Dhila berlari kecil mengejar Aldi.
"Al? Woy tunggu gue" seru Dhila yang berada digerbang parkiran motor.
Aldi hanya berhenti berjalan dan menatap Dhila dengan wajah datar. Dhila pun memperlambat jalannya.
"Lo nggapapa?" tanya Dhila.
Tak ada jawaban dari Aldi, dia malah membalikkan badannya dan berjalan ketempat motornya terparkir. Dhila yang melihat itu langsung menyusul Aldi, entah takdir atau hanya kebetulan semata. Motor Aldi berada tepat disamping motor Dhila.
Dhila hanya mengamati wajah Aldi yang sudah duduk diatas motornya dan menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan.
"Mau temenin gue makan es pisang ijo ngga?" Aldi akhirnya mengeluarkan suara baritonnya, meskipun ada nada dingin disitu.
"Mau, kebetulan hari ini gue ngga ada les Al" kata Dhila bersemangat.
Aldi hanya melajukan motornya meninggalkan tempat parkir SMA Indonesia Bersatu dan dengan cepat Dhila menyusulnya mengendarai motor membelah jalanan kota.
🍁🍁🍁
Aldi dan Dhila sudah duduk berhadapan disebuah kursi kayu panjang. Dua mangkuk es pisang ijo dengan toping taburan kacang terlihat sangat menggiurkan, dan sangat cocok dimakan ketika suasana panas seperti sekarang ini.
Aldi dengan lahap memasukkan potongan-potongan pisang ke dalam mulutnya tanpa memperdulikan tatapan khawatir Dhila.
"Kalo ngga mau makan, jangan pesen, mubazir tuh es pisang ijonya cuma diaduk-aduk mulu sama lo" kata Aldi pada Dhila.
"Eh iya, gue makan kok"
Aldi tahu, Dhila sangat penasaran padanya tentang ceritanya dengan masa lalunya.
"Pipi lo masih sakit?"
"Uwah nga" jawab Dhila sambil mengunyah sehingga sulit ketika bicara.
"Hah? Uwah nga? Apaan sih?"
"Udah ngga"
"Ooh"
Mereka pun melanjutkan kegiatan makan mereka tanpa berbicara satu sama lain. Sebenarnya Aldi sangat tidak suka dengan suasana canggung.
"Lo ngga penasaran gimana cerita gue sama sahabat lo Aurum?" tanya Aldi.
"Penasaran sih, tapi gue takut kalo lo cerita ke gue yang ada ntar malah sakit hati lo nya" jawab Dhila hati-hati.
"Ngapain sakit hati, itu juga udah jadi masa lalu"
"Jadi? Gue boleh denger cerita lo nih? Soalnya selama ini gue penasaran apa yang udah dilakuin mantan gebetan Aurum sampe dia trauma, dan siapa mantan gebetannya itu. Eh ternyata lo"
Aldi diam, dia menarik nafasnya dalam, kemudian memejamkan matanya mencoba mengingat serpihan kejadian masa lalunya.
"Aurum itu temen gue dari TK, kita cuma misah waktu SD doang, dan kita ketemu lagi waktu SMP. Waktu itu gue ngga nyangka kalo dia Aurum, soalnya waktu TK dulu mukanya tuh jauh banget sama sekarang. Jadi rada pangling"
"Terus?"
"Gue akhirnya deket sama dia, gue sayang banget sama dia dan gue juga tau kalo dia sayang banget sama gue. Kita udah deket sekitar 2 tahun dan kemana-mana selalu bareng. Tapi entah kenapa gue baru sadar kalo rasa sayang gue ke dia itu ngga melebihi sahabat. Gue cuma ngerasa ketergantungan sama dia. Karena dari TK dia emang pahlawan gue, dia belain gue ketika diejek sama temen-temen gue, ya semacem guardian angel lah" kata Aldi panjang lebar
"Dan pada saat itu, dia nanya tentang status dia dimata gue. Gue bilang kita cuma sahabat, ngga lebih. Selain memang rasa sayang gue ke dia ngga melebihi sahabat, gue juga ngga mau kehilangan dia La, kalo gue pacaran sama dia, terus putus. Terus jadi musuh, gue masih belum sanggup. Dan ternyata ketika gue bilang kalo status dia cuma sahabat, dia malah ngejauh dari gue dan itu buat gue frustasi. Untung aja waktu kelas 9 dia udah mulai mau ngomong dan kita balik bertemen lagi, ya meskipun ngga sedeket dulu"
Aldi menghembuskan nafas kasarnya ketika selesai bercerita panjang pada Dhila. Kemudian menatap wajah Dhila yang sedang mengeluarkan ekspresi antusias dan penasaran. Aldi tersenyum melihat wajah Dhila yang seperti itu.
"Terus gue ngga nyangka kalo waktu dan aktivitas yang selama ini gue lakukan bareng Aurum ternyata bikin dia trauma. Dan gue ngga tau kalo Ikbal naksir Aurum, sampe bales dendam ke gue dengan ngasih foto Muchfi sama pacarnya. Sakit sih emang, tapi seharusnya tadi gue ngga marah ke Ikbal, harusnya tadi gue bilang makasih ke dia karena udah nunjukin orang yang ngga pantas nerima kasih sayang gue" Aldi mengeluarkan senyum kecut ketika berkata.
"Tapi lo, udah sedikit lega kan cerita gini ke gue? Ngga sakit hati kan?" tanya Dhila.
"Iya, ngga sakit ko" Aldi berkata sambil tersenyum.
"Emmm, gue boleh saran?" tanya Dhila sekali lagi dengan hati-hati.
"Boleh"
"Menurut gue, lo jangan benci ke Muchfi dan musuhan sama dia, karena bagaimana pun dia udah pernah mewarnai dan menghiasi hari-hari lo, ya meskipun dia hanya sebatas kasihan atau cuma rasa simpaty ke lo, tapi jangan lupa lo ngga boleh mendendam, harus maju dan berani memaafkan. Dan seengganya dia udah mengajarkan luka ke lo, kalo lo memaafkan dia berarti lo menjadi lebih dewasa Al. Ohiya satu lagi jangan trauma, banyak cewe yang naksir sama lo" kata Dhila sambil tersenyum.
"Cewe yang naksir gue, termasuk lo?" tanya Aldi menggoda Dhila.
"Dih, ge-er"
"Iya deh, makasih sarannya. Gue ngga akan trauma soalnya gue ngga suka terikat dengan masa lalu"
Aldi tersenyum pada Dhila. Dia merasa bebannya sedikit terangkat setelah bercerita pada Dhila. Dia juga senang ada yang menemaninya seperti saat ini.
"Btw, lo putus sama Fariz kenapa La?" tanya Aldi tiba-tiba.
"Eh, itu gara-gara Alma suka ke dia, sebelum gue pacaran sama Fariz. Jadi ya gue lepas buat Alma"
"Kok gitu? Emang ngga sayang sama Fariz?"
"Sayang lah, banget malah. Tapi gue ngga mau nyakitin sahabat gue Al, ohiya jangan bilang ke Fariz dulu ya, gue pengen deketin Fariz sama Alma"
"Iya, mau gue bantu?" tawar Aldi.
"Boleh" jawab Dhila sambil tersenyum.
🍁🍁🍁
Sejak kejadian itu Aldi dan Dhila semakin dekat, bahkan kadang Aldi sering menjahili Dhila ketika sedang berada di kantin atau di perpustakaan.
Aldi juga sudah memaafkan Muchfi bahkan Aldi mendoakan agar hubungan Muchfi dan Sam langgeng, dan terkadang Aldi dijadikan tempat curhat untuk Muchfi ketika sedang mendapat masalah atau sedang ribut dengan kekasihnya.
Dhila juga sudah mulai berteman dengan Muchfi, karena Muchfi dan genknya sudah meminta maaf atas kesalahpahaman mereka. Dia juga masih menjalankan misinya untuk mendekatkan Alma dengan Fariz.
Dhila dan Aldi merasa sangat bahagia karena berani memaafkan. Semakin hari mereka juga semakin dekat. Selain karena project pembuatan film antar ekskul, mereka terkadang juga sering bertemu diberbagai tempat. Dan mereka belum menyadari bahwa ada perasaan diantara mereka. entah itu hanya perasaan suka atau sudah mendekati sayang.
🍁🍁🍁
Tbc yooo 😘
Sorry typo bertebaran 😂
Jangan lupa vote and comments ya 😍
Hani 👸

KAMU SEDANG MEMBACA
Al & La [Completed]
Ficção Adolescente#1 wattpadindo [21-06-2018] Cinta adalah tentang menerima dan membebaskan bukan menuntut dan mengekang Cinta bukan seberapa sering kamu bilang "aku cinta kamu" ke aku,, tapi seberapa banyak kamu bilang "aku cinta dia(aku)" ke orang lain-Dhila Membuk...