Siang ini, rumah sakit Sumber Waras sangat ramai, terlihat beberapa perawat yang mondar mandir mengurus pasien yang dirawat karena kecelakaan. Benar, hari Senin ini sudah terjadi 4 kali kecelakaan. Termasuk ayah Aldi yang mengalami kecelakaan saat akan mengantar kamera miliknya.
Saat ini Aldi duduk disebuah kursi besi panjang yang berada didepan ruang UGD, Aldi menunggu sang ayah dan adiknya yang sedang ditangani dokter dan beberapa perawat yang terbaik dirumah sakit ini. Cowo itu menundukkan kepalanya ketika dia mengingat bahwa dirinyalah yang membuat ayahnya dan adiknya kecelakaan.
Jika saja tadi dia tidak memaksakan ayahnya untuk segera mengantarkan kameranya itu, jika saja tadi dia tidak lupa membawa kameranya itu, jika saja tadi dia mendengarkan apa kata kekasihnya untuk meminjam kamera milik sekolahnya itu, jika saja... Bukan dirinya penyebab kecelakaan ayah dan adiknya itu. Mata Aldi kini memanas ketika mengingat betapa bodoh dirinya itu. Aldi mendengar ibunya menangis karena khawatir. Mendengar itu, hati Aldi sangat sakit. Dia kembali mengingat jika kecelakaan yang menimpa ayah dan adiknya itu adalah kesalahannya.
Aldi merasakan sebuah tangan mungil yang hangat dan halus menyentuh telapak tangannya. Membuat Aldi mendongakkan kepalanya melihat seorang gadis yang terlihat tenang, namun masih terdapat raut khawatir disana. Melihat gadis itu hati Aldi sedikit tenang. Namun juga ada rasa penyesalan yang terselip dihatinya. Jika saja, dia mendengarkan kata-kata gadisnya itu. Mungkin saja saat ini ayahnya sedang bekerja dikantor dan adiknya sedang melaksanakan ulangan harian disekolahnya. Aldi menggenggam erat tangan mungil itu, memberi tahu gadis itu jika saat ini dia merasa menyesal.
Air mata Aldi yang dia tahan sejak tadi lolos begitu saja ketika mendengar dokter yang menangani ayah dan adiknya itu keluar dari ruang UGD.
"Kondisi Pak Ridho baik-baik saja kini kita tinggal menunggu kesadarannya pulih, hanya saja.." Dokter itu terdiam
"Hanya apa dok?" Tanya Bu Auliya atau ibunya Aldi.
"Anak ibu... Aldo harus segera kami pindahkan keruang ICU karena saat ini kondisinya kritis, seperti kata polisi yang menangani kecelakaan tadi. Anak ibu, Aldo, duduk dibelakang dan tidak menggunakan sabuk pengaman sehingga saat kecelakaan, kondisi Aldo lah yang paling parah." Kata dokter itu menjelaskan.
Aldi mendengar suara tangis ibunya mengeras dipelukan Aurum dan Kejora sahabatnya, membuat cowo itu juga ikut menangis. Tak lama setelah dokter itu menjelaskan kondisi Aldo, mereka yang berada disana melihat Aldo yang berbaring di tempat tidur dengan banyak alat yang menancap ditubuhnya. Aldo dipindahkan keruang ICU karena kritis.
Lagi-lagi air mata Aldi jatuh begitu saja karena melihat kondisi adiknya. Benar, kejadian itu adalah salahnya. Sepenuhnya salahnya. Dia seharusnya bertanggung jawab untuk kesalahannya itu. Jika saja, dia membiarkan ayahnya mengantar adiknya itu mungkin saja sore nanti dia bisa bermain play station dengan adiknya itu. Aldi terlalu berandai-andai, terlalu banyak membayangkan hingga tak sadar jika kenyataannya berbalik dari imajinasinya itu. Saat ini ayahnya masih belum sadar, dan adiknya kritis.
Aldi merasakan sebuah tubuh mungil merengkuh tubuhnya yang saat ini sedang rapuh. Menepuk punggungnya agar menenangkan dirinya saat ini. Aldi tidak bisa menahannya lagi. Dia membiarkan dirinya menangis dipelukan gadisnya ini, membiarkan kekasihnya itu mengetahui betapa rapuhnya dia saat ini.
"Udah Al, kamu harus tegar. Kita harus percaya sama Allah kalo Aldo sama Om Ridho bakal baik-baik aja Al, kamu harus kuat." Kata Dhila sambil memeluk Aldi.
Gadis itu merasakan tubuh Aldi bergetar karena menangis. Membiarkan seragam osisnya itu basah karena air mata kekasihnya itu. Dhila juga menangis, merasakan betapa takutnya Aldi. Dhila merasakan betapa sakitnya Aldi saat melihat ibunya menangis. Dhila tahu dan dia juga merasakan apa yang dirasakan kekasihnya itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Al & La [Completed]
Roman pour Adolescents#1 wattpadindo [21-06-2018] Cinta adalah tentang menerima dan membebaskan bukan menuntut dan mengekang Cinta bukan seberapa sering kamu bilang "aku cinta kamu" ke aku,, tapi seberapa banyak kamu bilang "aku cinta dia(aku)" ke orang lain-Dhila Membuk...