Tekan🌟Sebelum baca ya guys
☆Happy Reading☆
***
"CALUM!" Harry berteriak memanggil Calum. Berlari memasuki rumahnya dengan langkah tergesa.
Calum menghampiri Harry. Wajahnya pucat pasi saat sorot tajam manik hijau di depannya terasa menghunus dirinya begitu dalam. "H-Harry."
"DIMANA ELENA?!" Teriaknya murka. Calum menutup matanya rapat. Jantungnya berdegup kencang, melihat Harry yang seperti ini. Membuat ia merasakan atmosfer yang berbeda, begitu mencekam.
"Louis. Louis yang telah membawa Elena pergi. Dia... seorang penghianat." Calum berucap cepat. Menyerahkan kertas yang berada di tangannya kepada Harry.
Harry membaca deretan kata demi kata singkat pada kertas di tangannya. Maniknya meredup. "Sean. Pria itu benar-benar sialan!" Harry berucap murka. Tangannya meremas kertas itu dengan begitu kuat. Hingga tak berbentuk.
"Apa yang harus kita lakukan, Harry?" Calum bertanya. Ia juga panik dan cemas kepada Elena.
Harry mengedik. "Aku tidak tau. Kita cari mereka, bila perlu~ kita sisir semua wilayah London."
"London~ kota yang sangat luas, Harry." Calum berucap pelan.
"AKU TIDAK PEDULI!"
Hailee tiba-tiba berlari dan menghampiri Calum dan Harry. Napas gadis itu terengah. Wajahnya memerah dengan keringat yang mengalir deras dari pelipisnya.
"Louis. Aku tau dimana dia." Ucapnya masih terengah.
Harry dan Calum memusatkan atensitas mereka kepada gadis itu. Menatapnya penasaran dan penuh harap. "Kau yakin?" Harry bertanya. Menunggu jawaban Hailee dengan begitu tidak sabaran.
"Sangat. Aku menyimpan alat pelacak pada mobil milik Louis."
Calum menyernyit. "Kenapa kau melakukan hal itu?"
"Louis sepupuku. Aku tau jika sesuatu yang tidak beres terjadi padanya beberapa hari belakangan ini." Hailee menjelaskan.
"Baiklah. Ayo kita cari mereka. Tidak perlu membuang waktu dengan obrolan tak berguna seperti ini."
Hailee mendengus kesal. Sudah di bantu, bukannya berterima kasih atau apa. Tapi Harry masih saja memerintah dirinya se-enak jidat.
"KENAPA KALIAN DIAM?! AYO!"
Hailee dan Calum tersentak.
Mereka memegang dadanya karena terkejut. Menatap wajah murka Harry. Hailee dan Calum akhirnya mengangguk.
Karena Harry, sangat menyeramkan ketika sedang marah seperti saat ini. "Baiklah. Ayo."
***
Louis meringis. Tangannya sakit karena sebuah tali yang melilit pergelangan tangannya begitu kuat. Bahkan, kini posisi Louis tergantung dengan tangan di atas kepala. Kakinya tidak menapak lantai, hal itu membuat pergelangan tangannya semakin nyeri karena menahan bobot tubuhnya.
Elena. Gadis cantik itu berada di depannya. Diikat di sebuah kursi dengan mulut yang di sumpal kain.
"Maafkan aku, Elena. Ini semua karena kesalahanku. Tidak seharusnya aku mengorbankan dirimu." Louis berucap lirih. Menatap manik biru Elena sendu.
Elena menggeleng. Manik birunya menyorot hangat. Mencoba menyampaikan pada Louis, jika ia baik-baik saja dan tidak menyesal karena telah membantunya.
"Dan~ terima kasih, Elena. Karenamu, adik-adikku selamat."
Tepukan tangan terdengar nyaring. Disusul sebuah gelak tawa yang menghiasi ruangan minim cahaya yang kini mereka tempati.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCARED [ Harbara ]
FanfictionHarry Styles, Seorang CEO di sebuah perusahan terbesar di Inggris. Ia, begitu terobsesi dengan seorang gadis cantik, yang memiliki manik berwarna biru indah. Gadis yang di temuinya di sebuah acara pelelangan ilegal. Gadis itu di lelang, di-ikat diat...