saat itu ada Aldi yang menghiburnya.

Saat sedang melamun, dia melihat beberapa kerikil terlempar ke arah danau, dan ada sebuah kerikil yang mengenai bahunya. Dhila mencari-cari siapa yang sudah mengganggunya. Ketika dia mengedarkan pandangannya, dia melihat laki-laki jakun yang masih mengenakan seragam identitas sekolah seperti dia. Laki-laki itu, Dhila mengenalnya.

"Woy Aldi, ngapain sih lo ngelempar kerikil? Kena gue bego" kata Dhila setengah berteriak.

Dhila melihat Aldi yang menatapnya dengan tatapan datar, dan diwajahnya seperti ada luka. Dhila pun beranjak dari tempat duduknya, dan mulai berjalan menuju Aldi.

 "Al? Woy? Lo ngapain sih? Kesambet ya?" kata Dhila bercanda.

"Nggak"

"Terus? Lagi ada masalah?"

"Bukan urusan lo" jawab Aldi yang berjalan menuju kursi yang tadi diduduki Dhila.

"Iya sih bukan urusan gue, tapi siapa tau gue bisa bantu lo yekan?" Dhila mengikuti Aldi dan duduk disebelahnya.

"Gue putus sama Muchfi" suara baritonnya terdengar sangat datar.

Dhila langsung terkejut ketika mendengar itu.

"Kok bisa?"

"Dia selingkuh, eh lebih tepatnya gue selingkuhan dia, hahah" kata Aldi sambil tertawa datar.

"Sakit Al?"

"Ngapain pake nanya? Jelas sakit lah, lebih sakit daripada lo yang putus sama Fariz waktu itu"

Dhila terdiam, ternyata ada orang yang jauh lebih sakit ketika putus ketimbang dirinya. Dhila pun mengeluarkan dua buah hansaplas, dan membukanya. Kemudian menyilangkan kedua hansaplas itu dan menempelkannya ke dada Aldi.

"Ngapain?" tanya Aldi

"Ngobatin luka hati lo"

"Ngga pake hansaplas juga kali neng, lagian lo pergi aja sanah, gue pengen sendiri"

"Iya sih, lo emang pengen sendiri, tapi dihati lo berharap gue tetep disini yekan?" Dhila berkata sambil tersenyum.

  "Kalo lo kayak gini ke gue karena kasihan atau karena pengen bales budi, mending ngga usah La"

  "Siapa yang kesian ke lo? Siapa juga yang pengen bales budi? Gue cuma pengen belajar nyembuhin luka dihati gue, dengan cara bantu orang lain nyembuhin luka dihatinya"

  "Gue lagi ngga percaya sama orang, sakit tau ngga sih dibohongin sama orang yang lo sayang. Dan asal lo tau, gue ngerti Muchfi jadiin gue selingkuhannya tuh dari orang yang ngirim gue E-mail ngasih gambar foto dia sama alamatnya. Mana gue ngga ngerti siapa yang ngirim lagi"

"Ada yang ngasih gambar ke lo?"

'Berarti tandanya, ada yang bocorin ini ke Aldi' batin Dhila

  "Males bahas gue, yang jelas gue benci banget sama Muchfi"

  "Jangan gitu, dulu lo deket banget sama dia, masa iya pas putus lo jadi musuhan, bertemen dong. Belajar memaafkan dan mengikhlaskan"

"Kalo ngomong emang gampang, coba lo diposisi gue"

Al & La [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang