Tekan☆Sebelum baca ya guys
Happy Reading!
***
Elena meringis. Ia berusaha mengatur napasnya yang mulai tak beraturan. Kehamilannya sudah menginjak usia sembilan bulan lebih dua hari.
Dokter bilang, Elena akan melahirkan satu minggu lagi. Namun prediksi seorang dokter bukanlah takdir, karena saat ini. Perut Elena terasa sangat mulas dan sakit.
Tidak ada Harry. Pria itu sedang ke kantor. Harry sangat jarang ke kantor, ia akan pergi jika memang benar-benar ada sesuatu yang mendesak saja.
"CALUM!!" Elena berteriak dari dalam kamarnya.
Turun dari atas ranjang, kakinya melangkah tertatih mencari seseorang yang dapat ia mintai bantuan. "HAILEE! CALUM!"
Ia terus berjalan, memanggil Calum dan Hailee yang tidak mendapatkan respon sama sekali. Kemana perginya dua sejoli itu.
Satu tangan gadis itu memegang perut besarnya. Keringat sebesar biji jagung mengalir melewati pelipisnya. Tubuh Elena kian pucat dan lemas. "Siapapun, tolong aku!"
Suaranya kian lemah, kakinya ia paksakan melangkah semakin jauh. Mencari salah satu penghuni rumah besar ini.
Ponsel.
Akh! Ia melupakan ponselnya, Elena meninggalkan ponselnya di dalam kamar.
Ia berbalik. Ingin kembali ke kamarnya dan menghubungi Harry.
Namun... BRUUKKK!
Tubuhnya terjatuh dengan posisi duduk. Elena mengerang kesakitan sambil memegangi perutnya. Airmata sudah mengalir dari pelupuk matanya.
Cairan itu terasa mengalir melalui pahanya. Hangat.
Elena menunduk. Cairan putih... Apa itu air ketuban.
Elena mulai terisak.
Segala pikiran buruk mulai berdatangan menghampiri pikirannya. Elena takut. Bagaimana jika tidak ada yang menolong-nya, nyawa ia dan anaknya akan dalam bahaya.
Bagaimana jika dia mati dengan Baby nya yang masih di dalam kandungan. Tidak! Elena tidak mau mati dengan cara seperti itu. Ia tidak mau mati lalu menjadi sosok hantu~ Kuntilanak misalnya.
"Akh!" Ringisannya kian kuat. Perutnya semakin sakit, ingin berteriak pun ia tak mampu. Elena terlalu lemas dan letih.
"Astaga, Elena!"
Suara pekikkan Harry membuat gadis itu bernafas lega. Ia semakin terisak dengan kedua tangan terulur kepada Harry. "Sakit..." Tangisnya pada sang suami.
Harry menghampirinya. Lalu membawa tubuh Elena ke dalam gendongannya. "Maaf, Sayang. Tidak seharusnya aku meninggalkanmu sendirian di rumah."
Elena tidak menyahut penuturan Harry. Ia masih fokus menetralisir rasa sakit pada perutnya. "Sakit sekali, Harry~"
Sampai di dalam mobil. Harry menancap gas bagai orang kesetanan. Ia tidak berfikir, bagaimana jika mereka justru mengalami kecelakaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCARED [ Harbara ]
FanfictionHarry Styles, Seorang CEO di sebuah perusahan terbesar di Inggris. Ia, begitu terobsesi dengan seorang gadis cantik, yang memiliki manik berwarna biru indah. Gadis yang di temuinya di sebuah acara pelelangan ilegal. Gadis itu di lelang, di-ikat diat...