Dhila menjatuhkan tubuhnya kekasur empuk dikamarnya. Dia benar-benar lelah setelah seharian mengelilingi Kota Tua, mencari gudang lama untuk shooting film. Dia baru pulang dan sampai di rumahnya pukul 18.30 WIB.
Ketika Dhila mulai memejamkan matanya, iPhone berwarna rose gold miliknya berdering. Ada yang menelponnya, namun dia tidak tau siapa karena dari nomer tidak dikenal. Akhirnya dia menekan tombol telepon berwarna hijau.
'Halo? Maaf ini siapa ya? ' kata Dhila hati-hati
'Halo? Dhila kan? Aldi nih' sebuah suara bariton milik seseorang dari sebrang sana menyahut.
Dhila mengerutkan keningnya bingung dan bertanya-tanya dari mana Aldi mendapat nomernya.
'Halo?' kata Aldi lagi menyadarkan Dhila dari lamunannya
'Iya ini gue, ada apa Al?'
'Gini, daritadi gue telpon ke Aurum tapi ngga diangkat, terus mau ngabarin Erlin tapi ngga kenal, jadi gue ngabarin lo aja, sampein ke anggota teather yang lainnya, jadwal shooting mulai minggu depan oke. Terus besok kita mulai beresin gudang lama. Gue udah ijin sama yang punya gudangnya' kata Aldi panjang lebar
'Oke, nanti gue sampein. Btw lo dapet nomer gue dari siapa Al? Dari Fariz? Aurum? Atta? Idam?'
'Dari grup angkatan'
'Oo, yaudah, gue tutup ya, mau makan'
'Iya, bye'
Sambungan diputus oleh Aldi, entah mengapa jari-jari Dhila dengan cekatan langsung menyimpan nomer Aldi dikontaknya.
"Dhila makan, ditunggu mama sama papa, buruan" suara lembut milik kakak Dhila memanggilnya.
"Iya, bentar mau charger Hp dulu"
Dhila langsung turun dari kasur dan keluar kamar untuk bergabung makan malam dengan keluarganya. Namun, pikirannya sedikit terisi oleh Aldi. Entah bagaimana, Dhila juga tidak tahu.
🍁🍁🍁
Langit biru tak berawan dengan matahari yang bersinar terang menambah panas suasana siang itu. Beberapa anggota eskul teather dan eskul jurnalistik berkumpul disebuah gedung lama untuk membereskan tempat itu.
"Hatttchi, aduh gue alergi debu" kata Ata
"Halah, sama debu aja alergi" sahut Fakry
"Eh, ini sarang laba-labanya kita bersihin ato biarin aja? Kalo dibersihin kesian kan, nanti dia jadi gelandangan ngga punya rumah" tanya Nicta
"Biarin aja, biar ada kesan horror yang alami, ohiya La, tolong itu yang rak buku tua rada digeser dikit ya" kata Aurum
"Iya"
Dhila mulai menggeser rak tua itu, namun rasanya sangat sulit dan berat. Dia mencoba menggeser lagi dan ada seseorang yang membantunya untuk menggeser benda besar itu.
"Gue bantuin, tenang aja hehe" kata Aldi membantunya
Mereka pun menggeser benda itu bersama. Dan membuat nya menjadi lebih ringan. Dhila tersenyum kepada Aldi, entah mengapa ada sedikit perasaan aneh yang menyelinap dihatinya.
"Oke, udah bisa pulang deh, hfft, haus nih, sia Ikbal kemana sih katanya mau beli minuman" seru Erlin kehausan
"Minuman datang" seru Ikbal membawa 10 teh betol dan beberapa cemilan.
"Lama amat Bal" kata Aldi
"Iya, soalnya warung sembako yang deket sini tutup, jadi gue pake acara muter nyari Alfamart"
Dhila mengambil teh botol dan meminumnya, Air teh membasahi tenggorokan Dhila yang mengering.
"Udah selesai kan? Gue mau cabut balik ke rumah nih, mau tidur siang" kata Erlin pada yang lain.
"Sejak kapan lo suka tidur siang?" tanya Dhila
"Sejak tau kalo tidur siang itu bisa membantu meremajakan kulit" jawab Erlin
"Dih, dapet info dari mana lo?"
"Dari mbah google " kata Erlin sambil memainkan iPhone putihnya untuk mengabari Auzan agar menjemputnya.
Dhila menatap sekeliling gudang lama itu, bangunan tua yang entah kapan berdiri itu, masih terlihat cukup kokoh meskipun dindingnya mulai retak dan catnya mulai pudar.
"Ohiya Rum? Gue denger kemaren ada anak kelas 10 Mipa 1 nembak lo ya? Anak Osis bukan sih? Yang namanya Enggar?" kata Nicta memecah lamunan Dhila
"Lo ditembak cowo Rum? Kok kita ngga tau?" tanya Dhila
"Ngapain gue ngasih tau, orang dia gue tolak. Lagian masih kelas 10 udah playboy" jawab Aurum
"Playboy gimana?" tanya Erlin
"Masa kemaren dia nembak gue bareng sama dia nembak Dysa? Untung ngga gue terima. Soalnya sama si Dysa diterima tuh Enggar, dah ah gue pen makan laper" kata Aurum bangun dari duduknya
"Wah keren sekali"
"Dah cabut yu, betah amat sih digudang ke gini"
"Iya"
Mereka pun pergi meninggalkan tempat itu dan pergi ke tujuan masing-masing
🍁🍁🍁
Tbc yooo 😘
Sorry typo bertebaran 😂
Jangan lupa vote and comment 😍
Hani 👸
KAMU SEDANG MEMBACA
Al & La [Completed]
Teen Fiction#1 wattpadindo [21-06-2018] Cinta adalah tentang menerima dan membebaskan bukan menuntut dan mengekang Cinta bukan seberapa sering kamu bilang "aku cinta kamu" ke aku,, tapi seberapa banyak kamu bilang "aku cinta dia(aku)" ke orang lain-Dhila Membuk...