BONCHAP

1K 56 23
                                        

    Dhila menatap pantulan dirinya dicermin besar seukuran tubuh. Long Dress tanpa lengan melekat pas ditubuhnya, tak lupa dengan sanggul yang tak terlalu besar berhiaskan melati membuat gadis itu tampak anggun. Dhila merasa semua ini seperti mimpi, dia teringat ketika pertama kali bertemu calon suaminya itu. Betapa dia sebal karena sikap percaya diri yang tinggi dan sok tampan nya Aldi, mengingat hal tersebut membuatnya tersenyum ditengah lamunannya mengingat masa lalu.

   "Hoi! mbak yang bakal nikah, ngapain disini?" Tanya seorang gadis menepuk pundak Dhila mengejutkannya.

   "Apaan sih lo Ma, ngagetin gue aja" Ucap Dhila sambil memegang dadanya.

  "Eh by the way. Selamat lohya buat mbak Natasha, aduh udah jadi mau halal aja sama oppa ganteng." Kata Alma menggoda sahabatnya.

  Dhila hanya tersenyum sembari menundukkan kepalanya karena malu. Dia benar-benar tidak pernah membayangkan hari ini.

  "Hai girls, ternyata kalian berdua disini toh." Lengkingan seseorang membuat kedua gadis yang ada diruangan itu menoleh kearahnya.

  "Hei Lin, kok tumben telat" Tanya Alma sembari duduk di sofa yang ada diruangan itu.

  "Iya nih, abis si Auzan telat bangun, mana anak gue dua-duanya rewel terus lagi. Kalian kan tau gue punya anak kembar." Ucap Erlin menjelaskan.

  "Ngomong-ngomong, rias penganten sama penata busananya pada kemana? Kok gak ada siapa-siapa? Cuma kita doing?" Lanjut Erlin bertanya.

  "Gue suruh keluar, habis gue nervous banget,mikirin ntar ijal-qobul. Belum ntar malem." Jawab Dhila.

Mereka sedikit terdiam cukup lama, hingga tiba-tiba Erlin mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya.

  "Nih biar ga nervous" Ucap Erlin sambil mengeluarkan benda sejenis parfum dan memberikannya kepada Dhila.

  "Apaan nih?Parfum?Ngejek gue lo?Gue juga punya kali." Kata Dhila tak terima.

  "Ini bukan sembarang parfum La, dulu gue juga dikasih ini sama Erlin. Dan hasilnya manjur" Sahut Alma.

  "Maksudnya?" Tanya Dhila tak mengerti.

   "Udah lo pake aja"

🍁🍁🍁

     Setelah acara ijab-qabul, Aldi dan Dhila berdiri menyapa para tamu yang hadir. TSenyum bahagia tak pernah lepas dari kedua pasangan itu. Sesekali mereka bercanda atau membalas ejekan dari teman atau rekan mereka yang hadir ke acaranya pernikahan mereka.

   "Hei Pengantin baru. Cepet nyusul ya jangan kelamaan" Ucap seseorang

   "Siap Sam, ngomong-ngomong udah hamil berapa bulan Much?" Tanya Dhila antusias.

   "Jalan 2 bulan La" Jawab Muchfi sambil mengelus perutnya yang sudah terlihat buncit.

   "Wah, bentar lagi jadi bapak lo Sam" Ucap Ikbal menimpali.

   "Iya lah jelas, mangkanya lo cepetan tuh halalin si Aurum, jangan fokus sama karir aja lo berdua" Jawab Sam.

   "Bentar lagi bakal sering bangun pagi lo baru tau rasa" Balas Ikbal tak mau kalah.

  "Eh, bangun pagi atau sering begadang demi ngurus anak itu suatu kenikmatan sebagai seorang ayah" Sahut Auzan yang disetujui oleh Fariz.

  "Betul tuh, dulu waktu anak gue baru lahir sampe umur 3 bulan tuh gue sering banget begadang, tapi disitulah letak dimana gue merasa sebagai ayah sejadi" Kata Fariz.

  "Tuh, buruan nyusul nikah tinggal lo sama tunangan lo tuh yang belum halal. Pacaran lebih lama dari gue tapi gue duluan yang nikah. Ya gak La?" Kata Aldi membuat wajah Ikbal Datar dan tak bersemangat.

  "Udah-udah jangan ngerubung gini masih banyak tamu yang ngantri" Kata Dhila menengahi.

🍁🍁🍁

   Dhila dan Aldi bergantian membersihkan diri setelah acara pernikahan selesai. Mereka berdua terlihat sangat lelah dan letih. Tubuh Dhila serasa remuk karena terlalu lama berdiri sambil mengenakan high heels dengan tinggi 7 cm. Gadis itu mengenakan piyama panjang berwarna pink dengan dihiasi animasi panda. Dhila teringat dengan parfum yang diberikan oleh Erlin kemudian menyemprotkannya sedikit ketubuhnya.

   Aldi keluar dari kamar mandi mengenakan pakaian piyama couple dengan Dhila hanya saja warna piyama yang dipakai Aldi berwarna biru dongker. Aldi berjalan sambil mengeringkan rambutnya. Gerakannya terhenti saat indra penciumannya menangkap semuah aroma yang sanagat harum dan menenangkan. Aldi menjemur handuk kemudian melangkah balcon kamarnya. Dia melihat istrinya sedang minum teh disana.

  Dhila merasakan sebuah tangan kekar melingkar dipinggangnya. Gadis itu tetap menyesap teh manis yang ibu mertuanya buatkan tadi.

  "Gak cape?" Tanya Aldi.

  "Jelas capek lah. Apalagi kaki aku nih pegel banget. Dan kamu tau hari ini hari pertama aku dapet tamu bulanan, pantes aja dari tadi perut aku sakit." Jawab Dhila.

  "Yaudah sinih kesini aku pijitin deh." Kata Aldi menarik Dhila untuk duduk di sofa panjang yang ada dikamarnya.

   Dhila hanya menurut saja dan duduk disofa yang ditunjuk Aldi. Gadis itu meluruskan kakinya diatas paha Aldi. Cowok itu dengan pelan dan telaten memijat pergelangan kaki wanita yang kini telah berstatus sebagai istrinya itu. Terkadang Dhila merubah ekspresi diwajahnya ketika dia merasakan sakit.

   "Udah enakan?" Tanya Aldi yang masih setia memijit kaki istrinya.

   "Udah mendingan" Jawab Dhila.

   "Yaudah tidur gih" Suruh Aldi.

   "Ngomong-ngomong, parfum kamu baru? Ngapain pake parfum malem-malem?" Lanjut Aldi bertanya.

   "Disuruh Erlin sama Alma" Kata Dhila sambil berbaring diatas kasur dan menarik selimut.

Kedua pasangan suami istri itu tidur dengan nyenyak karena terlalu lelah.

🍁🍁🍁

Kurang? 😓😓

Sorry typo bertebaran 😂

Jangan lupa vote and comment 😍

Hani 👸

Al & La [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang